Adu jotos terjadi di tengah kemacetan arus balik Lebaran 2024 di Jalan Raya Jurusan Babat-Boureno, Bojonegoro pada Minggu (14/4) sore. Baku hantam itu melibatkan kru Bus Margo Joyo jurusan Bojonegoro-Surabaya bernopol S 7913 UA dengan seorang pengendara Toyota Avanza yang identitasnya belum diketahui.
Bukan hanya menjadi tontonan, salah seorang pengguna jalan merekam peristiwa itu dalam sebuah video dan mengunggahnya hingga viral di media sosial. Belakangan diketahui pada saat kejadian berlangsung seorang perwira menengah Polri mantan Kapolres Bojonegoro kebetulan berada di lokasi dan turut melerai adu jotos itu.
Seperti dilihat detikJatim, di dalam video berdurasi 21 detik yang viral di medsos terlihat setidaknya ada 3 orang pria yang terlibat adu jotos. Pengunggah video itu memberi keterangan bahwa peristiwa ini itu terjadi pada Minggu sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Lantas Polres Bojonegoro AKP Anjar Rahmad Putra mengatakan adu jotos itu terjadi setelah kru bus Margo Joyo cekcok dengan pengendara Avanza. Pemicunya, bus yang melaju dari Bojonegoro arah ke Surabaya tidak diberi jalan oleh pengemudi Avanza saat berupaya menerobos macet dengan melaju di jalur berlawanan.
"Kronologi awal, bus Margo Joyo melaju dari Bojonegoro ke Surabaya. Hingga bus tiba di perbatasan Bojonegoro-Lamongan persisnya di Boureno mau mendahului atau ngeblong (melawan arus) tetapi tidak dikasih jalan sehingga terjadi perkelahian," ujar Anjar kepada detikJatim, Senin (15/4/2024).
Pada saat perkelahian terjadi, kebetulan mantan Kapolres Bojonegoro Kombes Budi Hendrawan berada di lokasi kejadian. Perwira polisi yang kini berdinas di Mabes Polri itu seketika turun dari mobilnya yang berada tepat di depan mobil Avanza yang pengemudinya terlibat baku hantam.
"Aku lagi nyetir, akhirnya turun sampai nggak sempat mikir mobilku sing nggak tak tutup pintune. Padahal ada anak-anak dan istri di dalam. Aku coba melerai dengan menarik mundur salah satu kru bus yang memprovokasi dan ngancam sopir Avanza," kata Budi kepada detikJatim.
Namun, situasi di tengah kemacetan itu semakin panas. Budi kemudian membuka identitasnya sebagai polisi dan mewanti-wanti kedua belah pihak agar berhenti bertengkar atau akan dibawa ke kantor polisi. Dia juga sempat meminta sopir bus yang masih berada di depan setir untuk melerai krunya. Tapi sopir bus itu malah tertawa.
![]() |
"Tapi saking podo panase akhirnya mereka gelut. Dibantu orang lain juga akhirnya dipisah mereka. Aku akhirnya juga ngomong kalau polisi, terus tak omongi 'berhenti atau tak bawa ke kantor polisi!'" Ujarnya mengulangi ucapannya kepada kru bus Margo Joyo dan sopir Avanza.
Budi pun mengungkapkan siapa yang menjadi biang kerok adu jotos di tengah kemacetan arus balik Lebaran di ruas jalan Babat-Bojonegoro itu. Menurutnya, yang memprovokasi perkelahian itu adalah kernet Bus Margo Joyo.
"Sing salah kernet bus. Soale ngamuk-ngamuk provokasi pengendara Avanza," kata Budi.
Dia pun menceritakan bagaimana awal mula bus tersebut hendak menerobos kemacetan dengan mengambil jalur berlawanan untuk mendahului kendaraan yang ada di depannya. Tapi jarak dengan bus lain sudah terlalu dekat, bus Margo Joyo ini bermaksud kembali ke jalurnya tapi tak diberi jalan oleh pengemudi Avanza hitam.
"Bus Margo Joyo ini ngeblong. Dari arah timur ada bis lain yang jaraknya sudah dekat sampai berhenti. Sehingga bus yang ngeblong ini mau kembali ke jalurnya minta akses jalan ke Avanza di belakang mobilku, tapi nggak dikasih. Padahal bis sudah posisi hampir melintang. Kepala bus masuk ke jalur kiri," terang Budi.
Setelah itulah Budi melihat kernet Bus Margo Joyo itu turun dari bus lalu mendatangi mobil Avanza hitam yang ada di belakangnya. Pria itu menggedor-gedor mobil Avanza itu hingga terjadi adu mulut.
"Kayaknya kecewa, kru bis turun gedor-gedor mobil Avanza sampai terjadi adu mulut," kata Budi
Setelah peristiwa adu jotos itu kru bus Margo Joyo dan sopir Avanza itu melanjutkan perjalanan. Avanza itu ke arah Jembatan Cincin, Tuban sedangkan Bus Margo Joyo melanjutkan perjalanan ke Jalan Raya Babat-Lamongan. Budi kembali melihat sopir bus itu berulah lagi dengan melawan arus berupaya menembus macet.
"Avanza ke Jembatan Cincin Tuban, Bus Margo ke arah timur. Ya Allah, yo ngeblong maneh (ya melawan arus lagi) tak lihat dari belakang pas jalan di jalur Babat-Lamongan," ujar Budi.
Pengakuan kru bus Margo Joyo soal adu jotos di tengah macet Bojonegoro. Baca di halaman selanjutnya.
Imbas adu jotos di Jalan Raya Babat-Boureno, Bojonegoro yang viral itu ketiga kru Bus Margo Joyo itu telah dipanggil ke kantor polisi. Ketiganya terdiri dari seorang kondektur, seorang kernet, dan sopir bus.
Ketiganya telah menjalani pemeriksaan di Kantor Satlantas Polres Bojonegoro dan menyampaikan alasan mengapa mereka nekat melawan arus untuk menerobos antrean kendaraan hingga cekcok dan adu jotos dengan pengemudi Toyota Avanza.
Kanit Gakkum Polres Bojonegoro Ipda Septian mengatakan bahwa sopir bus Agus Pujianto (26) yang merupakan warga Desa Kedangdowo, RT 01, RW 02, Kecamatan Jepon, Blora mengaku saat adu jotos dengan pengendara Avanza terjadi dirinya duduk di balik kemudi bus.
Sementara Vida Ababil Romadhoni, kondektur bus asal Desa Plesungan, RT 17, RW 02, Kecamatan Kapas mengaku turun dari bus untuk melerai kernetnya yang bertengkar dengan sopir Avanza.
Sang kernet Arip Sugianto (26) yang merupakan warga Desa Sumberaji, RT 02, RW 05, Kecamatan Sukodadi, Lamongan pun mengakui dirinya mendatangi mobil Avanza lalu terlibat cekcok dan adu jotos dengan pengemudinya.
"Kalau saat kami periksa mereka ngakunya sopir bus duduk di kemudi, kernet turun cekcok dan berkelahi dengan sopir Avanza, sedangkan kondekturnya sudah berupaya melerai bersama pengendara lain bahkan ngaku sempat kena jotos tapi lupa siapa yang memukul," kata Septian kepada detikJatim.
![]() |
Atas perbuatan mereka di jalan raya polisi menerapkan tilang terhadap bus. Selain itu polisi tengah koordinasi soal sanksi lanjutan. Polisi tak segan mencabut izin trayek bila peristiwa itu terjadi lagi.
"Tadi kami juga melakukan teguran dan pembinaan kepada pihak PO busnya agar kru bus tidak melakukan hal-hal tidak terpuji dan merugikan orang lain atau diri sendiri di jalan. Kalau masih nekat maka kami akan koordinasi dengan dinas terkait untuk cabut izin trayek," ujar Septian.
Adapun alasan sopir bus Margo Joyo itu nekat ngeblong saat jalanan macet karena pada saat itu dirinya sedang mengejar waktu dan kalau terlambat tiba di terminal atau tidak sesuai jam maka akan kena sanksi.
"Kalau saya tanya sopirnya itu memaksa ngeblong karena kejar waktu jalan. Supaya bisa sesuai jadwal tiba di terminal akhir. Kalau nggak bisa tiba sesuai waktu akan kena sanksi nggak bisa jalan lagi ke rute selanjutnya," pungkas Kanit Septian.
Tidak hanya menjalani pemeriksaan, Septian mengatakan bahwa ketiga kru bus itu juga sudah menjalani tes urine. Hasil tes urine terhadap ketiganya telah keluar dengan hasil negatif.
"Pemeriksaan selesai dan tadi sudah pulang. Untuk tes urine hasilnya negatif," ujar Septian.