Kali Lamong meluap merendam puluhan hektare sawah di tiga kecamatan Gresik selatan. Akibatnya para petani terancam gagal panen, di tengah harga beras meroket.
"Padahal kita sudah agak berisi padinya. Kalau diterjang banjir gini, kayaknya gagal panen kita," kata Suryadi, salah satu petani asal Desa Sedapurklagen, Benjeng kepada detikJatim, Selasa (20/2/2024).
Suryadi mengaku sedih karena padi yang ditanam di sawah setengah hektare terancam gagal panen karena banjir. Sebab, usahanya merawat dan memberikan pupuk hingga menjaganya dari hama selama ini sia-sia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi kita sudah keluar uang untuk beli pupuk, tenaga yang sewa sawah, rugi banyak kalau sampai gagal panen," terangnya.
Sementara Plt Kepala BPBD Gresik Suyono mengatakan sawah 4 desa di Kecamatan Balongpanggang terendam banjir.
"Untuk sawah di Desa Wotansari ada 57 Ha, persawahan di Desa Semanding ada 30 Hektar persawahan. Desa Pucung juga ada 30 Hektare. Dan Desa Banjaragung sekitar 8 Hektar persawahan yang terdampak luapan kali Lamong," kata Suyono.
Selain di Balongpanggang, dua persawahan di Kecamatan Benjeng juga terdampak. Yakni di Desa Sedapurklagen dan Deliksumber.
"Desa Sedapurklagen 35 hektare persawahan terdampak. Sedangkan di Desa Deliksumber 5 hektare," tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito mengaku pihaknya akan melakukan pendataan di tingkat desa. Pihaknya ingin mengetahui para petani yang ikut asuransi atau tidak.
"Kita akan melakukan pendataan dulu. Apakah ikut asuransi atau tidak. Kalau yang ikut asuransi kan dapat ganti rugi. Bagi yang nggak ikut kita akan upayakan mendapat bantuan dari pemerintah pusat atau daerah," katanya.
(dpe/fat)