Anak Polisi di Jombang Saraf Retina Matanya Rusak Kena Pecahan Gagang Sapu

Anak Polisi di Jombang Saraf Retina Matanya Rusak Kena Pecahan Gagang Sapu

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Senin, 19 Feb 2024 20:13 WIB
Siswa SD anak polisi di Jombang yang kena pecahan gagang sapu hingga retina matanya rusak dan mengalami glaukoma.
Siswa SD anak polisi di Jombang kena pecahan gagang sapu hingga retina matanya rusak dan mengalami glaukoma. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Siswa kelas 4 SD Plus Darul Ulum, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jelakombo, Kecamatan/Kabupaten Jombang menderita glaukoma dan kerusakan saraf retina mata sisi kanan. Anak polisi itu mengalami hal itu usai matanya terhantam pecahan kayu gagang sapu saat melihat temannya bermain di kelas.

Ibu korban, EW (44) mengatakan insiden itu terjadi di ruang kelas 4 SD Plus Darul Ulum pada 9 Januari 2024, tepatnya di jam kosong pukul 11.00 WIB. Saat itu putranya menyaksikan temannya bermain kartu. Di kelas yang sama 2 temannya berinisial DF dan AGA (10) bermain pukul bola plastik dengan gagang sapu.

"Pas kepala anak saya menoleh, ada potongan kayu melayang ke mata kanannya. Karena gagang sapu (yang dipakai AGA memukul bola plastik) patah kejedok lantai," kata EW kepada wartawan, Senin (19/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hantaman potongan kayu itu, kata EW, menyebabkan putranya menanggung sakit luar biasa. Bocah berusia 10 tahun asal Kecamatan Jombang itu harus dilarikan ke IGD RSUD Jombang. Mata kanan korban mengalami pendarahan hingga sempat tak bisa melihat sama sekali.

"Waktu di IGD pandangannya sudah gelap waktu mata kirinya ditutup. Mama di mana, mama di mana, padahal saya di sebelahnya," ujarnya sambil menirukan ucapan putranya.

ADVERTISEMENT

Putra anggota Polsek Peterongan, Jombang itu sempat menjalani rawat inap di RSUD Jombang selama kurun waktu 9-12 Januari 2024. EW terpaksa membawa putranya ke RS Mata Undaan Surabaya pada 16 Januari lalu. Sebab dokter spesialis mata RSUD Jombang tak bisa mendiagnosa cedera yang dialami korban akibat terbatasnya peralatan.

"Lalu saya ketemu dokter saraf dan retina (di RS Mata Undaan). Hasilnya dijelaskan kepada saya dan papanya. Saraf retina adik sudah fatal secara medis, tidak bisa diperbaiki lagi. Dokter sudah angkat tangan, tinggal menunggu mukjizat. Bagaimana saya tidak seperti tersambar petir?" Terangnya.

Tidak hanya itu, kata EW, putranya juga menderita glaukoma. Karena tekanan bola mata korban 3 kali lipat daripada mata normal. Yaitu di angka 65 mmHg, sedangkan tekanan bola mata normal maksimal 20 mmHg. Menurut keterangan dokter kepada dirinya, glaukoma tidak bisa sembuh hanya sebatas bisa dikendalikan.

Sehingga korban harus menjalani operasi pembuatan saluran glaukoma pada 5 Februari 2024 untuk mencegah bola matanya keluar. Hingga saat ini, korban harus rutin kontrol ke RS Mata Undaan karena glaukoma. Sedangkan kerusakan saraf retina mata kanan korban belum bisa ditangani.

"Saat ini (mata kanan) dia bisa melihat hanya sekitar 20%. Yang kiri normal, saat akan dioperasi tensinya sempat naik karena ototnya nyambung dengan mata kanan. Tapi penglihatan tidak terdampak. Bola mata kirinya juga mendapatkan obat tetes," jelasnya.

Penanggung jawab Bidang Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang Zulfikar As'ad atau Gus Ufik menuturkan insiden siswa kelas 4 SD Plus Darul Ulum terhantam potongan gagang sapu bukan kesengajaan. Insiden itu terjadi saat korban dan teman-temannya bermain di jam istirahat.

"Tidak sengaja itu, anak main. Namanya anak-anak di waktu jam istirahat," tandasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads