Mukarromah (25), seorang ibu muda warga Desa Pangpajung, Kecamatan Modung, Bangkalan masih syok usai melahirkan bayinya. Sebab, sang bayi meninggal dunia setelah kepalanya tertinggal dalam rahim. Begini kondisi terkini Mukarromah.
Diketahui, Mukarromah melahirkan di Puskesmas Kedungdung Bangkalan. Awalnya, ia meminta rujukan untuk melahirkan di rumah sakit karena kondisi bayinya sungsang. Namun, ia justru dipaksa melahirkan secara normal oleh bidan di puskesmas.
Usai bertaruh nyawa melahirkan anak, Mukarromah saat ini tengah menjalani perawatan di rumah. Kondisinya pun masih terkulai lemah, bahkan untuk berjalan, ia harus dipapah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mukarromah diboyong oleh orang tuanya ke Desa Baruh, Kecamatan Kota Sampang untuk menjalani perawatan. Bapak dan ibu Mukarromah sudah meminta izin kepada suami dan keluarganya untuk merawat Mukarromah di kampung halamannya.
"Dari rumah sakit masih pulang ke rumahnya di Bangkalan. Saya nggak tega melihat kondisinya. Makanya saya bawa pulang dirawat di sini (Sampang )," kata ibu Mukarromah, Hosridah kepada detikJatim, Senin (11/3/2024).
Hosridah mengaku khawatir dengan kondisi putrinya dan berharap anaknya bisa segera pulih. Mukarromah sempat menjalani perawatan dua hari satu malam di RSIA Glamour Husada di Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan. Di sana, ia juga menjalan caesar untuk mengeluarkan kepala sang bayi.
"Soalnya kata dokter itu kondisi anak saya itu panas karena infeksi. Jadi di sana itu dirawat satu malam. Hari Selasa malam dibawa pulang," ujar Hosridah.
Pascamelahirkan yang terkesan dipaksakan itu, kondisi kesehatan Mukarromah masih tidak stabil. Sudah tujuh hari ia hanya berbaring lemas di kamar.
"Sampai sekarang ya masih lemas, kalau sudah pas datang sakitnya badannya panas, mungkin karena sakitnya di perutnya itu karena ditekan-tekan saat dipaksa lahir normal ditambah sakit setelah dioperasi," tandas Hosridah
Sebelumnya, seorang bayi di Bangkalan tewas mengenaskan usai kepalanya tertinggal di rahim sang ibu. Bayi tersebut dipaksakan lahir secara normal, padahal kondisinya sungsang.
Mukarromah (25), ibu sang muda, menceritakan detik-detik sang bayi tewas mengenaskan. Ia tak menyangka bayi yang dia tunggu-tunggu lahir, harus meninggal dalam kondisi mengenaskan.
Bayi tersebut meninggal dunia usai kepalanya tertinggal di rahim sang ibu. Hal ini usai bidan Puskesmas Kedungdung seolah memaksakan persalinan normal, padahal sang ibu datang ke sana untuk meminta surat rujukan ke RS.
Sang ibu sudah mendapatkan petunjuk dari bidan kampung yang memeriksa kandungannya bahwa bayi di rahimnya dalam keadaan lemah dan posisinya sungsang. Karena itulah bidan kampung itu menyarankan Mukarromah untuk meminta rujukan agar bisa ditangani di rumah sakit.
Namun, bidan puskesmas nekat memaksakan persalinan hingga terjadi tragedi mengenaskan kepala bayi tertinggal di rahim ibu.
Peristiwa itu terjadi Senin (4/3) dini hari. Berdasarkan pengakuan Mukarromah yang termuat dalam video wawancara yang viral di media sosial, saat itu dirinya datang ke Puskesmas Kedungdung, Bangkalan dan langsung meminta surat rujukan.
"Waktu itu datang ke bidan kampung, sama bidan kampung saya disuruh minta rujukan karena kondisi bayi sungsang dan lemah. Waktu sampai di Puskesmas saya bilang mau melahirkan operasi di Bangkalan, saya minta rujukan," ujarnya di video itu dilihat detikJatim, Minggu (10/3/2024).
Bukannya segera diberi rujukan, dia justru dibawa ke ruangan bagian belakang di Puskesmas yang biasa digunakan untuk persalinan dan diminta untuk menunggu cukup lama.
Karena tak kunjung dapat surat rujukan, Mukarromah kembali menanyakan kepada perawat di Puskesmas itu sebab dirinya sudah khawatir dengan kondisi bayinya. Tapi sang perawat meminta dirinya menunggu karena dia sedang menghubungi bidan.
Sang perawat menelepon bidan bernama Mega. Tidak berselang lama bidan itu datang dan menyatakan bahwa Mukarromah sudah bukaan 4 serta menyarankan agar dirinya melahirkan di Puskesmas saja.
"Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat, akhirnya patah badannya. Kepalanya tertinggal di dalam (rahim saya)," ujar Mukarromah.
"Waktu itu ditarik saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya (juga) nggak tahu. Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong. Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk," imbuhnya.
Pada akhirnya, Mukaromah dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan. Tapi nyawa bayi itu tentu saja tidak tertolong. Sang ibu dibawa ke sana agar segera mendapat tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.
(hil/fat)