Tanah di Dusun Sumber Lamong, Desa Sambirejo, Wonosalam, Jombang mendadak retak dan ambles. Akibatnya 12 rumah warga mengalami kerusakan akibat tanah gerak tersebut.
Salah satu rumah yang rusak parah milik Sugito. Rumah seluas 10 x 14 meter persegi itu miring karena tanah yang menjadi pijakannya tiba-tiba retak dan ambles sekitar 1 meter. Tidak hanya itu, dinding kanan rumah ambrol, sejumlah dinding lainnya juga retak-retak.
Retak dan amblesnya tanah di Dusun Sumber Lamong ini terjadi pada Rabu (6/3) tengah malam. Sugito sempat mendengar suara retakan dari tanah di bawah rumahnya. Spontan saja ia keluar rumah bersama istrinya untuk menyelamatkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab suara tanah retak juga diikuti amblesnya tanah, serta rusaknya bangunan rumahnya. Benar saja, ketika di luar rumah, ia melihat rumahnya nyaris ambruk.
"Awalnya ada suara krek krek krek. Tanahnya itu bergerak, lalu amblas dan longsor," terangnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (7/3/2024).
Sejak insiden tersebut, Sugito dan keluarganya tak berani menempati rumahnya. Sebab ia khawatir rumahnya ambruk saat hujan turun. Menurutnya, hujan berpotensi memperburuk retak dan amblesnya tanah di bawah rumahnya.
![]() |
"Sementara ini kami mengungsi ke rumah saudara. Karena tanahnya masih bergerak, takut kalau hujan, longsor," jelasnya.
Kepala Desa Sambirejo Sungkono menuturkan, pergerakan tanah di Dusun Sumber Lamong menyebabkan 12 rumah warga rusak. Kerusakan berupa dinding bangunan retak-retak, serta tanah di sekitar rumah amblas sekitar 100 cm dari permukaan aslinya.
Agar tak jatuh korban jiwa, 12 rumah yang rusak dipasangi garis polisi. Sehingga 34 penghuni rumah dilarang masuk ke belasan rumah tersebut. Sehingga mereka mengungsi ke rumah kerabat masing-masing.
"Kondisinya sudah parah tidak bisa ditempati. Dari semua rumah ini tanahnya amblas. Untuk sementara ini kami upayakan bantuan untuk makan. Untuk tindakan selanjutnya kami serahkan ke BPBD," ujarnya.
Pergerakan tanah di Dusun Sumber Lamong, tambah Sungkono, karena faktor lokasinya di perbukitan dengan kemiringan 45 derajat sehingga tergolong rawan longsor. Menurutnya, keretakan tanah sudah terdeteksi 1 bulan lalu.
Namun, para pemilik rumah yang di atas tanah tersebut enggan mengungsi. Ketika hujan deras mengguyur kemarin malam, keretakan tanah kian parah. Seketika tanah tersebut amblas.
"Karena tanahnya tanah labil, karena hujan yang lebat akhirnya menimbulkan keretakan semakin parah," tandasnya.
(abq/iwd)