Bambang (64) berusaha kabur dari RSUD Jombang karena tak punya biaya. Pasien asal Madiun ini akan dibiayai Pemprov Jatim melalui program Pembiayaan Kesehatan Masyarakat Miskin (Biakes Maskin).
"Masalah pembiayaan sudah klir. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Jombang agar pasien dibiayai Biakes Maskin. Karena KTP-nya bukan warga Jombang," terang Direktur RSUD Jombang Ma'murotus Sa'diyah kepada wartawan, Rabu (13/3/2024).
Sa'diyah menjelaskan Bambang dirawat di RSUD Jombang karena tidak bisa buang air kecil sejak Senin (11/3). Saat itu, pasien diantar adiknya, Widodo (55), warga Dusun Kemodo, Desa Dukuhmojo, Mojoagung, Jombang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Bambang tergolong pasien dengan biaya mandiri karena tidak menggunakan BPJS Kesehatan. Pasien asal Madiun ini dijadwalkan menjalani operasi kemarin, Selasa (12/3). Namun, operasi tertunda karena tidak ada seorang pun keluarga yang bisa dimintai persetujuan.
"Kita tahu operasi harus ada tanda tangan persetujuan keluarga," terangnya.
Di sisi lain, lanjut Sa'diyah, pihaknya tidak mempunyai kontak keluarga Bambang sama sekali. Sebab Widodo yang mengantar pasien, ternyata tidak mempunyai ponsel. Sehingga Widodo tidak bisa memberi nomor ponsel saat diminta petugas rumah sakit.
Karena keluarga Bambang tak kunjung d
atang ke RSUD Jombang, kata dr Sa'diyah, pihaknya meminta bantuan bidan Desa Dukuhmojo. Sebab akhir-akhir ini Bambang tinggal bersama adiknya di desa tersebut. Sehingga pihaknya mendapatkan nomor ponsel keponakak Bambang, Andreas.
"Kami dapat nomornya Andreas yang kami minta datang ke sini," jelasnya.
Saat pihak rumah sakit menanti kedatangan Andreas, Bambang diam-diam kabur dari ruangan Bima, RSUD Jombang siang tadi. Pasien asal Madiun ini memaksa pulang karena tak punya biaya. Terlebih lagi tak seorang pun keluarga yang menjaganya.
Bambang berjalan kaki sendirian dengan hanya memakai kaus biru dan sarung motif kotak-kotak. Kantong dan selang infus menggantung di pundaknya. Sedangkan ujung selang infus masih menancap di pergelangan tangan kanannya.
Beruntung aksinya tepergok 3 satpam dan 1 perawat RSUD Jombang sekitar pukul 11.00 WIB. Sekitar 20 menit Bambang meronta untuk memaksa pulang. Akhirnya ia bisa dibujuk untuk kembali ke ruang rawat inap.
"Rupanya Pak B (Bambang) ini khawatir pembiayaan. Padahal, kami sejak awal tidak mengurusi pembiayaan, yang penting ditangani dulu," tegas dr Sa'diyah.
Andreas yang akhirnya datang ke RSUD Jombang membenarkan selama ini tidak ada keluarga yang menjaga pamannya. Sebab bapaknya yang tak lain adik Bambang, berangkat ke Madiun untuk memberi kabar anak-anak Bambang.
"Tidak ada yang menjaga. Karena bapak (Widodo) ngabari keluarga di Madiun. Saya dapat info kemarin kalau (Bambang) dirawat di sini. Saya juga sibuk kerja," tandasnya.
(abq/iwd)