.webp)
Saat itu, para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 10, Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan menampilkan nuansa yang unik di TPS mereka.
Suasana di TPS itu dibuat sedemikian rupa supaya terkesan layaknya sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Nggak ketinggalan para petugasnya memakai seragam yang mengesankan seperti anak-anak TK.
Simak saja bagaimana petugas TPS ini tampil memakai seragam putih dengan rompi biru lengkap dengan celana pendek yang juga berwarna biru lalu bertingkah se-inocent mungkin di hadapan para pemilih.
Mereka perankan tugas KPPS itu dengan gembira bahkan berhasil mengundang gelak tawa para pemilih. Bayangkan saja, mereka bertugas sambil ngemut permen lolipop layaknya anak-anak. Duh, menggemaskan!
Eits, jangan salah, di balik kostum anak TK yang lengkap dengan suasana TPS layaknya di sekolah TK itu ada filosofi mendalam yang hendak disampaikan para petugas kepada para pemilik hak suara.
 Para petugas TPS berbaju anak TK. (Foto: Dok. Muhajir Arifin/detikJatim) |
"Kami sengaja hadirkan konsep ini selain untuk menarik minat pemilih juga ingin menghadirkan kegembiraan bagi warga. Pemilu ini kan pesta demokrasi, jadi harus gembira," ujar Khoiron Ketua KPPS TPS 10 saat itu.
Nah, kan. Pesta demokrasi memang sudah seharusnya milik para pemilih, termasuk para peserta pemilu, yang harus dilakukan dengan riang gembira.
Sedangkan para petugas KPPS selaku penyelenggara pemungutan suara dituntut untuk jujur dalam menjalankan tugasnya. Simbol anak-anak TK diharapkan mewakili itu.
"Pesan yang ingin kami sampaikan bahwa kami netral. Seperti anak-anak TK kan nggak tahu politik, maksudnya nggak berpihak. Anak kecil juga jujur," kata Khoiron.
Agaknya suasana pemilu dengan konsep yang menyenangkan seperti di TPS 10 Desa Pleret Pasuruan itu perlu terus dihadirkan.
Namun, para petugas KPPS juga perlu menjaga kesehatan masing-masing sehingga tetap prima dan bugar saat menjalankan tugas supaya tragedi di Pemilu 2019 tidak terulang lagi pada 2024 ini.
(dpe/iwd)
