Nasib Eks Ketua KPK Gagal Jadi DPD RI Disalip Petahana di Detik-detik Akhir

Nasib Eks Ketua KPK Gagal Jadi DPD RI Disalip Petahana di Detik-detik Akhir

Hilda Rinanda - detikJatim
Selasa, 12 Mar 2024 10:07 WIB
Ketua KPK Agus Rahardjo
Agus Rahardjo gagal lolos jadi DPD RI (Foto: Rahel Narda Chaterine/detikcom)
Surabaya -

Pil pahit harus ditelan eks Ketua KPK Agus Rahardjo. Caleg DPD RI asal Jawa Timur ini gagal menduduki kursi Senayan. Ia ditumbangkan petahana hingga dua srikandi yang merupakan pendatang baru.

Diketahui, KPU Jatim telah menyelesaikan rekapitulasi suara Pemilu 2024. Hasilnya, ada empat nama yang melenggang ke Senayan. Memang, dari 13 calon DPD RI dari Jatim, hanya 4 calon saja yang bakal melenggang ke Senayan.

Agus Rahardjo gagal lolos DPD RI usai perolehan suaranya berada di urutan kelima. Sebelumnya, ia sempat unggul dan masuk empat besar suara terbanyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini ia harus gigit jari. Sebab, Agus Rahardjo hanya meraih 2,2 juta suara dan berada di peringkat kelima.

Data yang dihimpun detikJatim, empat sosok calon Anggota DPD RI dari Jatim yang lolos untuk periode 2024-2029 yakni sosok petahana dan nama baru. Ada 2 inkumben yang kembali lolos, sedangkan 2 lainnya adalah pendatang baru.

ADVERTISEMENT

Dua pendatang baru yang menyalip Agus Rahardjo adalah keponakan Khofifah Indar Parawansa, Lia Istifhama dan Kondang Kusumaning Ayu. Sebelumnya, Kondang sempat viral dipilih banyak warga karena menggunakan foto dengan paras yang ayu.

Sementara itu, dua petahana yang menggeser Agus Rahardjo yakni Ketua DPR RI 2019-2024 La Nyalla dan Ahmad Nawardi. Sebelumnya, Nawardi sempat berada di posisi kelima.

Lalu di detik-detik terakhir, suara Ahmad Nawardi melambung. Bahkan, Nawardi menjadi calon DPD RI Jatim dengan suara tertinggi. Inkumben dua periode yang juga mantan anggota DPRD Jatim dari PKB ini mendapatkan dukungan sebanyak 3,28 juta suara.

Suara Nawardi melejit di detik-detik terakhir rekapitulasi suara. Suaranya menggila di empat kabupaten di Madura. Dari informasi yang dihimpun detikJatim, Nawardi meraup 1,7 juta suara dari Madura. Di mana, Madura menyumbang lebih dari 50 persen suara untuk Nawardi.

Perolehan suara Nawardi bahkan mengungguli perolehan suara La Nyalla Mattalitti yang meraih 3,13 juta suara. Sementara Ning Lia Istifhama berada di posisi ketiga dengan meraih suara 2,74 juta. Lia mengungguli calon DPD RI yang viral yakni Kondang Kusumaning Ayu. Sementara itu, Kondang diketahui meraih 2,54 juta suara dan berada di peringkat keempat.

Sebelumnya, Ketua KPU Jatim Aang Kunaifi mengatakan, proses rekapitulasi suara rampung pada Senin (11/3/2024) dini hari. Setelah itu, pihaknya mengirim hasil rekapitulasi ini ke KPU pusat.

"Alhamdulillah hari ini terakhir kita menyelenggarakan rekapitulasi tingkat provinsi dan 38 kabupaten/kota sudah selesai membacakan hasil rekapitulasi masing-masing di tingkat kabupaten/kota di hadapan rapat pleno provinsi untuk 11 daerah pemilihan DPR RI dan 14 daerah pemilihan DPRD Provinsi, serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan daerah pemilihan pemilu perseorangan DPD," kata Aang, kepada wartawan di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (11/3/2024).

Lolosnya dua petahana ini mendapat respons dari Pengamat Politik UINSA, Qudus Salam. Ia menyebut, baik Nawardi dan La Nyalla diprediksi sejak awal akan terpilih kembali.

Sebab, keduanya sudah dua periode menjabat sebagai senator sehingga namanya lebih familiar. Dua tokoh ini juga kerap turun di tengah masyarakat. Sepak terjangnya juga biasa menghiasi media massa.

"Nawardi dan La Nyalla terbilang tidak mengejutkan. Dalam survei jauh sebelum Pemilu 2024 pun keduanya berada di posisi teratas. Sosok Nawardi selama ini dikenal akrab dengan para kiai pesantren dan tokoh masyarakat," jelasnya.

"Nawardi memang santri. Anak-anaknya juga santri. Selain itu, sudah sangat lama berkecimpung di aktivitas pergerakan dan politik. Pernah menjadi anggota DPRD Jatim dan dua periode di DPD RI. Beliau juga kelahiran Madura. Jadi, sangat wajar mendulang suara tebal. Sebab, modal sosialnya sudah sangat kuat,'' tambahnya.

Justru, lanjut dia, terasa aneh kalau sampai Nawardi tidak banyak mendapatkan dukungan.

"Sebaliknya, rasanya tidak rasional kalau tidak memiliki modal sosial besar, kemudian mendapat banyak suara," sambung Qudus.

Kendati begitu, kepastian calon terpilih DPD RI dan kepastian angka raihan suara tersebut bukan hasil rekapitulasi resmi KPU Provinsi Jatim. Kepastiannya, tentu masih harus menunggu penetapan resmi KPU Pusat yang dijadwalkan paling akhir pada 20 Maret mendatang.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads