Sesar Misterius di Laut Jawa Pemicu Gempa Tuban

Sesar Misterius di Laut Jawa Pemicu Gempa Tuban

Auliyau Rohman - detikJatim
Sabtu, 23 Mar 2024 15:15 WIB
Gempa Tuban 22 Maret 2024
Gempa Tuban/Foto: BMKG
Surabaya -

Gempa bumi yang mengguncang perairan Tuban pada Jumat (22/3/2024) merupakan gempa dangkal yang dipicu sesar aktif. Hingga kini, masih belum diketahui sesar aktif pemicu gempa yang dirasakan kuat di Bawean ini.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut gempa Tuban terjadi karena sesar lokal di Laut Jawa. Gempa ini merupakan kategori dangkal dan jarang terjadi.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter, dua gempa bumi yang terjadi jenis kerak dangkal atau kita kenal shallow crust earth quake akibat aktivitas sesar aktif di dasar Laut Jawa," ujar Daryono dalam konferensi pers secara virtual seperti dilihat detikJatim, Sabtu (23/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil mekanisme sumber atau bentuk patahan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau mendatar atau disebut strike-slip fault," sambungnya.

Dalam keterangannya, Daryono mengaku kaget dengan gempa bumi yang terjadi kali ini. Menurutnya, gempa terjadi di kawasan dengan kondisi sesar yang belum terpetakan oleh BMKG.

ADVERTISEMENT

"Tentu saja ini sebuah kejadian luar biasa. Di mana, sesarnya belum terpetakan dengan kredibel," ungkapnya.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga belum membeberkan sesar aktif apa yang memicu gempa tersebut. Berdasarkan rilis resmi yang diterima detikJatim, PVMBG mengatakan kejadian gempa berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Ini berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber gempa dari BMKG.

"Berdasarkan pola struktur geologi Pulau Jawa, diperkirakan terdapat sesar berarah relatif timur laut-barat daya yang merupakan Pola Meratus. Sesar pada Pola Meratus ini merupakan sesar tua (Pra Tersier hingga Tersier) dan diperkirakan mengalami reaktivasi," beber PVMBG dalam keterangannya.

Kejadian gempa ini juga mengakibatkan kerusakan rumah dan fasilitas umum di Pulau Bawean. Padahal, menurut data PVMBG, Pulau Bawean terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi rendah.

"Pulau Bawean menjadi wilayah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi. Pulau Bawean pada umumnya merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya," imbuh PVMBG.

Menurut data Badan Geologi (BG) pada peta geologi lembar Bawean dan Masalembo, Pulau Bawean tersusun oleh batuan berumur Tersier (terdiri dari batupasir dan batugamping) dan dominan endapan Kuarter (terdiri dari batuan rombakan gunung api muda dan endapan aluvial pantai).

"Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu, morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah ini," sambungnya.

Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data BG, potensi tinggi tsunami di garis pantai (tsunami height) pulau Bawean tergolong rendah yaitu kurang dari 1 m.

Diketahui, dari data BMKG, gempa pertama yang terjadi pukul 11.22 WIB berkekuatan M 5,9 dengan kedalaman 10 km dan episenter 574 LS-112.32 BT. Lokasi tepatnya di laut, 37 km arah barat Pulau Bawean.

Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 15.52 WIB dengan kekuatan M 6,5, kedalaman 12 km dan episenter 5,92 LS-112,35 BT. Lokasi tepatnya di laut, 35 km arah barat Pulau Bawean.

BMKG mencatat, hingga Sabtu (23/3/2024) pukul 09.00 WIB, telah terjadi gempa susulan sebanyak 158 kali. Kekuatan gempa paling besar adalah magnitudo 6,5. Sedangkan yang terkecil adalah magnitudo 2,6.

Gempa bumi ini tidak hanya dirasakan sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Getaran gempa juga dirasakan hingga di luar Pulau Jawa seperti Madura, Banjarmasin hingga Balikpapan. Getaran gempa terparah terasa di Pulau Bawean,Gresik. Sebab, lokasi gempa berjarak sekitar 33 km barat Pulau Bawean.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads