PDIP kehilangan 6 kursi DPRD Jawa Timur untuk periode 2024-2029 dari awalnya 27 kursi menjadi 21 kursi. PDIP juga harus merelakan kursi pimpinan DPRD Jatim diambil oleh PKB.
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah buka suara terkait penyebab utama partainya kehilangan banyak kursi di Jawa Timur.
"Kami melakukan evaluasi terhadap Pileg 2024. Hasil evaluasinya itu yang pertama bahwa PDIP paling kuat di publik itu sebagai partai nasionalis, kemudian sebagai partai wong cilik PDIP tinggal 16% (hanya dipilih 16% wong cilik). Itu artinya, PDIP dianggap masyarakat mulai meninggalkan fondasinya partai yakni partainya wong cilik," ujar Said di Kantor DPD PDIP Jatim, Senin (1/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di DPD PDIP Jatim sepakat mengevaluasi atas temuan beberapa lembaga survei yang menjatuhkan kesimpulan bahwa mulai sekarang kerja-kerja politik PDIP diabdikan untuk wong cilik. Karena itu singgungan (ceruk suara PDIP) paling besar," tambahnya.
Said lalu membeberkan, pemilih Nahdliyin di Jatim cukup banyak yang memilih PDIP. Angka pemilih Nahdliyin di Jatim untuk PDIP mencapai 28%.
"Di Jatim fakta dari perolehan PDIP hampir 28% pemilihnya warga NU. Kemudian digalih lebih dalam, ternyata pemilih NU ada yang klaster wong cilik. Mau nggak mau, suka tidak suka, PDIP dan brand kami adalah partai wong cilik dan kembali ke jati diri kami," ujarnya.
"Apapun ke depan, PDIP partai wong cilik akan memperjuangkan angka kemiskinan yang ke bawah dan ekstrem. Pengentasan kemiskinan itu akan diperjuangkan di fraksi DPRD baik di provinsi, Senayan, kabupaten/kota, dan pada bupati-wali kota," tambahnya.
Ketua DPP PDIP ini tidak ragu menyebut turunnya raihan suara dan kursi partai di Jatim karena muncul asumsi bahwa partai berlambang banteng itu mulai meninggalkan wong cilik.
"Ya itu turunnya, karena kami sudah dianggap meninggalkan wong cilik. Oleh karenanya kami harus kembali bahwa PDIP partainya wong cilik. Itu memang stempel publik ke kami," jelasnya.
Oleh karena itu, Said meminta kader PDIP fokus memperjuangkan nasib wong cilik. Di antaranya para janda hingga para yatim piatu yang diundang di DPD PDIP Jatim.
"Ini kan baru starting point bertepatan dengan puasa. Siapapun kalau bulan puasa, kita berbuat sesuatu kebaikan ke anak yatim dan janda itu kewajiban kita semua. Keterlaluanlah kalau partai wong cilik melupakan yatim dan para janda," tandasnya.
(hil/dte)