Momen Haru Ibu Gantikan Anaknya Wisuda di Untag Surabaya

Momen Haru Ibu Gantikan Anaknya Wisuda di Untag Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 02 Mar 2024 19:00 WIB
Momen Haru Ibu Gantikan Anaknya Wisuda di Untag Surabaya
Ibu Rendy menggantikan anaknya wisuda/Foto: Istimewa (Dok Untag Surabaya)
Surabaya -

Wisuda merupakan momen yang dinanti-nanti setelah melewati masa kuliah sekitar 4 tahun dan menuntaskan skripsi atau tugas akhir (TA). Namun, ada suasana haru pada Wisuda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ke-128.

Suasana haru saat Tumini, ibu yang menggantikan anaknya wisuda. Rendy Dwi Hermawan meninggal dunia pada 29 Oktober 2023, pukul 22.00 WIB.

Menggantikan wisuda, Tumini membawa foto almarhum Rendy ke atas panggung. Tangis pun tak bisa dibendung. Tumini dan keluarga yang datang bangga dengan Rendy yang bisa menuntaskan pendidikannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukannya air mata ibu itu sedih, itu enggak. Ibu bangga, semuanya sudah terlaksana. Semoga kamu tenang di sana, sudah mewujudkan cita-cita wisuda meskipun ada air mata, tapi air mata kebahagiaan," kata Tumini usai Wisuda Untag Surabaya ke-128.

Tumini menceritakan, anaknya tidak mengeluh sakit kepada ibu dan keluarganya saat itu. Hal yang membuat kaget keluarga, Rendy baru dirawat 2 hari kemudian sudah berpulang ke Tuhan.

ADVERTISEMENT

Padahal, lanjut Tumini, anaknya saat itu baru saja menyelesaikan sidang skripsi yang kedua. Kemudian sepekan setelah sidang skripsi kedua bisa mendaftar wisuda.

Momen Haru Ibu Gantikan Anaknya Wisuda di Untag SurabayaIbu Rendy Gantikan Anaknya Wisuda di Untag Surabaya/ Foto: Istimewa (Dok Untag Surabaya)

"Nggak bilang kalau sakit. Tiba-tiba pulang dari kampus habis sidang skripsi kedua, hari itu langsung drop dibawa ke RS. Hari itu juga hasilnya keluar, divonis gagal ginjal dan sebelumnya nggak ada riwayat gagal ginjal," ceritanya.

Almarhum Rendy meninggal usia 22 tahun. Sebelum meninggal, saat dirawat di RS, Rendy berpesan kepada keluarga ingin wisuda. Impiannya itu pun diwujudkan oleh keluarga hari ini.

Sementara Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Nuril Esti Khomariah menceritakan tentang mendiang Rendy semasa hidup di perkuliahan.

"Dia adalah anak yang pintar, anak yang pandai, sikap, attitudenya sangat baik, sangat sopan, sangat santun dan tidak terkesan pamer," kata Nuril.

Begitu pula dengan sahabat almarhum Rendy, Muhammad Rifki Fikri Firdaus mengingat pesan teman dekatnya itu sebelum meninggal dunia. Lulus bersamaan, Rendy juga ingin wisuda bareng sahabatnya.

"Masih keinget, janjinya kemarin ngajak wisuda bareng. Mungkin ini jalan yang terbaik," pungkasnya.




(esw/fat)


Hide Ads