Dua anggota KPPS di Kabupaten Malang mengundurkan diri. KPPS tersebut disebut di dalam sebuah video viral yang berisi rekaman suara dugaan money politics mengajak memilih Capres-Cawapres 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Anggota KPU Kabupaten Malang Marhaendra Pramudya Mahardika menjelaskan, pengunduran diri itu dilayangkan dua petugas KPPS di TPS 25, Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
"Kami telah menerima surat pengunduran diri dari KPPS di Turen. Ada dua orang yang mengundurkan diri," ungkap Mahardika kepada detikJatim, Senin (12/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahardika menambahkan, dua petugas KPPS yang mengajukan surat pengunduran diri adalah Rudi Cahyono dan Tommy Suryono. Keduanya resmi mundur sebagai KPPS per Senin, 12 Febuari 2024.
"Kami telah menerima surat pengunduran diri dari anggota KPPS TPS 25 Desa Talok, Kecamatan Turen, per tanggal 12 Februari 2024 atas nama Rudi Cahyono dan Tommy Suryono," imbuhnya.
KPU menyebut, PPS Talok kemudian menggelar rapat pleno untuk melakukan pemberhentian kepada dua petugas KPPS yang telah mengajukan pengunduran diri. Selanjutnya, proses pergantian dan pelantikan KPPS yang baru akan segera dilakukan.
"Untuk KPPS pengganti telah didapatkan penggantinya dan akan dilakukan pelantikan pengganti KPPS malam ini oleh ketua PPS Talok," ujar Mahardika.
Setelah pelantikan anggota KPPS baru, pelaksanaan pemilu di TPS 25 Desa Talok tetap dapat dijalankan. Jumlah anggota KPPS-nya tetap ada 7 orang.
Terkait dengan alasan pengunduran diri, kedua orang tersebut tidak menyebutkan dugaan money politics. Mereka mundur karena alasan pribadi.
"Klarifikasi yang dilakukan PPS kepada yang bersangkutan tentang alasan mundurnya yaitu alasan kesibukan pekerjaan lain. Pengakuan dari yang bersangkutan bahwa pengunduran diri dilakukan oleh yang bersangkutan sendiri. Maka PPS kemudian menerbitkan Berita Acara penggantian KPPS," kata Mahardika.
KPU Malang sendiri tidak memperdalam soal dugaan money politics yang dilakukan oleh kedua orang tersebut. Sebab, mereka lebih dulu mundur sebelum diperiksa.
"Proses tersebut (mengundurkan diri) dilakukan sebelum kami melakukan pemeriksaan, karena sudah bukan anggota badan adhoc, maka kami tidak melakukan pemeriksaan dugaan pelanggaran kepada yang bersangkutan," tutur Mahardika.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video berisi rekaman suara dugaan money politics tersebar di grup-grup WhatsApp. Video itu berjudul 'Politik Uang oleh Caleg PDIP dan Paslon 03 Ganjar-Mahfud di Kabupaten Malang. Bawaslu Malang menyebut sedang menyelidiki rekaman suara tersebut.
"Sore sekitar pukul 4, ketua RT 05 RW 09 Dino membagikan sebuah jilbab putih sama centong yang bertuliskan Ganjar dan dia bilang ada tambahannya, ini hanya awal saja," kata salah seorang lelaki dalam rekaman itu seperti dilihat detikJatim, Senin (12/2).
Pria tersebut melanjutkan, keesokan harinya, Ketua RT05/RW09 bersama petugas KPPS datang membagikan surat suara bersama amplop. Isinya Rp 50 ribu.
"Besoknya sore setelah Magrib menjelang Isya ketua RT 05 RW 09 Dino Cahyono sama ketua KPPS 25 Ipung sama anggota TPS Tommy itu membagikan surat suara bersama amplop di dalamnya ada yang Rp 50 ribu," katanya.
Pria yang belum diketahui identitasnya itu melanjutkan bahwa pemberi amplop juga mengarahkan agar mencoblos caleg tertentu. Ia juga diminta untuk mencoblos pasangan Ganjar dan Mahfud.
"Kemudian diarahkan untuk mencoblos Zulham dari PDI nomor urut 3 sama Ganjar-Mahfud," ujar pria dalam rekaman itu.
Dikonfirmasi detikJatim, Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Kabupaten Malang, Muhamad Hazairin menyatakan, pihaknya tengah mendalami terkait beredarnya video tersebut. Dugaan money politics itu terjadi di Talok, Kecamatan Turen.
"Masih kami dalami untuk hal lebih lanjut akan kami sampaikan kalau perkara tersebut sudah jelas," terang Hazairin.
(dpe/dte)