Sejumlah sivitas akademika kampus-kampus negeri di Indonesia melayangkan kritik terhadap kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden. Dimulai dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Padjadjaran (Unpad). Bagaimana dengan Universitas Airlangga (Unair)?
Rektor Unair Prof M Nasih menjelaskan bahwa pernyataan kritik akademisi di UGM, UII, UI, Unhas, dan Unpad tidak mewakili manajemen universitas. Tetapi suara dan sikap dari warga kampus yang memiliki hak masing-masing.
"Itu sebagian dari warga kampus, mereka melakukan itu (pernyataan sikap atau petisi) haknya warga kampus. Itu bukan suara mewakili UGM secara kelembagaan, itu bagian warga kampus yang punya sikap, suara, pilihan dan itu sah-sah saja menyampaikan pandangan dan pendapatnya," ujar Prof Nasih ditemui detikJatim di Kampus C Unair, Sabtu (3/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, warga kampus berhak memiliki dan menyampaikan pendapat dan pandangan masing-masing. Begitu pula warga kampus Unair.
"Itu dipastikan bukan pandangan institusi, itu pandangan dari warga negara atau warga kampus. Tentu berbeda-beda, hanya ada yang diungkapkan ada yang tidak," katanya.
Prof Nasih menegaskan bahwa Unair sudah 1 tahun lebih ini tegas mendeklarasikan pemilu bermartabat. Hal itu bahkan sudah disampaikan di Forum Rektor Indonesia (FRI) 2023 lalu.
"Ketika FRI kita sudah bicara demokrasi bermartabat dan lainnya. Setahun yang lalu kita juga sudah deklarasi menolak politik uang dan lainnya. Nggak perlu diulang lagi atau ikut-ikutan, kami sudah punya sikap tegas," kata Nasih.
Bahkan, kata Nasih, pekan lalu pihaknya mengundang caleg dari warga Unair. Ia mengajak mereka bersikap antipolitik uang, antikorupsi dan lebih kepada support pengembangan SDM.
"Ada sikap tegas di dalamnya. Kami ingin setop politik uang, setop korupsi. Sikap kami sudah tegas beberapa waktu lalu. Tidak ada hal baru yang disampaikan. Bagi Unair sudah lama," ujarnya.
"Sekali lagi, sudah setahun lalu kami punya sikap, masa diulangi lagi masih ada deklarasi (lagi) untuk demokrasi yang bermartabat?" Pungkasnya.
(dpe/dte)