Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat belasan bayi di bawah 5 tahun (balita) yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi alias KIPI usai vaksin polio. Lima balita di antaranya masuk dalam kategori serius dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto. Anggit menyebutkan ada sekitar 18 balita yang dilaporkan mengalami KIPI. Laporan KIPI itu diterima setelah vaksin polio dilakukan untuk putaran kedua.
"Data terus bergerak, jadi bisa berubah sewaktu-waktu. Sampai dengan saat ini totalnya ada sekitar 18 balita, yang mengalami KIPI," terangnya saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (26/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 18 balita dengan KIPI itu, Kata Anggit, 13 balita termasuk dalam kategori nonserius alias ringan. Sedangkan 5 balita sisanya masuk dalam kategori serius. Sehingga harus dirawat di Rumah Sakit.
"Ada 5 balita yang masuk rumah sakit, karena masuk kategori serius. Jadi untuk bisa mendapatkan penanganan dan perawatan yang lebih maksimal," terang Anggit.
Menurut Anggit, balita yang mengalami KIPI muncul dengan beberapa gejala. Seperti muntah, diare, panas hingga demam. Para balita dengan KIPI dimungkinkan tidak dalam kondisi sehat saat mengikuti vaksinasi polio atau bisa juga karena balita memiliki alergi.
"Bisa saja (karena sakit dan alergi), makanya imunisasi harus ada pemeriksaan kesehatan dulu. Dipastikan sehat," jelasnya.
Lebih lanjut, Dinkes Kabupaten Blitar meminta orang tua untuk segera membawa balita maupun anak-anak yang mengalami KIPI ke fasyankes. Sehingga segera mendapatkan penanganan dan perawatan dari tenaga medis.
Sebagai informasi, saat ini sudah ada sebanyak 126.361 balita di Blitar yang telah mendapatkan vaksin polio pada tahap kedua yang dimulai sejak 19 Februari 2024.
Adapun capaian sementara vaksinasi polio tersebut sudah sekitar 92,3%. Anak dengan usia 0-7 tahun itu menjadi sasaran vaksinasi polio di Kabupaten Blitar.
(dpe/iwd)