Seorang wanita bernama Andri Widiyanti alias Dian (50) ditemukan tewas di panti pijat Mitra Massage, jalur arteri Dusun Tegalan, Desa/Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Jasad terapis pijat asal Gresik itu sudah membusuk di lorong panti pijat.
Kepala Dusun Tegalan Riko Lukiyanto menjelaskan, kematian Dian terungkap karena kecurigaan bos Mitra Massage, Indrawati (62). Sebab, sudah 3 hari korban tidak bisa dihubungi oleh bosnya.
Pagi tadi, Indrawati pun meminta bantuan Fatkhur, warga yang tinggal di sebelah kanan Mitra Massage untuk mengecek kondisi Dian. Ternyata, pintu depan panti pijat di jalur arteri itu masih terkunci dari dalam. Lampu depan juga masih menyala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Fatkhur mengecek dari pagar belakang panti pijat, ia hanya melihat kaki korban. Saat itu, pintu belakang panti pijat dalam kondisi terbuka. Oleh sebab itu, Fatkhur langsung melapor ke Riko.
"Setelah menerima laporan dari Mas Fatkhur, saya juga mengecek. Ternyata benar kondisinya sudah meninggal. Kemudian saya hubungi rekan-rekan polisi," jelasnya kepada detikJatim di lokasi, Selasa (13/2/2024).
Riko menuturkan, sehari-hari Dian bekerja dan tinggal sendirian di panti pijat Mitra Massage. Wanita asal Perumahan Green Cerme Blok B7 nomor 19, Desa Kambingan, Cerme, Gresik itu menjadi terapis pijat di tempat ini.
"Sehari-hari korban terapis pijat, terakhir kali terlihat masih hidup 4 hari lalu, yang lihat tetangga sebelah," ungkapnya.
Bos Mitra Massage, Indrawati membenarkan Dian bekerja dan tinggal sendirian di panti pijat miliknya. Sebab, sekitar 1 bulan lalu, rekan kerja korban, Hana memilih pulang kampung ke Bojonegoro. Menurutnya, Hana dan Dian sempat kerja bareng sekitar 4 bulan.
"Kalau Dian sudah kurang lebih 3 tahun kerja di sini sebagai terapis," terang warga Desa Pabean, Sedati, Sidoarjo ini.
Indrawati mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Dian melalui WhatsApp pada Jumat (9/2) pukul 19.14 WIB. Namun, ia baru curiga terjadi sesuatu terhadap korban pada Senin (12/2). Sebab, korban tak lagi membuat status WhatsApp maupun melapor kepada dirinya.
Sehingga, kemarin ia meminta tolong warga yang tinggal di sebelah Mitra Massage untuk mengecek Dian. Hanya saja, pintu depan panti pijat terkunci, lampu masih menyala. Sehingga ia mengira korban sedang keluar.
Kekhawatirannya kian menjadi karena pagi tadi Dian lagi-lagi tak bisa dia hubungi. Oleh sebab itu, Indrawati meminta bantuan Fatkhur untuk mengecek Dian di Mitra Massage. Barulah terungkap kalau anak buahnya itu sudah tewas di dalam panti pijat miliknya.
"Jumat itu masih laporan ke saya kalau kondisi sepi karena hujan. Asli dia orangnya jujur. Dia kepikiran mau mantu anak sulungnya April tahun ini," ujarnya.
Sebagai terapis, Dian berbagi penghasilan 50% dengan Indrawati. Korban memasang tarif Rp 100.000 kepada pasien yang pijat capek-capek biasa. Menurutnya, sejak September tahun lalu, setoran korban tak lagi lancar.
"Mulai September setorannya tersendat, dia mengakui memang setoran dia pakai. Sebelum itu setoran lancar, kadang dapat 2 pasien, 1 pasien," jelasnya.
Sementara itu, Anggota Polsek Trowulan bersama Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Mojokerto telah melakukan olah TKP di dalam Mitra Massage. Hasilnya, ponsel dan sepeda motor korban masih utuh di lokasi. Hanya saja, lokasi jasad korban tidak wajar karena tergeletak di lorong panti pijat.
"(Lokasi meninggalnya tidak wajar) Nanti kami selidiki dulu saja," terang Kanit Reskrim Polsek Trowulan Iptu Pamto Hadi Saputra.
Pamto menambahkan, pihaknya masih menyelidiki penyebab tewasnya Dian.
"Korban punya riwayat sakit lambung. Sementara ini belum ada indikasi pembunuhan, tapi masih dalam penyelidikan. Keterangan tim identifikasi sudah dicek, tidak ada tanda kekerasan," tandasnya.
(hil/dte)