Kakorlantas Polri Sebut Jatim Sumbang Laka Lantas Tertinggi Setelah Jakarta

Kakorlantas Polri Sebut Jatim Sumbang Laka Lantas Tertinggi Setelah Jakarta

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Sabtu, 10 Feb 2024 13:29 WIB
Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan saat memaparkan data laka lantas dalam acar Gebyar Keselamatan 2024 di Gedung Mahameru Polda Jatim, Sabtu (10/2/2024)
Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan di Gedung Mahameru Polda Jatim, Sabtu (10/2/2024) (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Indeks keselamatan berlalu lintas di Indonesia dinilai masih jauh dari harapan. Bahkan, diklaim masih di bawah beberapa negara lain di Asia Tenggara.

Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan mengatakan, pihaknya menargetkan indeks keselamatan di 1,37 persen atau jumlah korban fatalitas sampai tahun 2025, diharapkan hanya berkisar pada 27 ribu. Menurutnya, jumlah fatalitas laka lantas di Indonesia, termasuk Jatim setiap tahun selalu naik.

"Nanti kita lihat sudah sampai mana korban laka lantas ini, sudah tercapai atau tidak, lalu kita bandingkan dengan negara Asia Tenggara, kita ingin indeks keselamatan teratas di Asia Tenggara, tapi faktanya keselamatan berlalu lintas di Indonesia hanya di rangking 4 terburuk, bukan di atas, bisa kita lihat negara-negara lain di Singapura, Filipina, dan lain-lain jauh lebih baik," kata Aan saat pemaparan materi Gebyar Keselamatan 2024 di Gedung Mahameru Polda Jatim, Sabtu (10/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya, kita perlu effort yang lebih keras lagi, komunitas lalin menjadi duta kita, duta Polri, duta pemerintah untuk menjaga keselamatan berlalu lintas. Jatim sendiri memang menyumbang angka laka lantas cukup tinggi, ada di rangking kedua setelah Jakarta, tahun lalu 2023 tertinggi, alhamdulillah tahun ini ada di rangking kedua," imbuhnya.

Aan mengaku prihatin lantaran data kecelakaan lalu lintas di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurutnya, ada kenaikan 10 persen pada tingkat fatalitas korban atau sekitar 27.596 orang.

ADVERTISEMENT

Apabila dibandingkan jumlah penduduk atau kendaraan bermotor di Indonesia, Aan memprediksi masih jauh dari target keselamatan di tahun 2025. Ia menyebut, target yang sudah ditentukan di tahun 2025 masih cukup jauh, yakni di 9,9 persen.

"Artinya, perlu kerja keras untuk realisasikan target, masih 9,9 indeks keselamatan Indonesia. Di tahun 2024 ini jumlah laka lantas harus turun, itu perintah Pak Kapolda Jatim (Irjen Imam Sugianto) juga, bukan angkanya yang diturunkan tapi diubah," bebernya.

"Sekarang yang dinilai adalah upayanya dari para Kasat Lantas bagaimana mengajak teman-teman untuk bersama-sama memberikan edukasi dan sosialisasi bersama para stakeholder untuk menurunkan angka laka lantas, mulai dari pendataan, blackspot, sampai penanganan laka lantas," imbuh Aan.

Aan menyatakan, ada data yang sangat memprihatinkan. Sebab, dari data dan hasil rekapitulasi korban laka lantas, angka terbesar adalah usia-usia produktif. Mulai usia 15 sampai 59 tahun, yakni para pelajar, mahasiswa, hingga karyawan.

"Angkanya tetap, 3 tahun berturut-turut dan menjadi korban laka lantas," sambungnya.

Untuk jenis kelamin para korban, Aan memastikan adalah tulang punggung keluarga. Mulai dari suami, orangtua, atau bapak.

"Artinya, kalau ortu yang jadi korban laka lantas bisa dipastikan akan ada 1 orang janda, kalau punya anak akan ada anak yatim, akibatnya luar biasa terhadap perekonomian keluarga, negara, dan seterusnya," papar Aan.

"Karena 84 persen korban meninggal dunia akibat laka lantas adalah pria sebagai tulang punggung keluarga, ini menjadi referensi kita untuk sosialisasi dan edukasi betapa laka lantas ini mengakibatkan kemiskinan, terutama untuk keluarga," tambahnya.

Lalu, untuk jenis kendaraan yang terlibat laka lantas di tahun 2021 sampai 2023, masih didominasi roda 2. Bahkan, masih menjadi rangking pertama selama 3 tahun berturut-turut.

"Untuk faktor penyebab laka lantas angka secara nasional ini perilaku jaga jarak sering jadi penyebab laka lantas, bisa over speed, lalu tidak bisa mengerem, lalu terjadi tabrakan, dan seterusnya," jelasnya.

Dari data ini, ia ingin masyarakat dan komunitas serta para produsen kendaraan untuk bersama-sama meningkatkan keselamatan berlalu lintas. Menurutnya, Jatim menjadi sasaran penekanan dan pencegahan laka lantas karena dinilai masih cukup tinggi setelah Jakarta.

Berdasarkan data yang dihimpun Mabes Polri, Aan mengaku tengah berupaya dan mengkoordinasikan serta mengembangkan TI untuk mengelola keselamatan berlalu lintas. Supaya, bisa sejajar dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

"Kita lihat sudah mulai banyak pengembangan melalui riset, dan lain-lain terhadap keselamatan berlalu lintas terutama pada roda 2 karena sangat rentan laka lantas. Data dari PBB memang roda 2 ini adalah yang paling fatal, karena tidak ada rumah luar, begitu jatuh langsung ke aspal," ungkap Aan.

"Ini tanggung jawab kita, mulai dari Bapenda, Dishub, PUPR, Binamarga, polisi, sehingga bisa menekan jumlah fatalitas laka lantas, untuk para Kasatlantas di Jatim manfaatkan informasi dari kita untuk mengelola keselamatan berlalu lintas, tidak hanya patroli, tidak hanya jalan-jalan, tapi tentukan pada data yang ada, sehingga tepat sasaran," tutupnya.




(hil/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads