Awak Bus di Mojokerto Dites Kesehatan, Banyak Sopir Darah Tinggi

Awak Bus di Mojokerto Dites Kesehatan, Banyak Sopir Darah Tinggi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 04 Apr 2024 17:35 WIB
Pemeriksaan kesehatan sopir bus di Terminal Kertajaya Mojokerto
Pemeriksaan kesehatan sopir bus di Terminal Kertajaya Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Satreskoba Polres Mojokerto Kota bekerja sama dengan BNNK, Dishub dan Dinkes menggelar pemeriksaan kesehatan dan tes urine terhadap awak bus. Dalam pemeriksaan di Terminal Kertajaya itu, banyak sopir bus yang mengalami darah tinggi.

Pemeriksaan menyasar bus antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun bus Trans Jatim. Khusus bus AKDP, petugas dari Dishub Jatim mengecek kelaikan setiap armada. Mulai dari ban, rem, kipas kaca, klakson, lampu utama sampai lampu sein.

Sedangkan petugas Satreskoba dan BNNK Mojokerto mengarahkan para sopir, kondektur dan kernet bus menjalani tes urine di Terminal Kertajaya. Setelah dites urine, mereka lantas menjalani pemeriksaan kesehatan yang dilayani tim dari Dinkes Kota Mojokerto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plh Kasat Reskoba Polres Mojokerto Kota Iptu Suparlan mengatakan tes urine menyasar 43 orang. Terdiri dari 20 sopir bus dan 23 kernet dan kondektur. Hasilnya, 42 orang dinyatakan negatif dari narkoba.

"Satu orang tidak dites urine karena usai mengonsumsi obat pilek. Kami tidak bisa melakukan tes urine karena akan berpengaruh pada hasilnya," terangnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (4/4/2024).

ADVERTISEMENT

Suparlan menjelaskan, tes urine terhadap awak bus salah satu upaya menjamin keselamatan masyarakat yang mudik menggunakan bus. Sebab sopir bus yang mengonsumsi narkoba berisiko tinggi memicu kecelakaan lalu lintas.

"Saat orang konsumsi narkoba, otomatis kesadaran menurun sehingga membahayakan penumpang maupun pengendara lainnya," jelasnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Mojokerto drg Citra Mayangsari memaparkan banyak sopir bus yang menderita darah tinggi (Darting). Ia merinci, dari 34 orang yang diperiksa kesehatannya, 12 orang mempunyai tensi sistolik 150-160 mmHg.

Tidak hanya itu, juga ditemukan 5 sopir bus yang gula darahnya tinggi karena di atas 200 mg/dL. Sedangkan sopir bus yang kolesterolnya tinggi di atas 200 mg/dL hanya 2 orang. Temuan ini akan ia tindaklanjuti bersama Dishub Jatim untuk sosialisasi kepada para sopir bus agar rutin menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Tensi tinggi bahaya untuk driver. Efek darah tinggi macam-macam, kalau tidak pernah diobati bisa terjadi stroke atau serangan jantung saat berkendara," tegasnya.

Kasi Dalops UPT P3 LLAJ Mojokerto Dishub Jatim Akhmad Yazid menuturkan, semua bus AKDP yang transit di Terminal Kertajaya dinyatakan laik jalan. Pihaknya hanya menemukan 1 bus yang masih bandel menggunakan klakson telolet atau basuri. Padahal, Kemenhub telah melarang penggunaan klakson jenis ini.

"Klakson telolet sebenarnya sudah dilarang, tapi kewenangan kepolisian untuk menindak. Tadi sudah kami beri peringatan agar dilepas karena memang sudah dilarang," ujarnya.

Hingga H-6 Hari Raya Idul Fitri, belum nampak lonjakan pemudik di Terminal Kertajaya, Mojokerto. "Sudah ada peningkatan, tapi belum signifikan. Perkiraan kami (lonjakan pemudik) mulai tanggal 5 setelah libur sekolah," tandas Yazid.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads