Nanti malam merupakan malam Nisfu Syakban (malam Nisfu Syaban). Berikut ini uraian mengenai salat Nisfu Syakban mulai waktu, niat, tata cara dan doanya.
Malam ini merupakan malam yang istimewa bagi umat islam karena banyak keutamaannya. Keutamaan malam Nisfu Syakban dimanfaatkan umat islam untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya.
Malam Nisfu Syakban juga dikenal sebagai malam pengampunan atau lailatul maghfirah. Pada malam tersebut, Allah SWT mengampuni seluruh dosa hamba-hambaNya yang memohon ampun dan bertaubat dengan tulus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada malam Nisfu Syakban, umat islam juga dianjurkan memperbanyak amalan sunah. Salah satu amalan sunah yang dapat dilakukan adalah salat Nisfu Syakban.
Salat Nisfu Syakban dapat dilakukan paling sedikit 2 rakaat. Akan tetapi, jumlah rakaat salat Nisfu Syakban bisa hingga 100 rakaat dengan 50 kali salam. Namun, muslim juga bisa mengerjakannya kemampuan masing-masing.
Waktu Salat Nisfu Syakban
Waktu pelaksanaan salat Nisfu Syakban yaitu ba'diyah magrib. Kemudian dilanjutkan setelah salat isya.
Syekh KH A hmad Shohibul Wada Tajul Arifin juga menyarankan setelah mengerjakan salat Nisfu Syakban hendaknya salat lidaf"il bala. Tak hanya itu, beliau juga menyarankan untuk melanjutkannya dengan khataman.
Niat Salat Nisfu Syakban
Berikut ini niat salat Nisfu Syakban. Mulai aksara Arab, Latin dan terjemahannya.
Arab:
أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Usalli sunnata nisfi Syaban rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya:
Aku berniat salat sunah Nisfu Syakban dua rakaat karena Allah SWT.
Tata Cara Salat Nisfu Syakban
Dikutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), berikut ini tata cara salat Nisfu Syakban:
- Pertama, membaca niat
- Kedua, setelah membaca Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 10 kali
- Ketiga, mengerjakan salat sesuai dengan salat sunah pada umumnya
- Keempat, melaksanakan salat paling sedikit dua rakaat atau dikerjakan sebanyak 100 rakaat dengan 50 kali salam.
Doa Setekah Salat Nisfu Syakban
Setelah melaksanakan salat Nisfu Syakban, hendaknya membaca doa Nisfu Syakban sebagai berikut:
Arab:
أَللّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَآإِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَالَّلاجِـءِيْنَ، وَجَارَالْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وَأمَانَ الْخَاءِفِيْنَ. أَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّ أَوْمَحْرُوْمًا أَوْمَطْرُوْدًا أَوْمُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ. اللّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِي وَاقْتَارَ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ فِى أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَا بِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: يَمْحُوْا اللّٰهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ. إِلٰهِي بِالتَّجَلِّيِّ الْأَعْظَامِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّم الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ: أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْإِكْرَمُ. وَصَلَّى اللّٰهُ تَعَالَى عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِهٖ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُلِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Latin:
Allahumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaika, yâ dzâl jalâli wal ikrâm, yâ dzath thauli wal in'am, lâ ilaha illâ anta zhaharal lâjîna wa jâra al-mustajîrîna wa amâna al-khâ'ifîna.
Allahumma in kunta katabta 'indaka fi ummil kitâbi asyqiyâ au mahrûmîn au mathrûdîna au muqtaranan 'alainâ fîl arzâqi fâmhu.
Allahumma bifadhlika syaqâwatanâ wa hirmânanâ wa thardânâ wa taqtîra arzâqinâ wa atsbitnâ indaka fî ummil kitâbi su'adâ'a marzûqîna muwaffaqînâ lil khairâti fa'innaka qulta wa qauluku al-haqqu fî kitâbika al-munazzali 'alâ lisâni nabiyyika al-mursali yamhullâhu mâ yasya'u wa yusybitu wa 'indahu ummul kitâbi. Ilhanâ bit tajalli al-'zhami fi lailatin nishfi min sya'bâna al-mukarrami allatî yufarraqu fîhâ kullu amrin hakîmin wa yubramu aksyif 'annâ minal balâ'i man na lamu wa mâ lâ na lamu wa anta bihi a'lamu innaka anta al-a'azzu wa al-akramu wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ Muhammadin wa 'alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya:
Ya Allah ya Tuhanku, Dzat yang mempunyai karunia dan tidak dikaruniai atas-Nya. Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki kekayaan dan kenikmatan tiada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Engkau, tempat bergantung dan keselamatan orang-orang yang takut.
Ya Allah ya Tuhanku, jika Engkau telah menulis kami di sisiMu di Induk Kitab sebagai orang celaka terhalang tertolak dan disempitkan rezeki kami, maka hapuskanlah.
Ya Allah ya Tuhan kami, dengan anugerah-Mu, kecelakaan kami, keterhalangan kami, ketertolakan kami dan kesempitan rezeki kami, dan tetapkanlah kami di sisi-Mu, dan Induk Kitab sebagai orang yang bahagia, diberi rezeki dan petunjuk kepada kebaikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam firman-Mu benar di dalam Kitab yang diturunkan melalui lisan Nabi-Mu yang diutus. Yamhullah mâ yasya'u wayusbitu wa indahu ummul kitâb: Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Induk Kitab. Wahai Tuhan kami, dengan penjelasan yang agung di dalam Nisfu Syaban yang mulia yang dipisah-pisahkan, dan dilakukan padanya setiap perkara yang bijak. Maka hilangkanlah bala dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya, karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Luhur dan Mahamulia. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(sun/iwd)