Amarah Caleg Incumbent PAN Ancam Bunuh PPK di Sumenep

Round Up

Amarah Caleg Incumbent PAN Ancam Bunuh PPK di Sumenep

Hilda Rinanda - detikJatim
Minggu, 03 Mar 2024 07:00 WIB
Viral caleg DPR RI incumbent asal PAN ngamuk ancam bunuh petugas PPK di Sumenep
Viral caleg DPR RI incumbent asal PAN ngamuk ancam bunuh petugas PPK di Sumenep/Foto: Tangkapan layar
Surabaya -

Calon legislatif (caleg) petahana DPR RI asal Partai Amanat Nasional (PAN) ngamuk pada petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Ia menggebrak meja hingga mengancam akan membunuh anggota PPK tersebut. Aksi ini sempat terekam kamera hingga viral di media sosial.

Caleg incumbent asal PAN ini bernama Slamet Aryadi. Dalam video yang beredar, awalnya Slamet dan sejumlah orang mendatangi PPK Lenteng, Kabupaten Sumenep. Ia mengamuk lantaran menduga para PPK melakukan penggelembungan suara.

Dalam video berdurasi 57 detik yang beredar di media sosial, Slamet datang dengan menggunakan sarung dan kaus merah. Di depan sejumlah PPK Lenteng, ia langsung marah-marah menggunakan bahasa Madura. Terlihat juga ada seorang anggota Polres Sumenep yang ikut mengawasi insiden tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Soro kaloar mun lakek soro kaloar, soro kaloar yeh. Mun tak mateh jek nyamaa'agi salamet cong ye mun alapola rea, jek alapola be'en kek lakek soro kaloar kabbi (suruh keluar kalau laki-laki, suruh keluar ya jangan macam-macam, kalian laki-laki suruh keluar semua, kalau tidak mati bukan selamet ya kalau macam-macam)," kata Slamet dalam video yang dilihat detikJatim, Sabtu (2/3/2024).

"Jangan seperti ini, pleno sudah ditok sudah diputuskan sekian, kok main. Ini pidana sudah, ini sudah pidana, mana otak kalian sebagai PPK digaji oleh negara juga," imbuh Slamet sambil menggebrak meja.

ADVERTISEMENT

Setelah mengamuk di depan panitia PPK Lenteng, Slamet kemudian meninggalkan lokasi bersama teman-temannya.

Saat dikonfirmasi, Komisioner KPU Sumenep Rofiqi Tanzil mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat (1/3) malam di PPK Lenteng Sumenep. Slamet menduga ada penggelembungan suara pada caleg lain di internal PAN. Sehingga, dia meminta untuk dilakukan pengecekan kembali.

"Dugaan penggelembungan kan kemarin yang sempat beredar itu dan itu terjadi di internal partai, tidak dengan partai lain, hanya saja saksi di PPK Lenteng itu semua saksi sudah menandatangani, informasinya seperti itu (dia incumbent DPR RI)," terang Tanzil.

"Kemarin kita mendapatkan laporan dari teman-teman PPK Kecamatan Lenteng setelah penandatanganan hasil (rekapitulasi suara) kecamatan itu tiba-tiba ada beberapa orang yang mengaku keberatan dengan hasil perolehan di salah satu partai politik di internal partai. Tapi itu sudah pasca penandatanganan D hasil, jadi teman-teman diminta untuk mengembalikan, mengembalikan ke mana?Kemudian teman-teman bingung karena itu di internal partai," kata Tanzil saat dikonfirmasi, Sabtu (2/3/2024).

Tanzil juga mengaku sempat ada nada ancaman pembunuhan kepada panitia dari oknum caleg tersebut. Namun, pihaknya sudah melakukan komunikasi dan langkah-langkah dengan PPK Lenteng untuk menyikapi ancaman ini.

"Sesuai dengan video yang beredar itu ada pengancaman ke teman-teman PPK, biasa kan karena hari ini rekapitulasi di tingkat kabupaten ini sudah berlangsung dan barangkali ada calon yang merasa dirugikan ya enggak apa-apa, nanti kita sinkronkan di tingkat kabupaten, ini untuk hal-hal yang barangkali ada dugaan seperti itu," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki Sadig menyebut pihaknya sudah menegur Slamet Aryadi.

"Sudah ditegur," kata Sadig saat dikonfirmasi detikJatim.

Sadig mengatakan, Slamet Aryadi marah bukan tanpa alasan. Menurutnya, Slamet hanya ingin mengawal suaranya dan semua caleg juga akan melakukan hal demikian jika terjadi dugaan kecurangan.

Sadig memastikan tidak ada sanksi dari partai. Sebab, apa yang dilakukan Slamet Aryadi dalam batas kewajaran memperjuangkan haknya.

"Ya kalau semua yang seperti itu diberi sanksi, nggak kelar-kelar urusan. Itu kan sedang membela hak-haknya, setiap daerah punya gaya yang juga beda-beda," tandasnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads