7 Fakta Bertebarannya Spanduk Kecam Gibran di Jatim

7 Fakta Bertebarannya Spanduk Kecam Gibran di Jatim

Irma Budiarti - detikJatim
Minggu, 28 Jan 2024 09:24 WIB
Spanduk kecam Gibran bertebaran di Bangkalan
Spanduk kecam Gibran bertebaran di Bangkalan/Foto: Istimewa
Surabaya -

Puluhan spanduk bernada kecaman terhadap Gibran Rakabuming Raka bertebaran di sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim). Spanduk tersebut juga berisi penolakan terhadap Gibran.

Spanduk-spanduk kecam Gibran muncul di Madura hingga Malang. Keberadaan spanduk kecam Gibran itu memunculkan dugaan adanya oknum yang sengaja mengadu domba.

Spanduk kecam Gibran itu diduga sebagai kritik atas gimik cawapres paslon 02 saat debat keempat Pilpres 2024. Tulisan dalam spanduk tersebut menyebut sikap Gibran dalam debat cawapres tersebut tidak beretika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta Bertebarannya Spanduk Kecam Gibran di Jatim hingga Diduga Adu Domba:

1. Ada Tulisan 'Pecinta Mahfud MD' pada Spanduk Kecam Gibran di Bangkalan

Spanduk kecam Gibran terlihat dipasang di sejumlah jalan di Bangkalan. Tulisan dalam spanduk tersebut diduga buntut gimik Gibran pada cawapres 03 Mahfud Md. Gimik Gibran yang memeragakan sedang mencari jawaban Mahfud Md dinilai tidak beretika.

Pantauan detikJatim, beberapa spanduk yang beredar ditulis dalam bahasa Madura. Di mana, pada bagian atas spanduk ada tulisan 'Warga Madura Pecinta Mahfud MD'. Berikut tulisan spanduk kecam Gibran di Bangkalan.

ADVERTISEMENT

"Gibran tengateh cong (hati-hati nak) menghina Mahfud berarti menghina kita semua," tulis salah satu spanduk.

"Maggih anaen presiden mon korang ajer paggun ebeles (walau anaknya presiden kalau kurang ajar tetap dibalas)," tulis spanduk lain.

"Mon tretan la ecokocoh mekkeh anakna presiden paggun elabenah (Kalau saudara sudah diejek, walaupun anak presiden tetap akan dilawan)," bunyi spanduk lain.

2. Puluhan Spanduk Kecam Gibran di Bangkalan

Ketua Bawaslu Bangkalan Ahmad Mustain Saleh menyebut, ada puluhan spanduk kecam Gibran. Menurutnya, sedikitnya ada 24 spanduk bernarasi provokatif dan mengandung SARA yang bertebaran di beberapa titik jalan raya di sejumlah kecamatan Bangkalan.

"Kami dapat laporan dari beberapa Panwascam Burneh dan Tragah, di sepanjang Jalan Tangkel Suramadu itu kami temukan ada 20 spanduk, dan di Blega itu empat buah spanduk," ucapnya.

3. Spanduk Kecam Gibran Diduga Dipasang Rabu Malam

Saleh menduga spanduk kecam Gibran itu telah dipasang beberapa hari lalu. Namun, ia mengaku belum mengetahui siapa yang memasang spanduk-spanduk ini. Pihaknya juga belum mendapatkan laporan pasti siapa yang memasang spanduk bernarasi SARA itu.

"Kemungkinan itu dipasang Rabu (24/1/2024) malam," ungkap Mustain.

Bawaslu juga belum bisa melakukan langkah lebih jauh terhadap temuan spanduk itu. Sebab, Bawaslu belum mendapatkan laporan pasti siapa yang memasang spanduk bernarasi SARA itu.

"Kecuali diketahui dan dapat informasi siapa yang pasang, pasti nanti kami bisa tindak. Yang jelas yang kami lakukan sebenarnya pencegahan hal-hal yang berbau SARA provokatif ya," pungkasnya.

4. Spanduk Kecam Gibran di Bangkalan Diturunkan

Puluhan spanduk kecam Gibran di Bangkalan dicopot. Pencopotan dilakukan karena spanduk mengandung unsur SARA dan provokatif.

Saleh mengatakan, usai mendapat laporan temuan spanduk tersebut, Bawaslu Bangkalan langsung melakukan rakor bersama tim pokja khusus penanganan isu SARA dan provokatif, yakni dari unsur Kesbangpol, kepolisian, TNI dan Satpol PP. Hasil rakor memutuskan mencopot spanduk itu.

"Kamis (25/1/2024) pagi kami dapat laporan itu, dan segera kami rapatkan dengan tim. Hasilnya spanduk itu bernada provokasi dan SARA sehingga siangnya kami langsung turunkan. Untuk di Blega, begitu dapat laporan, panwascam bersama polsek dan koramil langsung eksekusi (dicopot)," terang Mustain.

5. Spanduk Juga Muncul di Malang

Selain Bangkalan, spanduk penolakan Gibran juga muncul di Kota Malang. Spanduk tersebut pun menyinggung soal etika. Spanduk tolak Gibran di Kota Malang juga mengatasnamakan pendukung Mahfud Md.

Spanduk dengan tulisan 'yang tidak beretika dilarang masuk kampung ini' itu dilengkapi gambar Gibran yang diberi garis miring tanda penolakan. Spanduk tampak terpasang di Kecamatan Kedungkandang, tepatnya gapura Jalan Muharto Gang 7 dan Gang 5.

Jalan Muharto Gang 7 dan Gang 5 diketahui memang banyak warga Madura. Namun, warga mengaku tak tahu-menahu soal spanduk itu. Meski begitu, warga menduga itu berkaitan debat cawapres.

"Ya mungkin itu bentuk sikap dari sejumlah warga yang melihat etika Gibran saat tampil di debat kemarin itu kurang baik kepada lawan. Padahal, lawannya itu kan juga lebih tua dibanding dia," ujar Muhammad, warga setempat.

6. Spanduk di Kota Malang Tiba-tiba Hilang

Spanduk tolak Gibran yang muncul di Kota Malang mendadak hilang pada Sabtu (27/1/2024) sore. Padahal, Bawaslu baru menerima laporan dan belum melakukan penertiban.

"Tidak tahu yang melepas siapa, kemarin malam masih ada," ujar Romli seorang warga yang ditemui di lokasi.

Hanya spanduk tolak Gibran yang diturunkan atau dilepas dari tempat semula. Sementara alat peraga kampanye sejumlah caleg yang lain masih terpasang di lokasi.

7. Diduga Ada yang Mau Adu Domba

Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji mengecam spanduk provokatif tersebut. Dewan Pengarah TKD Jatim 02 Prabowo-Gibran ini mencurigai, ada pihak yang ingin mengadu domba masyarakat dengan spanduk provokatif tersebut.

"Siapapun yang memasang spanduk itu harus melakukan taubat politik karena dalam demokrasi yang sehat, semua calon memiliki hak yang sama untuk melakukan komunikasi dan sosialisasi politik. Saya khawatir yang memasang punya itikad tidak baik, berusaha memanas-manasi akar rumput yang saat ini lagi kondusif," kata Sarmuji.

Ia pun menyayangkan spanduk tersebut membawa narasi warga Madura, karena menurutnya warga Madura dikenal santun dan ramah. Ia menilai warga Madura kelihatannya saja keras, tapi sebenarnya bersahabat.

"Warga Madura itu lugas, kelihatannya keras tapi hatinya lembut dan bersahabat. Tidak akan melakukan hal seperti itu warga Madura. Berkampanye lah yang baik, santun. Tonjolkan program, jangan menjatuhkan lawan. Saya kira yang oknum yang memasang spanduk tersebut sudah khawatir jagonya akan kalah di Pilpres 2024," tandas Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.




(irb/sun)


Hide Ads