Selama Februari 2024, ada sejumlah kasus laka di Surabaya. Mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan angka kecelakaan dan korban meninggal dunia pada bulan Februari dapat ditekan. Menurutnya, hal itu seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Surabaya untuk berlalu lintas dengan selalu memperhatikan aturan dan keselamatan.
"Ini merupakan berkat kerja keras dan kerjasama semua pihak, dari 13 meninggal dunia pada bulan Januari 2024 menjadi 8 meninggal dunia di bulan Februari, artinya ada 5 nyawa terselamatkan di bulan Februari 2024," kata Arif saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (3/3/2024).
Sementara, pelaku dan penyebab laka masih didominasi oleh pengendara bandel. Terutama yang belum memiliki SIM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, Arif memastikan tak ada anak atau pelajar yang menjadi korban MD dalam laka lantas.
"Alhamdulillah, dari bulan lalu dan bulan ini tidak ada anak anak atau pelajar yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas," ujarnya.
Arif menyebut, terjadinya kecelakaan masih didominasi saat pindah jalur. Maka dari itu, dia mengimbau agar pengendara mematuhi marka jalan yang ada. Selain itu meningkatkan lagi konsentrasi pada saat pindah jalur atau mendahului kendaraan lain.
"Penyebab lorban meninggal dunia juga didominasi oleh pengendara yang pindah jalur, yang menjadi korban paling banyak adalah yang berusia 50 tahun ke atas dan yang menjadi pelaku paling banyak berusia di bawah 30 tahun atau usia muda," tuturnya.
Sedangkan, untuk jalur tengkorak atau daerah rawan laka masih ada di Surabaya. Di antaranya di Jalan A.Yani dan Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya.
"Semoga di bulan-bulan yang mendatang bisa kita tekan lagi menjadi 'zero death accident' di Kota Surabaya sehingga kita tidak perlu kehilangan orang-orang yang kita cintai hanya karena kecelakaan di jalan," tutupnya.
(pfr/fat)