Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan peredaran narkoba di Indonesia semakin beragam jenisnya. Tercatat telah ada 94 narkoba jenis baru yang saat ini marak beredar di Tanah Air.
Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom mengatakan ke-94 jenis narkoba tersebut telah masuk dalam daftar di Kementerian Kesehatan. Saat ini beragam jenis narkoba itu tengah dilakukan kajian untuk penggolongan.
"Narkoba baru yang masuk ke Indonesia ada 94 (jenis). 93 kalau tidak salah sudah masuk dalam list Menteri Kesehatan," kata Marthinus saat acara Musyawarah Perencanaan BNN RI di Surabaya, Rabu (5/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sedang upaya untuk melakukan kajian jenis narkobanya ini lalu kemudian ia masuk dalam list apa? Kelasnya (apakah) psikotropika, atau narkotika, atau golongan 1, golongan 2, golongan 3," sambungnya.
Marthinus juga menyampaikan para produsen narkotika juga terkenal lihai dalam menyamarkan narkoba saat diselundupkan. Salah satu caranya adalah mencoba mengubah komposisi narkotika yang mereka produksi.
"NPS (New Psychoactive Substance) atau narkotika jenis baru ini selalu berkembang (seiring) dengan kemampuan para pengedar atau para produsen ini untuk mengemas atau menghindar dari jeratan-jeratan hukum yang sudah ada," ujarnya.
"Jenis baru ini mereka mencoba untuk mengubah komposisi sehingga tidak masuk ke list yang sudah ada," imbuh Marthinus.
Mengantisipasi modus tersebut terus terjadi, Marthinus mengaku akan terus gencar melakukan pendeteksian dini. Dengan begitu, pihaknya akan mengetahui golongan mana saja yang masuk kategori narkoba jenis baru.
"Kita akan terus melakukan pendeteksian dini sehingga kita mampu untuk mendeteksi masuknya dan kita mampu untuk sesegera mungkin menilai apakah NPS ini masuk dalam golongan yang mana. Supaya bisa dapat dilakukan penegakkan hukum," terangnya.
Marthinus juga mengungkap para produsen narkoba tak melulu menggunakan ekspedisi untuk pengiriman paket. Namun juga kerap menggunakan jalur laut untuk mendistribusikan. Untuk langkah ini, lanjut Marthinus telah menguatkan jaringan intelijen di sepanjang pantai.
"Selain dari ekspedisi, mereka juga menggunakan nelayan-nelayan yang ada di daerah Sumatera sana untuk mengambil barang (narkotika) dari kapal-kapal yang sengaja dibawa ke sini secara tradisional. Mereka serah terimanya di laut," ujar Marthinus.
"Kita membangun jaringan intelijen sepanjang pantai Sumatera dan Jawa untuk mengantisipasi itu," tandas Marthinus.
(abq/iwd)