10 Adab Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadan

10 Adab Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadan

Najza Namira Putri - detikJatim
Selasa, 27 Feb 2024 13:30 WIB
Ziarah kubur marak dilakukan saat lebaran. Biasanya ziarah dilakukan usai salat Idul Fitri, seperti terlihat di Pemakaman Wakaf Kramat Pela, Jakarta Selatan, Sabtu (22/4/2023).
Ilustrasi ziarah kubur/Foto: Grandyos Zafna
Surabaya -

Umat Islam mengenal ziarah kubur sebagai pengingat terhadap kematian. Muslim biasanya melakukan tradisi nyekar atau ziarah kubur menjelang puasa Ramadan (Ramadhan). Lantas, apa saja adab ziarah kubur?

Sejatinya, takdir kematian telah ditentukan oleh Allah SWT dan tiada yang tahu kapan kematian manusia terjadi selain-Nya. Hendaknya melakukan ziarah kubur dapat menjadi sarana bagi muslim untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

Pandangan Ulama tentang Ziarah Kubur

Melansir laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, Imam Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syekh Khatib Asy-Syirbini memiliki pandangan tersendiri dalam menentukan adab berziarah kubur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, menurut Imam Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayat al-Zain halaman 281 mengatakan:

قال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها

ADVERTISEMENT

Artinya:

Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, 'Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka' diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa sesungguhnya beliau bersabda, 'Tidak ada perumpamaan mayat di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayat menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya ataupun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya.

Sementara itu, pandangan Syekh Khatib Asy-Syirbini dalam Tafsir as-Siraj al-Munir halaman 5277 mengatakan:

وينبغي لمن زار القبور أن يتأدّب بآدابها ويحضر قلبه في إتيانها، ولا يكون حظه منها الطواف عليها فقط فإنّ هذه حالة يشاركه فيها البهائم، بل يقصد بزيارته وجه الله تعالى وإصلاح فساد قلبه، ونفع الميت بما يتلوه عنده من القرآن والدعاء، ويتجنب الجلوس عليها

ويسلم إذا دخل المقابر فيقول: «السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون». وإذا وصل على قبر ميته الذي يعرفه سلم عليه أيضاً، وأتاه من قبل وجهه لأنه في زيارته كمخاطبه حياً، ثم يعتبر بمن صار تحت التراب، وانقطع عن الأهل والأحباب، ويتأمّل حال من مضى من إخوانه كيف انقطعت آمالهم ولم تغن عنهم أموالهم، ومجيء التراب على محاسنهم ووجوههم، وافترقت في التراب أجزاؤهم، وترمل من بعدهم نساؤهم، وشمل ذل اليتم أولادهم وأنه لا بدّ صائر إلى مصيرهم، وأنّ حاله كحالهم وماله كمالهم.

Artinya:

Hendaknya bagi orang yang berziarah di kuburan untuk berperilaku sesuai adab-adab ziarah kubur dan menghadirkan hatinya pada saat mendatangi kuburan. Tujuannya datang ke kuburan bukan hanya sebatas berkeliling, sebab perilaku ini adalah perilaku binatang. Tetapi tujuan ziarahnya karena untuk menggapai rida Allah, memperbaiki keburukan hatinya, memberikan kemanfaatan pada mayat dengan membacakan di sisinya Al-Qur'an dan doa-doa. Dan, juga ia menjauhi duduk di atas kuburan.

Ketika telah masuk di area sekitar kuburan ia mengucapkan salam Assalamu alaika dara qaumi mu'minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun (semoga keselamatan tertuju kepada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian). Ketika sampai di kuburan mayat yang ia kenal, maka ucapkan salam padanya dan datangilah dari arah wajah mayat itu, karena menziarahi kuburannya sama seperti berbicara dengannya sewaktu hidup. Lalu, orang yang berziarah merenungkan keadaan orang yang telah dikubur di bawah tanah, yang telah terpisah dari keluarga serta orang-orang yang dicintainya.

Orang yang berziarah hendaknya juga merenungkan bagaimana keadaan teman-temannya yang telah meninggal. Bagaimana impian mereka telah pupus dan bagaimana harta mereka sudah tidak lagi menolong mereka. Debu-debu telah bertaburan pada keindahan tubuh dan wajah mereka, organ tubuh mereka telah terpisah-pisah dalam tanah, lalu istri mereka menjanda, anak-anak mereka menjadi yatim. Nantinya giliran bagi dirinya untuk menjadi seperti teman-temannya akan tiba. Keadaannya di kubur sama persis seperti keadaan temannya, dan hartanya nantinya juga sama persis seperti harta teman-temannya (tidak dapat menolongnya).

10 Adab Berziarah Kubur

Aturan atau adab berziarah kubur disampaikan ulama-ulama dan perlu diketahui umat Islam yang melakukannya. Berikut ini 10 adab berziarah kubur.

  1. Berdoa dan membaca ayat Al-Qur'an untuk orang yang meninggal.
  2. Menjaga perilaku dengan baik.
  3. Menghadirkan hati dengan berharap dijauhkan dari kemaksiatan dan keburukan lain.
  4. Tidak duduk di atas makam.
  5. Mengucapkan salam Assalamualaika dara qaumi mu'minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. Yang berarti, semoga keselamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian.
  6. Mengucapkan salam dan menyebut nama almarhum yang dikenal.
  7. Mendatangi mayat yang dikenal dari arah wajahnya.
  8. Merenungkan keadaan orang-orang yang dikubur bahwa mereka telah meninggalkan keluarganya.
  9. Merenungkan keadaan teman yang meninggal dan tidak bisa lagi menggapai impiannya.
  10. Menghadirkan kesadaran bahwa semua manusia akan mengalami kematian.

Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads