Pengamat UTM Wanti-wanti Sivitas Akademika Jangan Sampai Jadi Partisan

Pengamat UTM Wanti-wanti Sivitas Akademika Jangan Sampai Jadi Partisan

Aprilia Devi - detikJatim
Minggu, 04 Feb 2024 18:29 WIB
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam, pejabat publik harus benar-benar memahami fungsi sebagai edukator yang bisa menjadi contoh dan keteladanan di masa pandemi COVID-19. Terlebih pemimpin daerah harus istiqomah memberi inspirasi, dan juga bisa empati terhadap situasi.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Fenomena sivitas akademika menyatakan menanggapi kondisi demokrasi di Indonesia tengah terjadi di sejumlah kampus besar. Berbagai kampus mulai dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) telah menyatakan sikap.

Rencananya, pernyataan sikap ini juga akan dilakukan Universitas Airlangga (Unair) besok Senin (5/2), begitu pula dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang akan menyusul menyampaikan gerakan moral pada Rabu (7/2).

Pengamat Politik UTM Surokim Abdussalam yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menyampaikan, berbagai gerakan yang muncul tersebut adalah salah satu upaya sivitas akademika dalam meluruskan hal-hal yang tidak sesuai dengan amanat reformasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gerakan tersebut sebagai gerakan moral elemen sivitas akademika sebagai ikhtiar mengingatkan elite dan penguasa. Saya pikir kehadiran masyarakat kampus diperlukan untuk meluruskan hal-hal yang tidak sejalan dengan semangat reformasi," ujar Surokim saat dihubungi detikJatim, Minggu (4/2/2024).

Namun, ia juga menyampaikan peringatan jangan sampai gerakan-gerakan moral yang dilakukan justru mengarah pada dukungan terhadap pihak tertentu, apalagi sampai menjadi partisan.

ADVERTISEMENT

"Gerakan moral ini saya pikir pas asal tidak menjadi partisan dan harus dihindari betul mengarah pada dukung mendukung. Namun jika sampai menjadi partisan, maka sebenarnya masyarakat kampus sedang menggali kuburnya sendiri," tegasnya.

Surokim menyebut, poin utama yang ingin disampaikan oleh sivitas akademika perlu dijaga agar tetap berada dalam koridor tema politik bersih yang akan disuarakan. Termasuk untuk memberantas terjadinya KKN atau justru politik dinasti yang dikhawatirkan terjadi.

"Yang disuarakan elemen sivitas akademika adalah menunjukkan kembali kompas jalan demokrasi sebagaimana amanat reformasi, termasuk melalui gerakan politik bersih dan mewujudkan pemilu bermartabat. Jika masyarakat kampus bisa menjaga itu, saya pikir gerakan ini akan punya makna dan gerakan moral itu akan bisa efektif menyampaikan pesan," tegasnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads