- Contoh Teks Kultum Ramadan: 1. Kultum Ramadan tentang Hakikat Ibadah Puasa 2. Kultum Ramadan tentang Cara Berpuasa yang Benar 3. Kultum Ramadan tentang Bulan Ramadhan yang Penuh Berkah 4. Kultum Ramadan tentang Menghargai Perbedaan Jumlah Rakaat Saat Tarawih 5. Kultum Ramadan tentang Keutamaan Sedekah 6. Kultum Ramadan tentang Keutamaan Infaq 7. Kultum Ramadan tentang Nuzulul Quran 8. Kultum Ramadan tentang Pentingnya Sahur 9. Kultum Ramadan tentang Hal-hal yang Membatalkan Puasa 10. Kultum Ramadan tentang Tips Ngabuburit Islami
Salah satu agenda di bulan Ramadan (Ramadhan) adalah ceramah keagamaan singkat atau kultum. Berikut ini sederet contoh teks kultum Ramadan dengan beragam tema.
Kultum merupakan akronim dari kuliah tujuh menit. Kultum adalah kegiatan menyampaikan pesan dan nasihat agama di depan khalayak umum atau jemaah, secara singkat.
Di bulan Ramadan, kultum biasa dibawakan menjelang waktu buka puasa dan sebelum salat Tarawih. Atau juga di sela-sela pelaksanaan Tarawih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umumnya, kultum disampaikan oleh pemuka agama, orang dengan pengetahuan memadai dan memiliki pengaruh terhadap pendengarnya. Kutum dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islami terkait amalan maupun hukum puasa kepada jemaah.
Bagi detikers yang ingin menyampaikan kultum untuk mengisi Ramadan, berikut sederet contoh teksnya yang dapat dijadikan referensi.
Contoh Teks Kultum Ramadan:
1. Kultum Ramadan tentang Hakikat Ibadah Puasa
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Innalhamdalillah washolatu wasalamu ala rosulillah sayyidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wasohbihi wamawalah (amma ba'du).
Jemaah masjid yang semoga Allah muliakan dunia dan akhirat.
Alhamdulillah, dengan izin Allah kita bisa berkumpul di masjid ini untuk menjalankan perintah-Nya. Mudah-mudahan kita dapat meraih pahala dan pengampunan dari Allah SWT di bulan penuh rahmat ini.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT,
Ibadah puasa disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad saw. Ibadah puasa diwajibkan bagi umat Islam selama bulan Ramadan pada setiap tahunnya. Ibadah puasa sejatinya bukan syariat baru. Ibadah puasa telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad saw.
Ibadah puasa mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia baik secara jasmani maupun secara rohani. Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir zaman.
Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Pada ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasat mata. Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa.
Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa. Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal Ihya Ulumiddin menjelaskan hakikat puasa. Imam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:
أن الصوم كف وترك وهو في نفسه سر ليس فيه عمل يشاهد وجميع أعمال الطاعات بمشهد من الخلق ومرأى والصوم لا يراه إلا الله عز و جل فإنه عمل في الباطن بالصبر المجرد
Artinya: Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran," (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).
Dari penjelasan ini, kita dapat mengerti bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara. Kita dapat mengerti mengapa hadis qudsi selalu mengatakan, 'Ibadah puasa (dipersembahkan) untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya'.
Puasa mengambil seperempat bagian dari keseluruhan keimanan karena 'Puasa itu setengah dari kesabaran,' (HR At-Tirmidzi). Sedangkan, 'Kesabaran mengambil setengah bagian dari keimanan,' (HR Abu Nu'aim dan Al-Khatib).
Adapun manfaat dari puasa adalah menurunkan keinginan-keinginan syahwat yang menjadi lahan subur setan. Dengan lapar dan haus puasa, lahan subur dan medan pacu setan menyempit dan terbatas.
Ibadah puasa bermanfaat untuk menaklukkan setan karena syahwat-syahwat itu merupakan jalan masuk setan, 'musuh' kita. Sedangkan syahwat pada manusia itu menguat oleh sebab makan dan minum.
Dari sini kemudian, ibadah puasa menjadi pintu ibadah dan tameng atau perisai bagi mereka yang berpuasa. Ibadah puasa mempersempit ruang gerak setan di dalam tubuh orang yang berpuasa.
قال صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ فَضَيِّقُوْا مَجَارِيَهُ بِالجُوْعِ
Artinya: Rasulullah saw bersabda, 'Sungguh, setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran darah. Oleh karena itu, hendaklah kalian mempersempit aliran darah itu dengan rasa lapar. (HR. Muttafaq alaihi)," (Al-Ghazali, 2018 M: I/293).
Ketika puasa membatasi, mempersempit ruang gerak, dan menutup jalan bagi setan, maka orang yang berpuasa layak diistimewakan oleh Allah dengan ganjaran yang tak terduga baik kuantitas maupun kualitasnya. Wallahu a'lam.
Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Saya akhiri dengan ucapan wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Kultum Ramadan tentang Cara Berpuasa yang Benar
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah, Allah berkalam dalam Al-Qur'an, surah al-Baqarah,ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Dalam ayat ini, Allah menegaskan kewajiban puasa Ramadan bagi umat Islam. Maka barang siapa mengingkari kewajiban puasa Ramadan, berarti dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertobat. Puasa Ramadan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriah. Puasa Ramadan wajib bagi setiap muslim yang telah akil balig dan berakal sehat.
Selain syarat kewajiban di atas, puasa dianggap sah jika memenuhi dua hal yang dikenal dengan rukun puasa. Pertama, niat mengerjakan puasa yang ditetapkan pada setiap malam bulan Ramadan (untuk puasa wajib), atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat).
Sebagian ulama (di antaranya mazhab Maliki) tidak mewajibkan niat di setiap malam bulan Ramadan. Tetapi cukup di awal malam bulan Ramadan, dengan niat akan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadan. Waktu berniat adalah mulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar.
Niat ini tidak perlu disuarakan dengan keras, karena niat tempatnya dalam hati. Selain itu, niat yang dilafalkan dengan suara keras juga tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah.
Kedua, meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, merokok, memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan, muntah dengan sengaja, dan bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja, kedatangan haid atau nifas, melahirkan anak atau keguguran, gila walaupun sekejap, mabuk ataupun pingsan sepanjang hari, dan murtad atau keluar dari agama Islam.
Adapun apabila makan dan minum tidak dengan sengaja, maka hal itu tidak membatalkan puasa. Hal ini tercantum dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, 'Apabila (seorang di antaramu) lupa lalu ia makan dan minum (padahal ia sedang berpuasa), maka hendaklah ia teruskan puasanya karena Allahlah yang telah memberinya makan dan minum'. (HR. Bukhari dan Muslim).
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Di samping hal-hal yang telah disebutkan di atas, ada beberapa sunah puasa yang perlu dijaga ketika berpuasa, di antaranya adalah:
Makan sahur, Rasulullah bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari-Muslim).
Mengakhirkan makan sahur, sekitar setengah jam sebelum masuk waktu subuh. Ini tersebut dalam riwayat Anas, bahwa Zaid bin Tsåbit bercerita kepadanya, "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Kemudian kami melaksanakan salat." Kemudian saya (Anas) bertanya, "Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)?" Zaid menjawab, "Sekira bacaan lima puluh ayat." (HR. Bukhari).
Menyegerakan berbuka, sebagaimana sabda Rasulullah "Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari Muslim).
Berbuka dengan kurma, kalau tidak ada dengan air putih. Salah satu hikmah berbuka dengan kurma, dikarenakan kurma mengandung banyak glukosa yang sangat dibutuhkan tubuh yang baru saja berpuasa. Dalam sebuah riwayat diterangkan, "Hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air, karena air itu suci." (HR. Bukhari Muslim).
Berdoa sehabis berbuka, karena saat tersebut termasuk waktu di mana doa mudah dikabulkan. "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika saat berbuka ada doa yang tidak ditolak" (HR. Ibnu Majah). Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ ابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
"Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah." (HR. Abu Dawud, an-Nasâ'i dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albâni).
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalakan ibadah puasa dengan benar.
