Lantas, kapan 1 Syawal 2024 akan berlangsung?
Ada dua metode untuk menentukan awal bulan hijriah, yakni metode hisab dan rukyat. Hasil dari proses ini akan dijabarkan dalam sidang isbat yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag).
Jadwal 1 Syawal 2024 Versi Pemerintah
Hingga saat ini, pemerintah belum menetapkan tanggal pasti terkait 1 Syawal 1445 H. Sebab, pemerintah melalui Kemenag baru akan melaksanakan sidang isbat untuk menentukan Idul Fitri 2024.
Wakil Menteri Agama (Wamenag), Saiful Rahmat Dasuki menyatakan, sidang isbat penentuan Idul Fitri 2024 akan berlangsung pada Selasa, 9 April 2024 seperti dilansir laman detikNews.
Selain itu, pemerintah juga akan mempertimbangkan hasil hisab dan rukyat berdasarkan ketentuan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Menurut kriteria MABIMS, tinggi hilal saat matahari terbenam minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.
Meski begitu, pemerintah telah mengeluarkan prediksi jatuhnya 1 Syawal 2024. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023, Idul Fitri 2024 diperkirakan akan bertepatan pada Rabu, 10 April 2024 atau Kamis, 11 April 2024.
Jadwal 1 Syawal Versi NU
Diketahui, Nahdlatul Ulama (NU) juga belum menetapkan Idul Fitri 2024 sama seperti pemerintah. Ini karena NU menggunakan metode rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan hijriah.
Metode ini dilakukan dengan mengamati hilal secara langsung. Apabila hilal belum terlihat, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari.
Sementara, perkiraan 1 Syawal 1445 H menurut NU akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024 atau Kamis, 11 April 2024.
Jadwal 1 Syawal 2024 Versi Muhammadiyah
Berbeda dengan pemerintah dan NU, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal di 2024. Hal ini termaktub dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H.
Mengutip laman Muhammadiyah, Idul Fitri 2024 akan jatuh pada 10 April 2024. Keputusan ini berdasarkan hasil metode hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
Berbeda dengan metode rukyat yang digunakan oleh pemerintah dan NU dengan mengamati hilal secara langsung, Muhammadiyah menggunakan metode hisab untuk menentukan awal bulan hijriah.
Metode ini merujuk pada penentuan awal bulan dengan mengandalkan hitungan falak atau astronomi. Dalam kata lain, penentuan awal bulan dengan hisab cukup menggunakan perhitungan sistematis tanpa perlu melihat hilal secara langsung.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)