Suara tabrakan kencang mengagetkan warga Desa Kepuh Rubuh, Kecamatan Siman, Ponorogo saat mereka tengah bersantap sahur. Warga pun berbondong-bondong keluar rumah dan mendapati mobil Honda Brio bernopol A 1796 JJ menabrak pohon lalu terbakar.
Samar-samar, warga mendengar teriakan minta tolong dari penumpang yang berada di dalam mobil. Para warga diselimuti keraguan. Mereka ingin menolong, namun api yang melalap mobil tersebut semakin dahsyat. Akhirnya, warga tak berani mendekat dan memilih melaporkan kejadian ini ke petugas.
Diketahui, kecelakaan tunggal ini terjadi di Desa Kepuh Rubuh, Kecamatan Siman, Ponorogo, Rabu (3/4) sekitar pukul 03.00 WIB. Sementara, mobil tersebut ditumpangi dua orang, termasuk sopir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 7 Fakta Pilu Teriakan Minta Tolong 2 Penumpang Brio Sebelum Tewas Terpanggang:
1. Saat Warga Dengar Teriakan Minta Tolong
Salah satu warga sekitar, Yanti mengatakan, usai menabrak pohon, mobil berwarna putih itu terbakar hebat. Kebakaran ini membuat dua penumpang yang ada di dalam mobil terjebak dan akhirnya tewas terpanggang.
Yanti mengaku sempat mendengar suara permintaan tolong dari dua orang penumpang mobil. Namun, karena api membakar hebat mobil tersebut, dia bersama warga lain tidak berani mendekat.
"Sempat terdengar minta tolong, tapi warga tidak berani mendekat karena api terlalu besar," terang Yanti, Rabu (3/4/2024).
2. Terdengar Suara Tabrakan Kencang hingga Decitan Rem
Yanti mengaku tak tahu pasti kronologi Brio tersebut menabrak pohon hingga terbakar. Yang jelas, ia sempat mendengar suara kencang.
"Saya nggak tahu kejadiannya, hanya mendengar ada suara kenceng, terus decitan rem, tabrakan. Pas saya keluar sudah ada percikan api dan mobil langsung terbakar," tutur Yanti.
3. Kronologi Kejadian
Sementara itu, usai melakukan olah TKP, Kapolsek Siman AKP Nanang Budianto menjelaskan kronologi kejadian. Mobil tersebut datang dari arah Jetis menuju Siman dengan kecepatan tinggi.
"Sesampainya di lokasi, mobil oleng hingga banting setir ke arah kanan jalan dan menabrak pohon di seberangnya," jelas Nanang.
4. Polisi Sempat Kesulitan Identifikasi Identitas Korban
Menurutnya, kecelakaan ini tergolong kecelakaan tunggal. Sebab, hanya ada bekas satu jenis ban dari satu mobil. Diduga, pengemudi melajukan mobilnya dengan kencang hingga sesampainya di jembatan kecil, mobil oleng dan menabrak pohon.
"Info awal ini ada laka tunggal, kelihatannya warna putih, sebelum subuh ada sekitar dua penumpang, yang kedapatan meninggal di lokasi," kata Nanang.
Nanang pun merasa kesulitan mengidentifikasi kedua korban karena semua identitas ludes terbakar. Termasuk, mobil yang kini hanya tinggal kerangka saja.
"Kami belum bisa mengidentifikasi, tapi korban sudah dievakuasi dan akan dilakukan autopsi di rumah sakit, untuk menentukan jenis kelamin dan orang mana, karena identitasnya juga terbakar. Kita lacak melalui pelat nomor mobil," imbuh Nanang.
5. Temuan Polisi di TKP
Dari hasil olah TKP, lanjut Nanang, dia mengamankan sebuah jeriken yang terbuat dari pelat besi berisi cairan. Namun belum diketahui, cairan tersebut jenis apa.
"Isinya juga bukan bahan bakar, masih akan kita dalami," tandas Nanang.
6. Identitas Dua Penumpang yang Tewas Terbakar
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Ponorogo AKP Jumianto Nugroho menyebut, kedua korban tewas adalah Ferdinand (24) dan Satwika (22), warga Desa Simo, Kecamatan Slahung, Ponorogo.
Hasil olah TKP sementara, penyebab kecelakaan karena kurangnya konsentrasi si pengemudi saat melintas di lokasi. Kerugian materi mencapai Rp 100 juta.
"Pengemudi sementara waktu diduga saat mengemudi kurang konsentrasi," tutur Jumianto kepada detikJatim, Rabu (3/4/2024).
7. Pengakuan Keluarga Korban
Sementara itu, keluarga korban Andri Nur Cahyono menambahkan, kedua korban berstatus masih saudara. Keduanya diketahui pergi ngopi saat jam sahur.
"Saya tahunya dari temen, lihat di medsos kok mobilnya pelat A. Akhirnya ke polres diarahkan ke RSUD dr Harjono," jelas Andri.
Menurutnya, Ferdinand yang merupakan warga Pandeglang sengaja ke Ponorogo karena adiknya sakit. Dia sudah 10 hari di Ponorogo dan belum kembali ke Pandeglang.
"Itu saudara semua, cowok semua korbannya. Nanti rencana, dimandikan, dikafani langsung dimakamkan. Keluarga menolak autopsi," pungkas Andri.
(hil/dte)