Gempa mengguncang Pulau Bawean, Gresik pada Jumat (22/3/2024). Getaran gempa tergolong kencang. Meski begitu, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Berikut penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dari data BMKG, tercatat ada dua kali guncangan besar yang terjadi di Bawean. Gempa pertama yang terjadi pukul 11.22 WIB berkekuatan M 5,9 dengan kedalaman 10 kilometer dan episenter 574 LS-112.32 BT. Lokasi tepatnya di laut, 37 kilometer arah barat Pulau Bawean.
Kemudian gempa kedua terjadi pada pukul 15.52 WIB dengan kekuatan M 6,5, kedalaman 12 kilometer dan episenter 5,92 LS-112,35 BT. Lokasi tepatnya di laut, 35 kilometer arah barat Pulau Bawean.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski getaran tergolong kencang, Kepala Pusat BMKG Daryono mengatakan gempa Bawean tidak berpotensi tsunami. Sebab, dari hasil monitoring, muka laut menunjukkan hal yang normal.
"Hasil pemodelan tsunami BMKG menunjukkan bahwa gempa Bawean tidak berpotensi tsunami. Data lapangan hasil monitoring muka laut dengan menggunakan Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG) di Karimunjawa, Lamongan, dan Tuban menunjukkan muka laut yang normal tanpa ada anomali catatan tsunami," terang Daryono dalam keterangannya, Minggu (24/3/2024).
Daryono menuturkan, dengan memperhatikan lokasi episenter (permukaan bumi yang tepat di atas pusat gempa) dan kedalaman hiposentrumnya (pusat gempa di dalam bumi), gempa bumi ini termasuk jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa.
"Tampaknya gempa magnitudo M 6,5 belum dapat menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat mengganggu kolom air laut, di samping mekanisme sumber gempanya yang berupa sesar geser atau mendatar tidak produktif dalam membangkitkan tsunami," jelasnya.
Seperti diketahui, gempa Bawean mengakibatkan kerusakan rumah dan fasilitas umum. Kerusakan tidak hanya terjadi di Pulau Bawean, kerusakan bangunan juga menimpa sejumlah kota seperti Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, hingga Bojonegoro.
(irb/iwd)