Pukul 07.00 WIB pagi menjadi jam-jam sibuk di jalanan protokol Kabupaten Banyuwangi. Rata-rata didominasi pengendara roda dua yang mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah.
Salah satunya Mira Hartiningsih. Pada Selasa (19/3/2024) pagi, betapa terkejutnya Mira saat melihat kerumunan polisi menghentikan sejumlah pengendara pagi itu. Selain tak membawa surat kendaraan lengkap, ia pun membonceng dua anaknya tanpa mengenakan helm.
"Kaget ada polisi banyak, mau balik kanan sudah tidak mungkin. Lha anak saya dua gak pakai helm dan jamnya sudah waktunya masuk sekolah," ungkap Mira kepada detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar dugaan, bukan surat tilang yang ia dapat. Mira justru mendapat hadiah dua helm lucu untuk kedua anaknya.
"Sudah deg-degan kena tilang, kok malah dikasih helm sama Pak Kapolres. Saya malah malu, Pak Kapolres aja peduli dengan keselamatan anak-anak saya. Kok saya ibunya malah abai," ungkap Mira dengan senyum tersipu.
Pagi itu, Polresta Banyuwangi secara serempak membagikan helm kepada ratusan pengguna jalan dengan sasaran siswa SD yang diantar ke sekolah tanpa helm. Tepatnya, di jalan raya sekitar SDN 1 Mojopanggung dan SDN 4 Penganjuran.
Kapolresta Banyuwangi Kombes Nanang Haryono mengatakan, pembagian helm ini menjadi bagian dari program "Resta BWI Peduli" dengan target penurunan angka kematian anak-anak akibat kecelakaan.
Menurut Nanang, hampir 90 persen orang tua lalai memberikan helm kepada anaknya saat mengantar ke sekolah. Berdasarkan data Satlantas Polresta Banyuwangi, angka kecelakaan yang melibatkan anak di Bumi Blambangan terbilang tinggi.
Terhitung sejak Januari 2023 hingga Februari 2024 terdapat ratusan anak yang terlibat dalam insiden kecelakaan. Sebanyak 13 anak meninggal dunia, 1 luka berat dan 213 luka ringan.
"Pembagian helm ini merupakan salah satu upaya kami untuk meningkatkan keselamatan anak-anak di jalan raya. Banyak kematian anak karena kecelakaan disebabkan karena tidak memakai helm," kata Nanang kepada wartawan.
Kebanyakan orang tua siswa berdalih tak memakaikan helm sebab jarak rumah dengan sekolah dekat. Nanang menegaskan bahwa alasan itu tak bisa dibenarkan.
"Jauh ataupun dekat harus tetap mematuhi aturan berlalu lintas, ini demi keselamatan," tegasnya.
Cara tersebut, kata Nanang, diharapkan lebih bisa diadopsi oleh orang tua agar meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan anak. Secara suka rela orang tua akan mulai membudayakan patuh berlalu lintas.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah polwan mengajarkan tata cara menyeberang jalan yang benar, cara menggunakan helm yang aman, dan rambu-rambu lalu lintas kepada anak.
Sejumlah siswa dan orang tua yang melintas tampak antusias memperhatikan petunjuk yang diberikan polisi. Mereka mengapresiasi cara Polresta Banyuwangi yang beda saat menegur pengendara di jalan raya.
(hil/dte)