3. Kultum Ramadan tentang Bulan Ramadhan yang Penuh Berkah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hadirin sekalian yang dirahmati oleh Allah SWT yang sedang menjalani ibadah puasa dan melaksanakan tarawih.
Dalam kesempatan ini, izinkan saya memberikan ceramah singkat tentang bulan Ramadan penuh berkah mengenai pahala salat tarawih.
"Pada awal malam Ramadan Allah SWT akan mengampuni semua dosa yang tersembunyi dan yang terang-terangan, meninggikan derajat, membangun 50 ribu kota di surga untuk orang yang berpuasa."
Di awal puasa Ramadan dosa-dosa kita akan diampuni dan ditinggikan derajatnya, jangan sampai kita melewatkan puasa Ramadan.
Mari kita sambut bulan suci yang mulia ini dengan rasa gembira dan semarak dengan memanjatkan syukur kepada ilahi atas rahmat dan karunia-Nya.
Di mana kita diberi umur panjang untuk melaksanakan ibadah shaum Ramadan sehingga menjadi lebih khusyuk dengan berlomba-lomba mencari pahala sebanyak-banyaknya.
Sungguh anugerah luar biasa yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik dan menjadi kesempatan untuk terus memperbaiki diri.
Bukan hanya sekadar memperbaiki diri, segala ibadah dan amal saleh sepenuhnya digandakan dengan mempertebal iman dan hawa nafsu kita.
Semoga ceramah singkat tentang bulan Ramahan penuh berkah ini bermanfaat, akhir kata Wassalamualaikum Wr.Wb.
4. Kultum Ramadan tentang Menghargai Perbedaan Jumlah Rakaat Saat Tarawih
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah kita bisa beribadah bersama-sama di masjid dan leluasa beraktivitas pada bulan Ramadan 1445 H yang bertepatan dengan tahun 2024.
Dengan memanjatkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.
Bulan mulia ini kita isi dengan puasa, salat Tarawih dan Witir. Semoga ibadah kita sepanjang Ramadhan benar-benar diterima di sisi Allah SWT.
Selain memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, yang harus kita jaga adalah perilaku kita. Kita harus pintar mengendalikan diri agar perilaku kita tidak bertentangan dengan spirit puasa. Kita juga harus menahan diri dari berbagai keharaman meskipun kadang niatnya untuk hal-hal yang bersifat agamis.
Misalnya, saking bersemangatnya dalam menjalankan salat Tarawih, kita malah mempermasalahkan orang lain yang sama-sama salat Tarawih namun berbeda jumlah rakaat.
Yang satu salat tarawih 20 rakaat, sementara yang lain salat Tarawih 8 rakaat. Lalu orang tersebut bilang dengan nada mengejek, "Tarawih kok hanya 8 rakaat, sukanya diskonan!" Lalu dijawab, "slat Tarawih kok 20 rakaat. Udah bacaan suratnya pendek-pendek, sholatnya kilat lagi."
Pada akhirnya, masing-masing pihak larut dalam sahut-sahutan tanpa manfaat. Hal seperti itu mencederai kesucian bulan Ramadan. Na'ûdzubillâhi min dzâlik. Kita ingat, bahwa tarawih 20 rakaat itu benar dan tarawih 8 rakaat juga benar. Yang tidak benar adalah yang tidak Tarawih, bukan?
Kita bisa melihat hasil penelitian ulama atas dalil-dalil Tarawih. Setelah melakukan penelitian mendalam, Imam Abu Hanifah, Imam As-Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal berkesimpulan, jumlah rakaat Tarawih adalah 20 rakaat. Demikian pula pendapat Imam Malik dalam salah satu riwayat.
Bila bacaan diperluas, akan kita temukan pula ulama yang membolehkan tarawih 8 rakaat atau kurang, semisal Syekh Husain bin Ibrahim Al-Maghribi dari mazhab Maliki dalam kitabnya Qurratul 'Ai bi Fatâwâ Ulamâ-il Haramain halaman 314. Bahkan, Syekh Abdullah Bafaqih dari mazhab Syafi'i dalam kitab Busyral Karîm, halaman 254 jelas-jelas menyatakan, "Andaikan orang hanya Tarawih sebagian rakaat saja (semisal hanya 2 rakaat), maka tetap sah dan tetap diberi pahala salat Tarawih."
Karenanya benar, dalam urusan Tarawih yang jelas-jelas diperselisihkan ulama, kita tidak boleh memaksa orang lain untuk sama dengan kita. Semua ada dalilnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Satu sama lain harus saling menghargai perbedaan jumlah rakaat Tarawih. Yang tarawih 8 rakaat tidak apa. Yang Tarawih 20 rakaat alhamdulillah. Yang tidak atau belum berangkat Tarawih kita doakan besok segera Tarawih bersama-sama kita. Aamiin.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
5. Kultum Ramadan tentang Keutamaan Sedekah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada bulan Ramadan ini, marilah kita meningkatkan amal ibadah kita, salah satunya dengan bersedekah. Bersedekah merupakan salah satu amal yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki banyak manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 261, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui".
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api", dan beliau juga bersabda, "Tangan yang memberi lebih baik dari tangan yang menerima".
Sedekah juga dapat menjadi penyebab terhindarnya seseorang dari azab Allah SWT di akhirat. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 277, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, menunaikan zakat dan mereka yang bersabar dalam kesulitan dan penderitaan, mereka itulah yang kebenarannya. Mereka itulah yang bertakwa".
Dalam Islam, tidak ada batasan khusus mengenai siapa yang berhak menerima sedekah. Namun, ada beberapa kelompok yang dianjurkan untuk diberikan sedekah, di antaranya adalah fakir miskin, yatim piatu, janda, orang sakit, dan para pejuang di jalan Allah SWT.
Dalam menjalankan amal sedekah, sebaiknya kita memperhatikan beberapa hal, di antaranya adalah:
Sedekah harus diberikan dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan dari manusia.
Sedekah sebaiknya diberikan secara rutin dan teratur.
Sedekah harus diberikan dengan penuh kasih sayang dan kebaikan hati.
Sedekah sebaiknya diberikan tanpa menyakiti perasaan penerima sedekah.
Marilah kita memperbanyak amal sedekah di bulan Ramadan ini dan menjadikannya sebagai kebiasaan yang terus dilakukan setiap harinya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kemudahan dalam melaksanakan amal kebaikan ini. Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. Kultum Ramadan tentang Keutamaan Infaq
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Infaq atau sedekah merupakan amalan yang sangat ditekankan dalam agama Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 261:
"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang Muslim tidaklah menanam tanaman atau menanam pohon melainkan setiap buah yang diambil darinya baik oleh manusia atau binatang, maka akan dianggap sebagai sedekah dari dirinya" (HR. Bukhari Muslim).
Dalam bulan suci Ramadan ini, mari kita meningkatkan amalan infaq kita. Kita dapat mengeluarkan sebagian harta kita untuk membantu sesama, baik itu dalam bentuk zakat, sedekah, atau bantuan sosial lainnya. Dengan mengeluarkan infaq, kita juga dapat memperoleh banyak kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT.
Selain itu, dengan mengeluarkan infaq, kita juga dapat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Kita dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu berinfaq dan bersedekah, serta memberikan keberkahan dan kemanfaatan bagi kita dan orang lain. Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Kultum Ramadan tentang Nuzulul Quran
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, malam yang disebut sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan dalam agama Islam.
Nuzulul Quran adalah peringatan atas turunnya Al-Qur'an yang dianggap sebagai wahyu terakhir dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini biasanya dirayakan pada malam tanggal 17 Ramadan. Sementara itu, Lailatul Qadar adalah malam yang dipercayai sebagai malam paling utama dan penuh berkah di antara sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Qadr ayat 1-3, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."
Dalam ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan bahwa malam Nuzulul Quran atau Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Artinya, ibadah yang dilakukan di malam tersebut memiliki nilai dan pahala yang sangat besar. Hadis Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa siapa saja yang melakukan ibadah di malam Lailatul Qadar dengan penuh iman dan harapan akan mendapatkan pahala sebanding dengan melakukan ibadah selama 1.000 bulan.
Hal ini sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah yang menyebutkan, "Barangsiapa yang berdiri (shalat) di malam Lailatul Qadar dengan iman dan harapan (pahala), maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, mari kita manfaatkan sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan dengan beribadah dan meraih keberkahan di malam Lailatul Qadar. Kita juga perlu meningkatkan keimanan dan kebaikan dalam hidup sehari-hari agar kita bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi di sisi Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, keberkahan, dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. Kultum Ramadan tentang Pentingnya Sahur
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan sehingga kita semua berkumpul di sini dalam keadaan sehat wal afiat. Tak lupa selawat serta salam sentiasa kita peruntukkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang senantiasa dalam lindungan Allah SWT
Dalam menjalankan ibadah puasa, hal yang menjadi kegiatan rutin adalah bangun di sepertiga malam terakhir untuk melakukan sahur.
Dalam hadits Bukhari dan Muslim menceritakan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda agar melaksanakan sahur karena dalam sahur ada keberkahan.
Dalam hadis ini, Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sahur, meskipun seseorang mampu berpuasa tanpa melakukannya.
Berikut beberapa keberkahan yang dipersembahkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang melaksanakan sahur.
Pertama, mengikuti sunah.
Seseorang yang melaksanakan sahur artinya telah melakukan sunah Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu, bagi orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahalanya yang berlimpah karena mengikuti sunnahnya.
Kedua, tidak lemas.
Dengan sahur, bukan hanya bisa melaksanakan ibadah puasa. Tetapi, juga bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya.
Salah satu imam besar yaitu Imam Nawawi mengatakan bahwa berkah dari makan sahur itu adalah memberikan semangat dan kekuatan orang yang berpuasa.
Ketiga, istiqomah bangun malam.
Ketika ada seseorang yang istiqomah bangun malam untuk sahur. Maka di bulan-bulan selanjutnya, ia juga akan istiqomah untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya.
Inilah keberkahan yang dapat diperoleh oleh orang-orang yang melakukan Sahur. Mudah-mudahan jamaah yang ada disini semakin giat dan konsisten dalam berpuasa.
Semoga amal ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT, Aamiin.
Demikian ceramah singkat Ramadhan kali ini, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas segala kesalahan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
9. Kultum Ramadan tentang Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan sehingga kita semua berkumpul di sini dalam keadaan sehat wal afiat. Tak lupa selawat serta salam sentiasa kita peruntukkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang senantiasa dalam lindungan Allah SWT
Alhamdulillah kita telah memasuki hari ketiga puasa Ramadhan. Tentu banyak hal yang telah dilakukan selama puasa berjalan sejak hari pertama. Dan yang perlu mendapat perhatian adalah terkait hal yang membatalkan pahala puasa. Sehingga puasa tidak semata menggugurkan kewajiban.
Karena ujung dari diwajibkannya puasa adalah melahirkan insan bertaqwa, maka sudah selayaknya harus menjadi sebuah momentum untuk meninggalkan maksiat. Sehingga jangan sampai puasa hanya mendapatkan haus dan lapar. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش
Artinya: Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga. (HR An-Nasa'i).
Hadits di atas secara jelas memberikan suatu pengertian bahwa betapa banyak orang melakukan puasa dan sukses mencegah dirinya dari hal-hal yang membatalkan puasa, hanya saja tidak mendapatkan pahala. Lantas apa saja penyebab yang bisa menghilangkan pahala puasa?
Dalam kitab Al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah memberikan tiga penafsiran terkait hadits di atas.
1. Tetap Melakukan Tindakan Buruk
Orang berpuasa tapi tidak meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang bisa menghilangkan pahala puasa, seperti, menggunjing orang lain, mengadu domba, dan berbohong. Alasan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits:
خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ، والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ
Artinya: "Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: Membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." (HR Ad-Dailami).
2. Ingin Dipuji
Dalam hati orang yang berpuasa ada sifat riya' (ingin dipuji oleh orang lain) atau merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang lain. Karena ini juga dapat menghilangkan pahala puasa.
Untuk poin ini, Habib Zain bin Smith menyampaikan suatu hikayat. Pada suatu hari ada seseorang yang menghadiri majelis Syekh Abdul Qadir al-Jailani, kemudian dihidangkan di hadapannya suatu makanan. Syekh Abdul Qadir berkata: "Makanlah!" "Saya puasa," jawab orang tersebut. "Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu hari penuh dan diterima di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala," lanjut Syekh Abdul Qadir.
Ternyata orang tersebut tidak mau. "Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu bulan penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata'ala," tegas Syekh Abdul Qadir. Namun, lagi-lagi orang tersebut tidak mau. Syekh Abdul Qadir kembali mengatakan: "Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu tahun penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata'ala." Namun, sikap seperti pertama saat ia datang tidak kunjung berubah, dan tidak mau makan apa yang dihidangkan di hadapannya. Dengan itulah, akhirnya Syekh Abdul Qadir mengatakan: "Tinggalkanlah, engkau telah hina di hadapan Allah subhanahu wata'ala." Dan setelah kejadian itu orang tersebut menjadi Nasrani bahkan mati dalam keadaan kafir, naudzubillah.
Kisah ini berlaku dalam konteks puasa sunnah, tidak dalam puasa fardhu. Sebab, dalam puasa fardhu seseorang tidak boleh berbuka sepanjang tidak ada alasan yang bisa dibenarkan. Membatalkan puasa wajib hanya karena menjadi tamu tidak diperkenankan, kecuali dalam kasus puasa sunah.
3. Berbuka dengan yang Haram
Termasuk sesuatu yang bisa menghilangkan pahala puasa adalah berbuka puasa dengan sesuatu yang haram. Di samping bisa menghilangkan pahala puasa, lebih dari itu berbuka dengan sesuatu yang haram juga bisa membuat seseorang merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan sangat mudah meninggalkannya. Dengan kata lain, berbuka puasa dengan makanan haram bisa membuat diri seseorang yang puasa malas beribadah.
Harus disadari bahwa ketiga hal tadi sangat berdampak negatif bagi orang yang melakukan puasa. Karena, jika tetap melakukannya, orang yang berpuasa hanya bisa melakukan puasa tanpa mendapatkan pahalanya.
Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10. Kultum Ramadan tentang Tips Ngabuburit Islami
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pertama-tama marilah kita sampaikan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT sehingga kita dapat berkumpul dalam kondisi sehat walafiat.
Selawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Hadirin yang saya hormati
Menjelang waktu berbuka puasa, umat muslimin di Indonesia biasanya menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas santai dengan menikmati suasana sore Ramadan yang khas. tradisi ini kita kenal dengan sebutan ngabuburit.
Hanya saja, terkadang kita terlalu larut menikmati sore menjelang Magrib ini. Tidak jarang pula yang menggunakannya sebatas untuk nongkrong di pinggir jalan, menonton reels video di media sosial, atau sebatas tidur-tiduran sambil mengamati jarum jam yang terus berputar menuju waktu berbuka, dan banyak lainnya.
Padahal, waktu ngabuburit bisa kita gunakan untuk melakukan hal-hal positif yang bernilai ibadah. Tentu, sebagai momen panen pahala kita ingin kesempatan emas yang datang satu bulan sekali dalam setahun ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Sayang sekali jika ngabuburit hanya dihabiskan untuk hal-hal kurang berfaedah atau bahkan berpotensi memicu maksiat. Alih-alih dapat pahala justru puasa berlalu tanpa makna. Ingat, Rasulullah pernah bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ
Artinya, "Betapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar." (HR Ibnu Majah)
Ada beberapa tips agar ngabuburit kita memiliki nilai positif lebih dan menghasilkan pahala yang melimpah.
Yang pertama, tadarus Al-Qur'an.
Bulan Ramadan dikenal dengan syahrul quran (bulan Al-Quran). Selain karena kitab suci umat Muslim turun pada bulan ini, Rasulullah saw juga menjadikan momen Ramadan untuk memberikan perhatian lebih kepada Al-Qur'an. Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Bughyatul Insān fī Wadzā'ifi Ramadhān saat menjelaskan anjuran perbanyak tadarus Al-Qur'an di bulan puasa mengutip hadis berikut.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril as menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus." (HR Al-Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw menjadikan Ramadan untuk lebih intens membaca Al-Quran. Para ulama sejak dulu pun demikian, bahkan ada juga yang bisa mengkhatamkan satu sampai dua kali dalam satu hari selama Ramadan.
Yang kedua, berbagi takjil
Istilah takjil barangkali tidak asing lagi bagi umat Muslim saat bulan puasa. Takjil merupakan makanan atau minuman untuk mengawali buka puasa. Biasanya berupa yang manis-manis seperti sirup, es buah, buah-buahan, dan sebagainya. Kita bisa menjadikan waktu ngabuburit untuk bersedekah takjil kepada saudara sesama Muslim. Bersyukur, tampaknya berbagi takjil sudah menjadi tradisi di Indonesia. Kita bisa banyak menjumpainya saat sore hari di sejumlah jalan dan masjid atau musala. Terkait keutamaan sedekah di bulan Ramadan, Rasulullah bersabda,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya: Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. (HR At-Tirmidzi)
Dalam kesempatan lain, Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam dalam Maqāshidush Shaum mengatakan,
فَمَنْ فَطَّرَ سِتَّةً وَ ثَلَاثِيْنَ صَائِمًا فِي كُلِّ سَنَةٍ فَكَاَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ وَ مَنْ كَثُرَ بِفِطْرِ الصَّائِمِيْنَ عَلَى هَذِهِ النِّيَّةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ صَوْمَ عُصُوْرٍ وَ دُهُوْرٍ
Artinya: Barang siapa memberi makanan pada 36 orang yang berpuasa setiap tahun, maka seakan-akan ia puasa satu tahun (karena kebaikan dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali), dan barangsiapa memperbanyak memberi takjil atau makan dan minum untuk orang-orang yang berpuasa atas dasar niat ini, Allah mencatat baginya puasa berabad-abad dan bertahun-tahun.
Kalkulasi pahala ini berdasarkan rumus setiap satu amal kebaikan akan dibalas 10 kali lipat. Sehingga, memberi makan berbuka untuk 36 orang akan mendapat balasan pahala 360. Setara dengan jumlah hari dalam satu tahun. Meski dalam satu tahun ada 365 hari.
Yang ketiga, i'tikaf di masjid
Menghabiskan waktu ngabuburit dengan beri'tikaf di masjid juga memiliki nilai pahala yang cukup tinggi. I'tikaf dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid sambil memperbanyak ibadah seperti salat sunah, zikir, dan membaca Al-Qur'an. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh Rasulullah saw. Dalam satu hadis disebutkan,
كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Artinya: Rasulullah saw melaksanakan i'tikaf pada sepuluh (malam) terakhir dari bulan Ramadhan sampai beliau wafat, lalu (dilanjutkan) istri-istrinya yang i'tikaf sepeninggalnya." (HR Al-Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw menjadikan sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan untuk banyak beri'tikaf di masjid. Sebab, waktu-waktu tersebut merupakan momen potensial terjadinya Lailatul Qadar. Meski demikian, tidak ada salahnya jika kita beri'tikaf selama satu bulan penuh, sebab waktu terjadinya Lailatul Qadar juga berpotensi di selain sepuluh hari terakhir.
Yang keempat, menuntut ilmu.
Mendengarkan kajian Ramadan juga bisa menjadi pilihan tepat untuk mengisi waktu ngabuburit. Di era digital seperti sekarang, kita bisa banyak menjumpai kajian-kajian keislaman di media sosial. Banyak para pendakwah milenial membuat konten islami yang bisa kita akses. Selain itu, tidak sedikit pula kiai-kiai pesantren yang melakukan live streaming pengajian dari pesantren masing-masing. Ada banyak ayat Al-Qur'an dan hadis yang menyinggung soal keutamaan dan pahala menuntut ilmu. Salah satunya sabda Rasulullah saw:
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
Nah, itulah ceramah singkat yang dapat saya sampaikan, Mari jadikan momen Ramadan tahun ini lebih maksimal lagi dalam beribadah dan meraih pahala sebanyak mungkin. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Itulah sederet contoh teks kultum Ramadan dengan beragam tema, untuk dijadikan referensi. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/dte)