Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tulungagung terus mengalami peningkatan hingga menembus 393 pasien. Bahkan, angka kasus kematian menduduki peringkat tiga di Jawa Timur.
Sekretaris Daerah (Sekda) Tulungagung Tri Hariadi mengatakan, hingga saat ini, 393 kasus DBD ditemukan selama periode Januari hingga awal April 2024. Sedangkan angka kematian yang terjadi mencapai sembilan orang.
"Total yang meninggal dunia sembilan orang, Tulungagung peringkat tiga untuk kematian akibat DBD," kata Tri Hariadi, Senin (8/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan 393 kasus selama 3,5 bulan tersebut telah melampaui jumlah kasus selama satu tahun di 2023 yang hanya 206 kasus. Sedangkan data dari dinas kesehatan setempat, lonjakan kasus DBD akan mencapai puncaknya pada April.
"Ini terlibat dua minggu di bulan April ini saja sudah ada 52 kasus, kalau satu bulan pasti lebih tinggi," imbuhnya.
Tri menambahkan, jumlah kasus DBD terbanyak tahun ini berada di daerah padat penduduk, yakni di Kecamatan Boyolangu, Sumbergempol, Kedungwaru dan Kecamatan Ngunut.
Untuk menanggulangi kasus demam berdarah ini, pemerintah daerah melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh kecamatan. Harapannya, angka penyebaran kasus dapat ditekan semaksimal mungkin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Kasil Rohmat menyebut, upaya PSN tersebut tampaknya tak berjalan maksimal. Saat melakukan peninjauan di sejumlah lokasi, justru ditemukan kesalahan prosedur pelaksanaan. Masyarakat justru fokus pada upaya pembersihan lingkungan dengan menyapu atau mencabut rumput.
"Seharusnya kalau PSN itu yang dibersihkan tampungan-tampungan air, wadah dan plastik yang bisa digenangi air, dikubur atau ditengkurapkan. Agar tidak digunakan untuk perkembangbiakan nyamuk," kata Kasil Rohmat.
(hil/iwd)