Banjir melanda 9 desa yang tersebar di 3 kecamatan wilayah Kabupaten Jombang, pagi ini. BPBD Jombang menyebut, banjir terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya dampak tingginya curah hujan Selasa (5/3) malam.
Data yang dirilis BPBD Jombang pukul 09.30 WIB, banjir melanda 5 desa di Kecamatan Mojoagung. Yaitu Desa Kademangan setinggi 50-100 cm dengan tren berangsur surut, Desa Janti setinggi 10-20 cm dengan tren berangsur surut, Desa Betek setinggi 10-20 cm dengan tren berangsur surut. Sedangkan banjir di Desa Mancilan dan Tanggalrejo sudah surut.
Di Kecamatan Sumobito, banjir terjadi di 2 desa. Yaitu di Desa Madyopuro setinggi 10-30 cm dengan tren berangsur surut dan di Desa Talunkidul setinggi 30-50 cm dengan tren berangsur surut. Sedangkan di Kecamatan Jombang, banjir melanda Desa Pulo Lor setinggi 20-40 cm dan Desa Sambongdukuh setinggi 20-40 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banjir saat ini sudah berangsur surut, bahkan ada yang sudah surut total," terang Supervisor Pusdalops BPBD Jombang Stevie Maria kepada wartawan, Rabu (6/3/2024).
Stevie menjelaskan, banjir di Kecamatan Mojoagung terjadi karena sejumlah faktor. Mulai dari topografi Mojoagung yang rendah, diapit Sungai Catak Banteng, Gunting dan Pancir, serta curah hujan yang tinggi di wilayah hulu ketiga sungai tersebut.
"Hulunya di Wonosalam, Kediri dan Malang," jelasnya.
Lain halnya dengan Kecamatan Sumobito. Menurut Stevie, banjir di wilayah ini dipengaruhi melubernya Sungai Ngotok Ring Kanal yang hulunya di Megaluh, Jombang, serta tingginya debit Sungai Gude Ploso yang hulunya di Kediri.
"Kenapa banjir? Karena curah hujan tinggi di hulu, sehingga muka air sungai naik dan meluber. Sama juga dengan penyebab banjir di Kecamatan Jombang," tandasnya.
(hil/dte)