Begini Analisis PVMBG soal Gempa Tuban

Begini Analisis PVMBG soal Gempa Tuban

Auliyau Rohman - detikJatim
Jumat, 22 Mar 2024 19:08 WIB
Rumah warga di Bawean banyak yang rusak karena gempa
Salah satu rumah di Bawean, Gresik yang rusak akibat gempa Tuban. (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Gempa mengguncang Tuban, Jumat (2/3/2024). Gempa tidak hanya terjadi sekali, tapi beberapa kali. Berikut analisis gempa yang terjadi di Tuban.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa terletak di Laut Jawa pada koordinat 5,74 LS dan 112,32 BT, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 33 km barat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.

"Pulau Bawean menjadi wilayah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi. Pulau Bawean pada umumnya merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya," jelas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui rilis resmi yang diterima detikJatim, Jumat (22/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data Badan Geologi (BG) pada peta geologi lembar Bawean dan Masalembo, Pulau Bawean tersusun oleh batuan berumur Tersier (terdiri - dari batupasir dan batugamping) dan dominan endapan Kuarter (terdiri - dari batuan rombakan gunung api muda dan endapan aluvial pantai).

"Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah ini," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di Laut Jawa.

Berdasarkan pola struktur geologi Pulau Jawa diperkirakan terdapat sesar berarah relatif timur laut-barat daya yang merupakan Pola Meratus. Sesar pada Pola Meratus ini merupakan sesar tua (Pra Tersier hingga Tersier) dan diperkirakan mengalami reaktivasi.

Kejadian gempa tersebut telah mengakibatkan kerusakan rumah dan fisilitas umum di Pulau Bawean. Menurut data BG, Pulau Bawean terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi rendah.

Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data BG potensi tinggi tsunami di garis pantai (tsunami height) pulau Bawean tergolong rendah yaitu kurang dari 1 m.

Akibat peristiwa ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan sejumlah himbauan kepada masyarakat. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

2. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang kekuatannya lebih kecil.

3. Pulau Bawean dan daerah pantai utara Provinsi Jawa Timur tergolong rawan bencana gempa bumi, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

4. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.




(abq/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads