Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut merespons situasi demokrasi terkini menjelang Pemilu 2024. Melalui Keluarga Besar ITS Peduli Negeri, para guru besar dan sivitas akademika melakukan seruan dengan harapan terwujudnya pemilu jujur, adil, dan damai.
koordinator Keluarga Besar ITS Peduli Negeri, Prof. Dr Harus Laksana Guntur mengatakan aksi yang digelar ini murni merupakan seruan moral tanpa afiliasi dengan pihak manapun.
"Kami ingin pemilu berjalan dengan jujur, adil, dan damai. Tidak ada keberpihakan dari pemerintah kepada kelompok tertentu. Ini murni seruan moral. Yang hadir di sini adalah dosen, tendik, dan mahasiswa yang memang secara moral peduli dengan negeri ini supaya ke depannya lebih baik," tutur Prof Harus kepada detikJatim, Senin (5/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Harus memastikan dalam seruan aksi ini, tidak ada seorang pun yang merupakan partisan. Semuanya murni ingin menyuarakan aspirasi kepada rektor ITS untuk diteruskan kepada pemerintah.
"Semua kita lakukan sesuai jalur, kami bukan partisan. Ini murni seruan moral. Kami ingin ikut menjaga integritas dan etika dalam berbangsa dan ikut merawat demokrasi. Supaya nasib generasi muda ke depan semakin baik," ujarnya.
"Tanggung jawab itulah yang mendasari kami atas nama Keluarga Besar ITS Peduli Negeri untuk menyampaikan aspirasi sikap kami atas kondisi terkini ini kepada rektor ITS, kami berharap poin ini akan diteruskan ke pemerintah," imbuhnya.
Seruan moral ini digelar di Plaza dr. Angka ITS. Ada puluhan guru besar, dosen, tendik dan mahasiswa yang kompak menyuarakan dukungannya. Kebanyakan guru besar yang hadir mengenakan kemeja putih, menggambarkan netralitas yang diharapkan dalam pemilu.
"Seruan ini disampaikan Keluarga Besar ITS Peduli Negeri yang tidak memiliki afiliasi kepada kelompok manapun, namun tetap mengedepankan etika dan tata kelola perguruan tinggi yang menempatkan jajaran pimpinan ITS sebagai yang memiliki tanggung jawab atas semua aktivitas di kampus," ujar Prof Harus membacakan poin seruan moralnya.
"Pemberi dukungan terhadap seruan ini membubuhkan tanda tangannya tanpa tekanan dan tanpa pamrih," lanjutnya.
Prof Harun berharap langkah kecil ini bisa didengar oleh pemerintah.
"Keluarga Besar ITS Peduli Negeri berharap agar seruan ini dapat direspons oleh seluruh pihak yang terkait dan dipandang sebagai salah satu cara dan upaya menegakkan demokrasi di negeri tercinta. Seruan ini adalah aksi damai dan diharapkan tidak menimbulkan dampak negatif apapun setelah penyampaiannya," pungkasnya.
(hil/iwd)