Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta camat dan kades untuk memastikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dikonsumsi oleh anak-anak di wilayahnya.
Hanindhito menilai masih banyak PMT yang justru dikonsumsi orang tua anak. Menurutnya, hal itu membuat PMT yang selama ini diberikan menjadi tidak efektif. Untuk itu, pihaknya menginstruksikan pada kepala desa dan camat untuk memonitor penyaluran PMT agar tepat sasaran.
"Pastikan pemberian PMT dikonsumsi anak-anak, bukan orang tuanya. Hal ini sering terjadi," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu diungkapkan Mas Dhito saat Rembug Stunting Kabupaten Kediri di Convention Hall Simpang Lima Gumul, Kamis (21/3/).
Selain itu, Mas Dhito tersebut juga menginginkan camat dan kepala desa mengetahui kondisi asli dan jumlah anak stunting di masing-masing wilayah. Dengan mengetahuinya, pendekatan dan intervensi akan bisa dilakukan secara efektif.
Kemudian, pihaknya menginstruksikan agar camat dan kepala desa bisa membuat target penurunan angka stunting.
"Camat harus punya target stuntingnya turun menjadi berapa persen di wilayahnya di tahun depan," kata Mas Dhito.
Diketahui, angka stunting di Kabupaten Kediri terus mengalami tren yang positif karena terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Menurut bulan timbang, pada 2021 angka stunting di Kabupaten Kediri adalah 14,1% hingga turun secara signifikan menjadi 7,9% pada Februari 2024 lalu.
Dengan demikian target one digit stunting dapat tercapai di tahun ini. Mas Dhito berharap tahun selanjutnya bisa menekan angka stunting hingga capai zero digit.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang sekaligus Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa mengatakan PMT sangat diperlukan dalam penanganan stunting dan wasting. Menurutnya, selama 2023 angka wasting di Kabupaten Kediri juga mengalami penurunan dengan kolaborasi lintas sektor dan pemerintah desa.
"Wasting turun dari 5936 anak menjadi 5702 anak," katanya.
(prf/ega)