DB di Ponorogo Mengganas Tembus 130 Kasus, Pasien Usia 10 Tahun Meninggal

DB di Ponorogo Mengganas Tembus 130 Kasus, Pasien Usia 10 Tahun Meninggal

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 14 Mar 2024 02:15 WIB
Anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat DBD.
Anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat DBD. (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ponorogo mengganas. Kasusnya terus bertambah selama 3 bulan terakhir, terutama di RSUD dr Harjono Ponorogo.

Sepanjang Januari 2024 lalu sebanyak 30 pasien DBD yang terdata di RS tersebut. Sepanjang Februari jumlahnya meningkat jadi 130 pasien.

Saat ini, hingga Rabu (13/3/2024) ini sudah ada 90 pasien DBD yang dirawat. Sebanyak 41 pasien di antaranya masih anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk hari ini ada 21 pasien dewasa, dan 14 pasien anak-anak, sehingga total semua yang dirawat 35 pasien," tutur Kabid Humas RSUD dr Harjono, Sugianto kepada wartawan, Rabu (13/3/2024).

Sugianto menyebutkan bahwa satu di antara 41 pasien anak-anak itu meninggal Selasa (12/3) kemarin. Pasien itu adalah anak perempuan berusia 10 tahun warga Desa Madusari, Kecamatan Siman, Ponorogo.

ADVERTISEMENT

Awalnya, pasien masuk IGD pukul 16.03 WIB. Kemudian masuk ICU karena kondisinya memburuk.

Anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat DBD.Anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat DBD. (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)

"Pukul 20.00 WIB, Selasa (12/3) kemarin meninggal dunia dengan diagnosa Dengue Shock Syndrome (DSS)," kata Sugianto.

Dokter spesialis anak RSUD dr Harjono Eko Jaenudin membenarkan dalam 3 minggu terakhir ada kenaikan kasus DBD pada anak secara signifikan. Terutama anak berusia 3 hingga 13 tahun.

"Satu pasien yang dinyatakan meninggal semalam karena kondisinya sudah parah. Kami sebut dengue shock syndrome," tandas Eko.

Menurutnya, saat dibawa ke rumah sakit. Kondisi anak nadinya lemah, badan dingin, bahkan sempat muntah darah segar. Pun juga mengalami kejang dan sesak nafas. Dirawat selama 2 jam di ICU namun nyawanya tidak tertolong.

"Kami imbau kepada orang tua kalau anaknya demam selama 2-7 hari, disertai batuk, pilek, muntah, juga pusing, maka segera periksakan. Khawatir ke DBD atau kena komplikasi lain," imbuh Eko.

Eko menjelaskan pemberantasan sarang nyamuk di sekitar lingkungan tempat tinggal harus ditingkatkan. Selain itu pencegahan lain, seperti penggunaan lotion anti nyamuk juga bisa dilakukan.

"Baju yang menggantung juga harus dilipat, gorden juga harus rajin dicuci, pemberantasan sarang nyamuk juga harus rutin dilakukan, karena ini memang musim pancaroba. Meski sudah ada fogging, pembersihan lingkungan rumah harus utama," pungkas Eko.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads