Pemkot Batu melakukan inspeksi di sejumlah pasar takjil selama tiga hari pada 19-21 Maret 2024. Hasilnya ditemukan dua sampel makanan yang diduga mengandung boraks.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu Monika Kartikaning Fajar Ain mengatakan, Dinkes Kota Batu mengambil sampel makanan dan minuman bersama tim gabungan, terdiri dari tim sanitarian puskesmas, District Food Inspection Dinkes, dan Balai Pom Surabaya.
Terdapat 48 sampel makanan dan minuman yang diambil tim dari 35 pedagang di tiga kecamatan selama tiga hari inspeksi. Mereka melakukan tes cepat menggunakan alat sanitarian kit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasilnya ada dua jenis makanan yang diduga mengandung boraks. Sempol dan cilok. Untuk memastikan itu kami perlu tes lab dulu. Untuk BPOM sendiri dari sampel mamin yang diambil sedang dilakukan uji lab mikronya. Kami masih nunggu hasilnya," ujarnya, Jumat (29/3/2024).
Dengan adanya temuan tersebut, pihaknya memberikan edukasi dan pembinaan kepada pedagang. Ia menegaskan agar masyarakat tetap waspada dengan keamanan pangan takjil sebelum membeli.
Langkah yang diambil sementara ini hanya bersifat persuasif karena temuan sampel makanan mengandung boraks itu masih sebatas dugaan. Pihaknya mengedukasi dan membina pedagang terkait bahaya penambahan bahan kimia pada makanan.
"Untuk terduga penjual makanan ini kami edukasi sementara dan kami tempeli stiker pembinaan sambil menunggu hasil uji lab,'' terang Monika.
Pada prinsipnya, tidak hanya boraks atau formalin saja yang berbahaya. Menurut dia, semua jenis cemaran pangan, baik biologis (kandungan bakteri, jamur), kimia (pengawet, pewarna, pemanis), juga parameter cemaran fisik (debu, kerikil) tetap membawa dampak buruk bagi kesehatan.
(irb/iwd)