Puluhan Warga Candipuro Lumajang Mengungsi Imbas Banjir Lahar Dingin Semeru

Puluhan Warga Candipuro Lumajang Mengungsi Imbas Banjir Lahar Dingin Semeru

Nur Hadi Wicaksono - detikJatim
Jumat, 19 Apr 2024 00:12 WIB
Warga kecamatan Candipuro, Lumajang yang mengungsi ke Balai Desa Jarit imbas banjir lahar dingin Semeru.
Warga kecamatan Candipuro, Lumajang yang mengungsi ke Balai Desa Jarit imbas banjir lahar dingin Semeru. (Foto: Nur Hadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang -

Setidaknya ada 50 warga di Kecamatan Candipuro, Lumajang mengungsi dari rumah masing-masing ke Balai Desa imbas banjir lahar dingin Semeru yang melanda sejumlah daerah aliran sungai (DAS). Tidak hanya ke balai desa, sebagian lain warga mengungsi ke rumah kerabat maupun ke lokasi aman dari banjir lahar dingin.

Pantauan detikJatim, sejumlah warga mengungsi di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Mereka telah berada di pendapa desa untuk bermalam menghindari banjir lahar dingin susulan.

Salah satu warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro bernama Widi mengatakan dirinya memilih mengungsi ke balai desa Jarit karena menganggapnya lebih aman daripada bermalam di rumahnya sendiri yang dekat dengan DAS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, mengungsi ke sini soalnya lebih aman. Sudah banyak yang mengungsi. Tapi nggak semuanya di sini," kata Widi saat ditemui detikJatim di lokasi, Kamis (18/4/2024) malam.

Kepala Desa Jarit, Novita Sukristiwati mengatakan setidaknya ada 50 warga di Kecamatan Candipuro yang mengungsi ke balai desanya. Menurutnya, tidak semua warga yang mengungsi berasal dari Desa Jarit.

ADVERTISEMENT

"Di sini sekarang terdata kurang lebih 50 orang. Informasi yang saya dapat, selain mengungsi ke sini warga juga mengungsi dan menginap di rumah saudara mereka yang jauh dari daerah aliran sungai. Situasi sekarang mulai Pronojiwo itu seluruh DAS kena banjir, jumlah pengungsi mungkin cukup banyak," katanya.

Sayangnya, Novita mengaku dirinya belum bisa mendapatkan kepastian soal data pengungsi maupun dampak banjir lahar dingin yang melanda di kawasan desanya maupun di Kecamatan Candipuro.

"Kami hanya memastikan bisa membantu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan para pengungsi di balai desa ini. Seperti matras untuk alas tidur, juga selimut, kami sedang berupaya menyiapkan," ujarnya.

Salah satu imbas aliran banjir lahar dingin Semeru dengan debit aliran banjir yang sangat deras adalah putusnya Jembatan Gondoruso yang merupakan penghubung 2 desa di Kecamatan Pasirian.

"Jembatan putus. Gondoruso jembatan sudah putus. Yang selatan, yang selatan sudah putus," demikian seru warga dalam sebuah video amatir warga yang menggambarkan derasnya aliran banjir lahar dingin dilihat detikJatim Kamis malam.

Kasubbag Humas Polres Lumajang Ipda Sugiarto membenarkan tentang putusnya Jembatan Gondoruso imbas derasnya aliran banjir lahar dingin yang melanda sejumlah daerah aliran sungai di Lumajang.

"Jembatan Gondoruso terputus akibat luapan banjir lahar dingin di DAS Besuk Kobokan," kata Sugiarto saat dikonfirmasi detikJatim pada Kamis malam.

Perlu diketahui, Jembatan Gondoruso adalah jembatan yang berada di Kecamatan Pasirian. Putusnya jembatan ini mengakibatkan terputusnya pula akses 2 desa di kecamatan tersebut, yakni Desa Gondoruso dan Desa Pasirian.

Banjir lahar dingin Semeru melanda sejumlah kawasan daerah aliran sungai (DAS) di Lumajang sejak Kamis petang imbas hujan deras sejak Kamis petang. Hujan bahkan belum reda hingga pukul 23.30 WIB meski intensitasnya sudah berkurang.

Sejumlah DAS di Lumajang yang diterjang banjir lahar dingin Semeru itu adalah DAS Besuk Kobokan, Besuk Sat, Pronojiwo, Supit Urang dan sejumlah area terdekat lainnya. Banjir lahar dingin ini sempat disebut merendam destinasi Wisata Alam Tirtosari View namun informasi itu belakang disebut tidak benar.

"Amaks getaran banjir yang terekam sudah overscale karena curah hujan yang sangat tinggi disertai angin. Sebagian Warga Supit Urang sudah mengungsi mandiri karena debit air terus naik," ujar Sugiarto.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads