Uang Ratusan Juta Peninggalan Pengemis Kediri Masih Belum Selesai Dihitung

Uang Ratusan Juta Peninggalan Pengemis Kediri Masih Belum Selesai Dihitung

Hilda Rinanda - detikJatim
Jumat, 22 Mar 2024 10:55 WIB
Pengemis Kediri Mbah Roisah tinggalkan uang Rp 200 juta
Potret Mbah Roisah semasa hidup/Foto: Istimewa
Surabaya -

Pengemis di Kediri bernama Mbah Roisah (70) meninggal dunia dengan meninggalkan uang hasil mengemis yang jumlahnya mencapai Rp 200 juta. Uang tersebut berpotensi bertambah. Sebab, sampai saat ini uang receh dalam kaleng itu belum rampung dihitung.

Mbah Roisah meninggal di rumah cucunya di Desa Slemanan, Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Sabtu (16/3). Sementara, uang ratusan juta itu baru diketahui setelah kerabat membuka rumah Mbah Roisah.

Uang itu ditemukan di tumpukan kaleng dan puluhan tas ransel yang berisi uang ratusan juta rupiah. Bahkan, sampai saat ini, proses penghitungan uang Mbah Roisah masih berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Mbah Roisah meninggalkan harta hasil mengemis sebanyak ratusan juta itu diceritakan oleh anaknya kepada pemerintah desa. Uang recehan tersebut ditemukan di rumah Mbah Roisah di Desa Dukuh, Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

"Mulai dilakukan penghitungan oleh saudaranya sama ketua RT setempat. Jumlah pastinya belum, karena sampai saat ini masih dihitung. Sudah mencapai ratusan juta. Insyaallah lebih Rp 200 juta," ujar Kasi Pelayanan Pemerintah Desa Dukuh Manon Kusiroto mengatakan, kepada detikJatim, Kamis (21/3/2024).

ADVERTISEMENT

Manon mengatakan, ada 50-an kaleng yang berisi uang logam hasil mengemis Mbah Roisah.

"Di dalam rumahnya ada tumpukan kaleng, tas-tas isinya uang kertas. Di kaleng ada uang logam. Kalengnya ada 50-an lebih," imbuhnya.

Manon mengatakan, awalnya tidak ada yang mengetahui apabila Mbah Roisah memiliki harta dalam jumlah besar. Rumahnya selalu dalam kondisi kosong ditinggal pergi mengemis. Dia biasanya meminta-minta di kawasan Ngadiluwih.

"Di dalam rumah itu kan kosong, karena dia sendiri yang tinggal. Rumah itu tidak pernah dikunjungi tetangga. Tetapi KTP-nya asli dia warga Dukuh," ungkap Manon.

Mbah Roisah mulai mengemis setelah bercerai dari suaminya. Dia memiki satu orang anak perempuan yang kini tinggal di Udanawu, Blitar. Tetapi sudah berpisah dengan sang putri sejak baru lahir.

"Ceritanya setelah lahiran, anaknya diserahkan kepada orang lain," imbuh Manon.

Sebelum tutup usia, Mbah Roisah sempat jatuh sakit selama seminggu terakhir. Dia mengeluh badannya lemas, lalu dipanggilkan dokter oleh cucunya. Sempat opname di rumah sakit, akhirnya Mbah Roisah disuruh rawat jalan.

"Saat hendak dibawa ke dokter yang ketiga kalinya itu, dia meninggal. Kemudian dimakamkan di Slemanan, Udanawu, Blitar," pungkas Manon.

Sementara itu, uang lebih dari Rp 200 juta yang ditinggalkan Mbah Roisah rencananya akan disumbangkan. Uang ini akan disumbangkan untuk hal yang bermanfaat sehingga bisa menjadi pahala bagi almarhumah.

"Kata keluarga mau disalurkan ke tempat ibadah, untuk jariah Mbah Roisah. Insyaallah secara keseluruhan. Saya pergi ke rumah cucunya dan itu yang disampaikan," ujar Manon.




(hil/dte)


Hide Ads