Sahabat Dakwah Sunnah Indonesia Buka Suara soal Ricuh Kajian Riza Basalamah

Sahabat Dakwah Sunnah Indonesia Buka Suara soal Ricuh Kajian Riza Basalamah

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 23 Feb 2024 15:14 WIB
penolakan pengajian riza basalamah di surabaya
Kericuhan tolak Ustaz Riza Basalamah di Masjid Assalam Surabaya. (Foto: Tangkapan Layar)
Surabaya -

Kericuhan terjadi di acara pengajian yang digelar di Masjid Assalam Purimas, Gunung Anyar, Surabaya, Kamis (22/2) malam. Pengajian itu sendiri menghadirkan Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah.

Diketahui, panitia kajian Ustaz Syafiq Reza Basalamah menunjuk Tim Sahabat Dakwah Sunnah (Satda) Indonesia untuk bertanggung jawab menjaga kelancaran dan keamanan kajian sebagai bentuk sinergi dengan aparat kepolisian.

Ketua Umum Satda indonesia Ustaz Abu Rozan buka suara. Abu Rozan menjelaskan GP Ansor meminta kajian tersebut batal, namun pihaknya tetap melanjutkan acara sebab tidak ada hal yang dilanggar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah mendapat surat permintaan pembatalan kajian per tanggal 20 Februari 2024 dari GP Ansor dan Banser Kecamatan Gunung Anyar, pihak panitia memutuskan untuk tetap melanjutkan acara karena tidak ada yang salah dengan acara tersebut," kata Abu Rozan kepada detikJatim, Jumat (23/2/2024).

Lebih detail, Abu Rozan membeberkan alasan pihaknya tetap menggelar pengajian karena tidak ada larangan di Undang-Undang.

ADVERTISEMENT

"Kegiatan kajian adalah bagian dari peribadatan yang dilindungi Undang-Undang. Pengajian juga bentuk edukasi kepada masyarakat terkait ilmu agama," tegasnya.

Abu Rozan mengatakan, tim Satda Indonesia menginstruksikan kepada tim untuk menjaga halaman dan pintu masuk Masjid Assalam.

"Saya menginstruksikan kepada koordinator lapangan agar menahan personel Banser di depan pintu gerbang dengan alasan ketertiban di area masjid," tegasnya.

Abu Rozan bercerita anggota Banser tiba-tiba berdatangan dan ingin merangsek masuk. Pihaknya memperbolehkan masuk, asal mencopot atribut Banser serta mengikuti kajian dengan baik.

"Dibolehkan masuk dengan syarat melepas atribut ormas dan bergabung dengan jemaah untuk mengikuti acara. Jika masuk dengan atribut, hanya dengan perwakilan maksimal 3 orang," ungkapnya.

Namun yang terjadi, Rozan menyebut, Banser memaksa masuk dan ingin membubarkan acara kajian tersebut.

"Karena memaksa, akhirnya situasi tidak kondusif dan pelarangan masuk itu merupakan kewenangan internal tim pengamanan dalam acara tersebut dalam hal ini Satda Indonesia," tandasnya.




(dte/dte)


Hide Ads