Ramadan (Ramadhan) 1445 Hijriah atau 2024 sebentar lagi. Kapan sidang sibat penentuan 1 Ramadan 1445 H akan dilangsungkan? Simak jadwal selengkapnya berikut ini.
Sidang isbat merupakan proses yang penting untuk menetapkan awal bulan Ramadan. Dikutip situs resmi Kementerian Agama (Kemenag), sidang isbat untuk menetapkan 1 Ramadan dan Idul Fitri telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sejak 1950-an. Spesifiknya, sidang isbat penentuan awal Ramadan diadakan setiap 29 Syakban.
Kapan Sidang Isbat Awal Ramadan 2024?
Kemenag telah menetapkan pelaksanaan sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan 2024 melalui laman resminya. Diketahui, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H akan digelar pada 10 Maret 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adib selaku Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) menerangkan sidang isbat akan dilakukan dalam tiga tahap.
Pertama, pemaparan mengenai posisi hilal awal Ramadan 1445 H. Pemaparan dilakukan berdasarkan hasil perhitungan astronomi atau hisab. Nantinya, sesi ini akan terbuka untuk umum dan disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Bimas Islam mulai pukul 17.00 WIB.
Kedua, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H akan berlangsung secara tertutup selepas salat Magrib di Auditorium H.M Rasjidi Kantor Kementerian Agama. Penentuan awal Ramadan pada sidang isbat akan merujuk pada data hisab sebagai informasi awal dan dikonfirmasi melalui hasil pemantauan hilal.
Ketiga, konferensi pers mengenai hasil sidang isbat akan disiarkan melalui media sosial Kemenag. Adib juga mengkonfirmasi Tim Kemenag sudah menentukan 134 titik pemantauan hilal di seluruh wilayah Indonesia. Nantinya, sidang isbat juga akan melibatkan Kanwil Kemenag serta Kemenag Kabupaten/Kota, yang juga bekerja sama dengan Pengadilan Agama, Ormas Islam, serta instansi negara lainnya.
Metode Penetapan Awal Ramadan
Seperti yang telah disinggung pihak Kemenag sebelumnya, terdapat dua metode yang dilakukan untuk menentukan awal Ramadan. Metode tersebut meliputi metode hisab dan rukyat.
Merangkum dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), hisab berarti menghitung. Pada metode ini, penentuan awal bulan Ramadan dilakukan dengan perhitungan falak atau ilmu astronomi.
Nantinya, hasil perhitungan akan digunakan untuk memastikan wujud dari hilal sehingga penetapan awal bulan tidak perlu dilakukan dengan memantau hilal secara langsung.
Sementara rukyat berarti melihat. Berbeda dengan hisab, pada metode rukyat harus melihat hilal secara langsung, baik menggunakan mata kepala atau alat bantu teropong.
Dalam menentukan awal bulan baru, hilal berupa lengkungan bulan sabit paling tipis dengan ketinggian rendah. Posisi hilal berada di atas ufuk barat setelah terbenamnya matahari dan harus bisa diamati.
Dalam sidang isbat, Kemenag menggunakan gabungan dua metode ini untuk menentukan 1 Ramadan 1445 H. Hal ini lantaran rukyatul hilal atau pemantauan hilal tidak akan bisa terselenggara secara baik tanpa melakukan perhitungan atau metode hisab.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/fat)