5 Hal soal Seruan Ketua Muslimat Jatim Ikuti Pilihan Politik Khofifah

5 Hal soal Seruan Ketua Muslimat Jatim Ikuti Pilihan Politik Khofifah

Hilda Rinanda - detikJatim
Sabtu, 27 Jan 2024 12:29 WIB
Harlah78 Muslimat NU Surabaya
Harlah 78 Muslimat NU Surabaya (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Ketua PW Muslimat NU Jatim Nyai Hj Masruroh Wahid menyinggung soal Pilpres 2024 di tengah Harlah 78 Muslimat NU di Islamic Center, Surabaya. Di sini, ia meminta kader Muslimat NU ikut pilihan politik Khofifah Indar Parawansa.

Kegiatan ini dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan ulama kondang Gus Miftah.

Berikut 5 Hal soal Seruan Ketua Muslimat Jatim Ikuti Pilihan Politik Khofifah:

1. Singgung soal 3 Paslon

Dalam sambutannya, awalnya, Nyai Masruroh menyinggung soal tiga paslon yang tidak ada calon perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita akan menghadapi pilpres. Calonnya tiga, laki semua nggak ada perempuannya. Tapi yang menjadi perbincangan internasional adalah seorang perempuan bernama Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur," kata Nyai Masruroh dalam sambutannya, Jumat (26/1/2024).

"Karena selama ini tidak ada ormas yang siapapun yang bisa mengumpulkan emak-emak se-Indonesia, bahkan sampai dari luar negeri di GBK dengan begitu sukses. Alhamdulillah. Saya tidak akan pidato apa-apa, cuma saya mengatakan rasa syukur saya kepada Allah SWT, alhamdulillah kita dijadikan perempuan Indonesia, perempuan Nahdliyin Indonesia yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah," tambahnya.

ADVERTISEMENT

2. Minta Kader Ikuti Pilihan Khofifah

Nyai Masruroh meminta semua kader Muslimat NU Surabaya untuk menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 mendatang. Untuk calonnya, Nyai Masruroh meminta kader Muslimat NU ikuti pilihan Khofifah.

"Maka jangan absen 14 Februari nanti harus menggunakan hak pilih dan hak demokrasinya untuk memilih pemimpin terbaik. Siapa yang dipilih? Ikut Bu Khofifah," seru Nyai Masruroh.

"Siapa yang dipilih? Ikut Gus Mifftah. Siapa yang dipilih? Ikut Kiai Asep," tambah Nyai Masruroh.

3. Kader Muslimat NU Sepakat Ikut Khofifah

Masruroh menegaskan dirinya akan mengikuti pilihan politik Khofifah Indar Parawansa di Pilpres 2024.

"Insyaallah Indonesia damai. Kurang 20 hari, saya jelas ikut Bu Khofifah. Panjenengan semua?" tanya Masruroh ke kader yang langsung disambar "Ikut Bu Khofifah," jawab kader Muslimat NU Surabaya di lokasi.

"Karena kalau tidak ikut nanti tidak akan ketemu di hadapan Allah SWT nanti. Dalam Az Zumar ayat 73 bahwa nanti di hadapan Allah semua manusia akan berbondong-bondong dikirim ke surga atau sebaliknya. Manusia yang sama amalnya, sama pilihannya, sama perjuangannya untuk menegakkan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45," tandas Nyai Masruroh.

4. Sayup Terdengar Nama Prabowo-Gibran

Dalam acara ini, sayup-sayup nama Prabowo-Gibran terdengar dari kader Muslimat. Sayup-sayup, Prabowo-Gibran dari kader Muslimat NU Surabaya mulai terdengar saat Ketua PW Muslimat NU Jatim Nyai Hj Masruroh Wahid melempar pertanyaan ke kader soal pilihan di Pilpres 2024.

"Siapa yang dipilih?," tanya Masruroh yang dijawab kader Muslimat "Prabowo-Gibran,".

Namun, Masruroh langsung menjawab "Ikut Bu Khofifah," tegas Masruroh.

5. Gus Miftah Selawatan Sebut Prabowo-Gibran

Nama Prabowo kembali disinggung saat Gus Miftah selawatan bersama ribuan kader Muslimat NU Surabaya.

"Shalaatullaah Salaamullaah 'Alaa Thaaha Rasuulillaah. Shalaatullaah Salaamullaah 'Alaa Yaa Siin Habiibillaah. Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah. Kalau Bukan Prabowo siapa lagi, kalau bukan Prabowo siapa lagi," kata Gus Miftah sambil berselawat.

Gus Miftah usai acara menegaskan dirinya hanya berselawat tanpa mengajak warga Muslimat NU memilih paslon 02 Prabowo-Gibran.

"Saya cuma selawatan Prabowo-Gibran untuk Indonesia. Bukan pilih Prabowo-Gibran. Hanya selawatan, arahannya nggak. Kalau saya mengatakan Prabowo-Gibran untuk Indonesia mengarahkannya di mana?," ujar Gus Miftah.

Saat sambutan, Gus Miftah mengajak seluruh warga Muslimat NU untuk tetap menjaga kerukunan Indonesia.

"Boleh beda pilihan tapi kudu rukun. Warga jadi pendukung harus cerdas, jangan pendukung goblok. Cerdas itu menyosialisasikan programnya, bukan menjelekkan calon lainnya," ujar Gus Miftah.

"Kalau pendukung goblok itu yang menjelek-jelekkan calon lainnya. Saya itu hubungan dengan Ganjar baik, dengan Anies baik, dengan Prabowo baik bwanget. Saya dengan Bu Khofifah dan Pak Prabowo kenal bwanget," tukasnya.

6. Khofifah Tepis Harlah Muslimat Dimajukan Demi Pilpres

Sementara itu, Khofifah sempat menyinggung soal hak pilih. Khofifah menjelaskan, Muslimat NU biasa menggelar acara harlah NU di bulan Januari. Hal ini menepis anggapan Muslimat NU yang dikabarkan digerakkan untuk pemenangan paslon tertentu di Pilpres 2024.

"Kawan-kawan dari awal saya menyampaikan dari 12 Rabiul Akhir kalau pakai Hijriah sampai 29 Maret kalau pakai Masehi itu memang masa harlah. Jadi tidak ada sesuatu yang bikin berubah karena memang tergantung mau pakai Masehi atau pakai Hijriah," kata Khofifah.

"Ini sebetulnya kalau kita mau ambil Januari itu di tengah-tengahnya antara Hijriah dengan Masehi di tahun ini, karena Hijriah itu kan mundur 12 hari tiap tahunnya," tambahnya.

7. Khofifah Sebut Muslimat NU Tak Punya Hak Pilih

Soal pengarahan massa Muslimat NU di Pilpres, Khofifah menegaskan Muslimat NU tidak punya hak pilih.

"Muslimat NU sebagai organisasi kan tidak punya hak pilih, yang punya hak pilih adalah anggotanya. Jadi Muslimat NU tidak punya hak pilih, yang punya hak pilih adalah warganya, pengurusnya sebagai warga penduduk Indonesia, wis rek," tandasnya.




(hil/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads