Pasien DBD di RSSA Malang Melonjak Tiga Kali Lipat, 2 Anak Meninggal

Pasien DBD di RSSA Malang Melonjak Tiga Kali Lipat, 2 Anak Meninggal

Aujana Mahalia - detikJatim
Rabu, 03 Apr 2024 20:01 WIB
RSSA Malang
RSSA Malang. (Foto: Aujana Mahalia/detikJatim)
Malang -

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Malang meningkat drastis sejak awal tahun 2024. Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang mencatat ada 2 orang meninggal dari total 118 kasus DBD yang masuk dalam penanganan mereka.

"Angka kejadian meningkat dari 3 bulan terakhir, 24 pasien tercatat di bulan Januari, bulan Februari 42 pasien, dan Maret 52 pasien," terang Dokter Spesialis Anak RSSA Malang Dr Irene Ratridewi pada konferensi pers, Rabu (3/4/2024).

Menurut data tersebut, Irene menyampaikan dua orang pasien dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi demam berdarah. Pasien pertama meninggal pada Maret lalu. Sedangkan satu pasien lagi meninggal Selasa (2/4) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasien pertama (yang meninggal) kondisinya memang sudah buruk (saat masuk rumah sakit). Pasien kedua merupakan pasien rujukan, kondisinya lebih buruk lagi sehingga meninggal di IGD meninggal tadi malam. Keduanya pasien anak," jelas Irene.

Kemudian, Dr Kurniawan Taufiq Kadafi mengatakan, lonjakan kasus DBD memang secara signifikan terjadi terutama pada pasien anak sejak 3 bulan terakhir. Ia menyebut pasien-pasien tersebut harus melakukan rawat inap sebab dibutuhkan observasi lanjutan.

ADVERTISEMENT

"Dari seluruh total pasien yang ada, pada bulan Maret ini pasien anak meningkat tiga kali lipat dibandingkan bulan Februari. Total jumlah pasien anak ada 44 dari 52 pasien yang tercatat. Jadi pasien harus melakukan rawat inap karena tidak stabil klau kita rawat jalan. Pasien juga memiliki komorbid dan pasien tidak mampu observasi di luar," ujar Kadafi.

Ia menyebut dalam menangani kasus DBD di Kota Malang, pihaknya juga melakukan persiapan dengan menyiapkan beberapa ruangan intensif khusus untuk penanganan pasien DBD. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pasien-pasien yang terinfeksi virus DBD mendapatkan perawatan yang optimal dan tepat waktu.

"Kami memiliki tiga ruang rawat intensif yang mampu merawat pasien dalam kondisi gawat. Ada ruang Hi-Care Unit, ICU, dan PICU," imbuhnya.

Sementara itu, Kadafi menyampaikan pihak RSSA mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama wilayah Malang Raya untuk tetap mewaspadai gejala DBD dan meningkatkan kesadaran soal pencegahan demam berdarah. Ia menekankan bahwa jika mengalami satu atau beberapa gejala DBD sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.

"Jadi yang perlu diketahui, baik pasien anak maupun dewasa, jika mengalami demam tinggi mendadak terus menerus selama 3 hari kemudian tiba-tiba suhu tubuh menurun maka segeralah berobat ke fasilitas pelayanan yang memadai," terang Kadafi.

Dia melanjutkan, masyarakat yang terjangkit DBD jangan lengah jika suhu tubuh menurun. Sebab, kondisi itu justru masuk fase kritis. Oleh sebab itu, penting untuk mewaspadai gejala nyeri perut, terutama di ulu hati.

"Lebih lanjut pasien biasanya gelisah atau tidur terus, dan produksi kencing juga menurun, sehingga suhu tubuh pasien akan turun dan mulai berkeringat," pungkasnya.




(abq/dte)


Hide Ads