Fenomena alam semburan air panas muncul dari dalam tanah di Pulau Bawean Gresik usai diguncang gempa M 6,5 yang berpusat di Tuban pada Jumat (22/3/2024). Sebuah video viral memperlihatkan air panas menyembur di beberapa titik.
Air panas yang menyembur di sekitar SMP dan SMA NU Islamiyah itu terjadi usai gempa mengguncang Pulau Bawean. Menurut pakar, kemunculan air panas dari dalam tanah ini memang bisa saja dipengaruhi kejadian gempa bumi.
Berikut sejumlah fakta munculnya air panas usai gempa mengguncang Pulau Bawean:
1. Semburan Air Panas Muncul Usai Gempa
Video viral memperlihatkan peristiwa semburan air panas terjadi di Pulau Bawean usai gempa. Dalam video tersebut diketahui peristiwa semburan air panas terjadi di Desa/Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Tambak Mustain menyebut, air panas itu menyembur pada Jumat usai terjadi gempa.
"Semburan air panas terjadi setelah gempa, di mana tanah pecah dan mengeluarkan air," ujar Mustain kepada detikJatim, Sabtu (23/3/2024).
2. Air Panas Menyembur di Beberapa Lokasi
Air panas itu terlihat menyembur di beberapa titik di sekitar SMP dan SMA NU Islamiyah. Namun, menurut Mustain, fenomena semburan air panas dari bawah tanah itu tidak hanya terjadi di sekitaran sekolah Islamiyah. Fenomena itu juga terjadi di tempat-tempat lain.
"Semburan itu tidak hanya di sekolah Islamiyah. Ada banyak tempat lain yang juga keluar air. Di Tambak Timur dan Tambak Tengah juga ada. Airnya ada yang asin dan mengeluarkan lumpur juga," terangnya.
3. Penjelasan Ilmiah Munculnya Semburan Air Panas Usai Gempa
Dosen Teknik Geofisika ITS Amien Widodo mengatakan, kemunculan air panas dari dalam tanah ini memang bisa saja dipengaruhi kejadian gempa bumi.
"Gelombang gempa merambat di dalam tanah dan menekan sumber lumpur," kata Amien.
Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS menambahkan, fenomena tersebut tidak berbahaya. Sebab, air hingga lumpur ini sudah lama ada di dalam tanah.
"Tidak, kan sudah lama ada," imbuhnya.
4. Warga Takut dan Memilih Mengungsi
Warga Desa Tambak mengungsi di tempat terbuka seperti lapangan sepak bola, sawah, hingga pegunungan. Mereka masih memilih bertahan di lapangan karena takut terjadinya gempa susulan.
"Kondisi warga sekarang masih takut semua. Warga masih berada di lapangan sepak bola, sawah, hingga pegunungan dengan membangun tenda," sambung Mustain.
Sebelumnya, gempa di wilayah laut Tuban terasa kencang di Bawean. Akibatnya, sejumlah rumah hingga fasilitas umum di Bawean rusak. Warga saat ini tengah menunggu bantuan dari pemerintah.
(irb/iwd)