Kumpulan Kutipan RA Kartini tentang Perempuan, Cinta dan Pendidikan

Kumpulan Kutipan RA Kartini tentang Perempuan, Cinta dan Pendidikan

Albert Benjamin Febrian Purba - detikJatim
Sabtu, 20 Apr 2024 20:02 WIB
Gambar dan caption untuk Hari Kartini 2022
Ilustrasi Hari Kartini (Foto: Dok. iStock, Canva, Detikcom)
Surabaya -

Setiap 21 April, Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati Raden Ajeng (RA) Kartini. Ia adalah pahlawan nasional yang berjuang keras untuk hak-hak perempuan dan pendidikan pada abad ke-19.

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964. Pada waktu yang sama, Presiden Soekarno menetapkan 21 April, tanggal lahir Kartini, sebagai Hari Kartini yang masih dirayakan hingga sekarang.

Selama hidupnya, Kartini rajin menulis surat kepada teman-temannya di Belanda. Isi pesan-pesan tersebut telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak wanita, mendorong mereka untuk mengejar impian dan aspirasi dengan tekad yang kuat. Berikut beberapa kutipan dari RA Kartini mengenai perempuan, cinta, hingga pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kutipan RA Kartini tentang Perempuan

  1. Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.
  2. Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lalu bahkan juga sampai saat ini adalah hidup selaras bersama laki-laki.
  3. Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya.
  4. Adalah suatu pertolongan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki jika perempuan berbudi tinggi dan terpelajar.
  5. Ketidaksetaraan perempuan ini akibat dari dibatasinya akses perempuan untuk memperoleh pengetahuan sehingga perempuan menjadi bodoh. Sehingga cara satu-satunya adalah perempuan harus sekolah.
  6. Dan gadis-gadis terutama sangat susah hidupnya, karena mereka telah berada di tempat di mana alam setiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, apabila perempuan harus tinggal dengan damai serumah dengan madunya?
  7. Untuk sementara didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa harus dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di antara bangsanya.
  8. Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan harus memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah dengan tenang orang mengatakan 'keadaan mereka baik' kalau orang melihat dan mengetahui semuanya, yang telah kami lihat dan kami ketahui itu?
  9. Kami anak-anak perempuan tidak boleh mempunyai pendapat, kami harus menerima dan menyetujui serta mengamini semua yang dianggap baik oleh orang lain.
  10. Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang antara raga yang tangguh, namun hati senantiasa patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap tempat ada empu yang dikodratkan dan dipantaskan.
  11. Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama bekerja mengubah keadaan yang tak terderita ini.
  12. Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki.
  13. Ketidaksetaraan inilah yang menyebabkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi.
  14. Pendidikan untuk wanita sangat penting dalam konteks mendukung perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi kalau salah kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, berarti sama saja dengan membodoh lagi.
  15. Tidak perlu penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak dapat pesat, apabila dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap waktu kemajuan perempuan itu ternyata merupakan faktor penting dalam peradaban bangsa.
  16. Angkatan muda, tiada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri dapat berbuat sesuatu untuk memajukan, meningkatkan derajat bangsa kami. Tetapi apabila kami bersatu, mempersatukan kekuatan kami, bekerja bersama-sama, maka hasil usaha kami akan lebih besar. Bersatu kita kukuh dan berkuasa.
  17. Kita harus hidup bersama-sama dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kita ialah membuat hidup lebih indah.
  18. Saya akan mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling memandang sebagai makhluk yang sama. Saya akan memberikan pendidikan yang sama kepada mereka, tentu saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, saya bermaksud akan menghapuskan batas yang menggelikan antara laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian cermatnya.
  19. Dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu.

Kutipan RA Kartini tentang Cinta

  1. Bagaimana mungkin seorang pria dan wanita dapat mencintai satu dengan yang lain ketika mereka baru berjumpa pertama kali dalam kehidupan ini setelah mereka terikat dalam pernikahan?
  2. Kita berharap untuk dicintai--bukan ditakuti.
  3. Tiada hal yang lebih indah selain dapat menerbitkan senyum di wajah mereka yang kita cinta.
  4. Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti.
  5. Betapa ganjil telah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak mau dipaksa, tidak mau diikat dimana pun juga. Datang tanpa diundang, tidak disangka-sangka. Dan dengan sepatah kata saja, tetapi sepatah kata yang menjenguk jauh ke dalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang sampai sekarang belum mengenal dengan ikatan-ikatan erat!
  6. Harta paling suci di dunia ialah hati laki-laki yang luhur.
  7. Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia.
  8. Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seseorang yang lebih baik darimu.

Kutipan RA Kartini tentang Pendidikan

  1. Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga pendidik budi pekerti.
  2. Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkannya secara jelas kepada murid-murid.
  3. Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi harus sama-sama dimajukan.
  4. Dan terhadap pendidikan itu janganlah hanya akal yang dipertajam, tetapi budi pun harus dipertinggi.
  5. Pandai itu tidak merupakan kebahagiaan untuk setiap orang. Celakalah apabila orang dapat berpikir tetapi tidak boleh; apabila orang dapat merasa, mampu dan mau, tetapi tidak boleh. Lebih baik tetap bodoh saja.
  6. Jika kita tidak mencari pengetahuan, maka hidup kita tidak akan bahagia dan kehidupan kita akan semakin mundur.
  7. Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim dengan paham yang keliru tentang benar dan salah, tentang baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk sesuatu yang kekal.
  8. Para lanjut usia, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa semua yang sekarang sudah tua, juga pernah baru.
  9. Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.
  10. Tahukah engkau semboyanku? Aku Mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku Mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung.
  11. Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.
  12. Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?
  13. Rampaslah semua harta benda saya, asalkan jangan pena saya.
  14. Pendidikan sekolah bagi anak-anak pada waktu sekarang merupakan hal yang biasa sekali, tetapi kalau jumlah anak mencapai 25 orang, bagaimana mungkin pendidikan yang sebaik-baiknya itu dapat diusahakan bagi mereka semua? Orang tidak berhak melahirkan anak apabila dia tidak mampu menghidupinya.
  15. Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka ada di tangan kita! Kiranya demikianlah semboyan kebanyakan pembesar. Mereka tidak suka melihat orang-orang lain juga menginginkan pengetahuan dan kemajuan.

Dari kumpulan kutipan RA Kartini tentang perempuan, cinta, hingga pendidikan ini, rakyat Indonesia dapat merasakan kekuatan dan inspirasi yang terus mengalir dari seorang pahlawan yang gigih berjuang untuk hak-hak perempuan dan pendidikan. Semoga bermanfaat dan selamat Hari Kartini, detikers!

ADVERTISEMENT

Artikel ini ditulis oleh Albert Benjamin Febrian Purba, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads