Banjir akibat tanggul jebol di Lamongan surut. Meski sempat membuat rumah-rumah banjir, air menenggelamkan ratusan hektare sawah tambak. Akibatnya, petani tambak mengalami kerugian.
Banjir dengan ketinggian 40 - 60 cm ini juga memporakporandakan lahan tambak sehingga ribuan ikan budidaya petani tambak hanyut terbawa banjir. Upaya petani tambak memasang waring (Jaring) agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar tidak banyak berarti. Sebab, derasnya air yang datang pada Selasa pagi (6/2/2024).
"Ada yang sudah mau panen, tapi banyak yang baru tebar, usia ikan paling ya belum 1 bulan," kata Sujar, salah seorang petani tambak Tambakploso kepada wartawan, Jumat (9/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petani tambak mengaku mengalami kerugian yang tidak sedikit akibat jebolnya tanggul Kali Plalangan. Pasalnya, ikan-ikan tersebut baru saja ditebar dan banjir langsung datang.
Beberapa ikan yang hanyut terbawa banjir tersebut di antaranya udang, bandeng, bader, tombro dan mujair serta ada juga warga yang budidaya ikan lele. "Ya rugi mas," ujarnya.
Petani tambak ini juga mengaku masih akan menunggu apakah akan tebar benih lagi atau tidak. Pasalnya, banjir yang terjadi di tambak masih terbilang tinggi sehingga mereka tidak tahu pasti.
Selain itu, petani juga masih menunggu apakah masih bisa membenahi pematang tambak yang rusak akibat terjangan banjir.
"Kami menunggu banjir surut dulu, terus nanti dilihat apakah akan tebar benih atau dibiarkan saja," akunya.
Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan jebolnya 2 titik tanggul Kali Plalangan ada di Dusun Plosolebak, Desa Tambakploso, Kecamatan Turi, jebol. Ratusan hektare lahan tambak ikut terendam banjir. Ratusan hektare sawah tambak yang terendam banjir ada di Dusun Plosolebak dan Dusun Gabus.
"Ada lebih kurang 50 hektar lahan pertanian di Dusun Plosolebak dan 70 hektar lahan pertanian di Dusun Gabus yang tergenang akibat jebolnya tanggul ini," kata Kalaksa BPBD Lamongan Joko Raharto beberapa waktu lalu.
(hil/fat)