6 Fakta Pilu Kepala Bayi Tertinggal dalam Rahim Ibu di Bangkalan

6 Fakta Pilu Kepala Bayi Tertinggal dalam Rahim Ibu di Bangkalan

Hilda Rinanda - detikJatim
Senin, 11 Mar 2024 11:38 WIB
Keluarga ibu asal Bangkalan yang melahirkan bayi dengan kepala terputus di Sampang.
Keluarga ibu asal Bangkalan yang melahirkan bayi dengan kepala tertinggal di rahim (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Surabaya -

Pilu dialami Mukarromah (25), ibu muda warga Desa Panpajung, Modung, Bangkalan. Ia tak menyangka bayi yang dia tunggu-tunggu lahir, harus meninggal dalam kondisi mengenaskan.

Bayi tersebut meninggal dunia usai kepalanya tertinggal di rahim sang ibu. Hal ini usai bidan Puskesmas Kedungdung seolah memaksakan persalinan normal, padahal sang ibu datang ke sana untuk meminta surat rujukan ke RS.

Sang ibu sudah mendapatkan petunjuk dari bidan kampung yang memeriksa kandungannya bahwa bayi di rahimnya dalam keadaan lemah dan posisinya sungsang. Karena itulah bidan kampung itu menyarankan Mukarromah untuk meminta rujukan agar bisa ditangani di rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bidan puskesmas nekat memaksakan persalinan hingga terjadi tragedi mengenaskan kepala bayi tertinggal di rahim ibu.

Berikut 6 Fakta Pilu Kepala Bayi Tertinggal dalam Rahim Ibu di Bangkalan:

1. Awal Mula Kejadian

Peristiwa itu terjadi Senin (4/3) dini hari. Berdasarkan pengakuan Mukarromah yang termuat dalam video wawancara yang viral di media sosial, saat itu dirinya datang ke Puskesmas Kedungdung, Bangkalan dan langsung meminta surat rujukan.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu datang ke bidan kampung, sama bidan kampung saya disuruh minta rujukan karena kondisi bayi sungsang dan lemah. Waktu sampai di Puskesmas saya bilang mau melahirkan operasi di Bangkalan, saya minta rujukan," ujarnya di video itu dilihat detikJatim, Minggu (10/3/2024).

Bukannya segera diberi rujukan, dia justru dibawa ke ruangan bagian belakang di Puskesmas yang biasa digunakan untuk persalinan dan diminta untuk menunggu cukup lama.

Karena tak kunjung dapat surat rujukan, Mukarromah kembali menanyakan kepada perawat di Puskesmas itu sebab dirinya sudah khawatir dengan kondisi bayinya. Tapi sang perawat meminta dirinya menunggu karena dia sedang menghubungi bidan.

2. Dipaksa Melahirkan di Puskesmas

Sang perawat menelepon bidan bernama Mega. Tidak berselang lama bidan itu datang dan menyatakan bahwa Mukarromah sudah bukaan 4 serta menyarankan agar dirinya melahirkan di Puskesmas saja.

"Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat, akhirnya patah badannya. Kepalanya tertinggal di dalam (rahim saya)," ujar Mukarromah.

"Waktu itu ditarik saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya (juga) nggak tahu. Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong. Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk," imbuhnya.

3. Dilarikan ke RS Namun Bayi Sudah Tak Tertolong

Pada akhirnya Mukaromah dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan. Tapi nyawa bayi itu tentu saja tidak tertolong. Sang ibu dibawa ke sana agar segera mendapat tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.

Apa yang disampaikan Mukarromah dalam video yang viral itu dibenarkan oleh Faisol, pamannya. Ditemui detikJatim di rumahnya di Desa Waru, Sampang Faisol mengatakan sebenarnya pagi itu dia sudah mau berangkat ke Bangkalan untuk ikut menunggu proses persalinan keponakannya.

"Sekitar Jam 03.00 WIB kami dikabari jika Mokarromah mau melahirkan. Tapi paginya saya ditelepon lagi jika mau dirujuk," kata Faisol.

Dia mengaku terkejut saat kembali mendapat kabar bahwa bayi keponakannya itu lahir dengan kondisi kepala terputus. Dia pun bergegas ke rumah sakit tempat Mukarromah dirujuk di Bangkalan.

"Waktu ditelepon saya setengah nggak percaya. Tapi langsung berangkat ke rumah sakit di Kamal itu, soalnya sudah dirujuk di sana," kata Faisol.

4. Suami Lapor Polisi

Suami Mukarromah bernama Sulaiman tidak terima dengan tindakan bidan di Puskesmas Kedungdung yang entah sengaja atau tidak telah membuat anaknya meninggal dan istrinya kesakitan. Pria itu segera melapor ke polisi, seperti dituturkan oleh ibu mertuanya, Hosridah.

Ibu kandung Mukarromah itu mengatakan bahwa Sulaiman menganggap bahwa apa yang telah dilakukan oleh bidan Puskesmas Kedungdung itu merupakan tindakan malapraktik.

Hosridah pun menunjukkan surat pelaporan yang telah dilayangkan oleh Sulaiman ke Polres Bangkalan. Pihak keluarga telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus dugaan malapraktik itu kepada Polres Bangkalan.

"Kalau soal proses hukumnya, ya, saya nggak tahu apa-apa. Saya pasrahkan sepenuhnya kepada polisi," ujar Hosridah ketika ditemui detikJatim di Sampang, Minggu (10/3/2024).

5. Pengakuan Nenek Lihat Kepala Cucunya 'Terputus'

Hosridah sendiri menceritakan bagaimana dirinya berupaya menguatkan mentalnya saat dipanggil dokter untuk melihat kepala cucunya yang berhasil dikeluarkan dari rahim Mukarromah. Dia mencoba tegar saat melihat kondisi kepala dan badan cucunya yang terpisah.

"Yang saya lihat kepalanya itu dimiringkan di atas alas selesai dioperasi, badannya saat mau difoto saya buka," katanya.

6. Hosridah Harap Anaknya Segera Pulih

Hosridah mengaku pasrah dengan kondisi itu tetapi berharap anaknya bisa segera pulih dari sakitnya. Sebab, putrinya itu menjalani perawatan selama 2 hari 1 malam di RSIA Glamour Husada di Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan.

"Soalnya kata dokter itu kondisi anak saya itu panas karena infeksi. Jadi di sana itu dirawat satu malam. Hari Selasa malam dibawa pulang," ujar Hosridah.




(hil/fat)


Hide Ads