Kota Blitar merupakan salah satu wilayah Mataraman yang dikenal sebagai kandang banteng alias lumbung suara bagi PDIP. Namun, perolehan suara sementara paslon 03 Ganjar-Mahfud di Kota Blitar justru tak sesuai dengan target yang dipasang DPC PDIP Kota Blitar. Ganjar-Mahfud takluk di kandang banteng.
Berdasarkan hasil sementara situs pemilu2024.kpu.go.id yang dilihat detikJatim, perolehan Ganjar-Mahfud di Kota Blitar per pukul 17.37 WIB hanya sekitar 27,54 persen atau 9.100 suara. Suara Ganjar-Mahfud ini tertinggal jauh dengan paslon lawannya yakni Prabowo-Gibran yang mendapat 20. 048 suara atau sekitar 60,67 persen. Sementara, pasangan Anies-Cak Imin mendapatkan sekitar 3.897 suara atau 11.97 persen.
Ketua DPC PDIP Kota Blitar Syahrul Alim belum dapat berkomentar banyak. Sebab, pihaknya masih akan menunggu hasil rekapitulasi perhitungan resmi dari KPU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Prabowo-Gibran Kuasai Mataraman |
"Ya, memang fenomena yang terjadi sekarang seperti ini. Tapi kami masih nunggu hasil resmi dari KPU. Jadi belum ada evaluasi penyebab suara turun dan sebagainya," katanya saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (16/2/2024).
Menurut Syahrul, suara PDIP di Kota Blitar termasuk linear. Sebelumya, pihaknya bersama dengan DPC partai koalisi telah memasang target sekitar 55-60 persen suara untuk Ganjar-Mahfud. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
"(Iya) Jauh dari target, kami dengan partai koalisi targetnya 55 sampai 60 persen, tapi ternyata hanya seperti itu (jauh dari target)," terangnya.
Kata Syahrul, PDIP Kota Blitar sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan suara Ganjar-Mahfud di kandang banteng. Bahkan, mereka juga bergerak bersama dengan partai koalisi yang bergerilya melakukan kampanye.
"Upaya kami sudah sangat maksimal, dengan koalisi juga. Sudah bergerak dari bawah," imbuhnya.
Tipisnya perolehan suara PDIP di Kota Blitar tak hanya terjadi pada Pilpres, tapi perolehan suara legislatif juga turun. Itu setelah PDIP diprediksi hanya akan mendapatkan 8 kursi di DPRD Kota Blitar.
"Sepertinya turun, sebelumnya 10 kursi sekarang 8 kursi tampaknya. Tapi kita (PDIP) tetap paling mendominasi," kata Syahrul.
(dpe/dte)