Penderita Penyakit Kulit dan Kelamin di Surabaya Masih Tinggi

Penderita Penyakit Kulit dan Kelamin di Surabaya Masih Tinggi

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 20 Jan 2024 22:30 WIB
Chemical peeling untuk tenaga kesehatan di RSUD dr Soewandhie.
Chemical peeling untuk tenaga kesehatan di RSUD dr Soewandhie. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Ada beberapa jenis penyakit kulit dan kelamin yang dialami masyarakat. Namun dari semua jenis penyakit kulit, alergi atau dermatitis menjadi urutan pertama yang diderita anak hingga usia tua. Jumlah penderita penyakit ini di Surabaya juga tergolong tinggi.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Surabaya dr Ary Widhyasti Bandem MKes SpDVE, FINSDV, FAADV menyebutkan, kasus penyakit kulit dan kelamin urutan pertama masih alergi atau dermatitis. Kedua adalah infeksi dan tak jauh berbeda dengan alergi.

"Kasus masih sama jumlahnya masih urutan satu. Surabaya tinggi juga, dermatitis paling atas," kata dr Ary usai peringati Perdoski ke-58 di RSUD dr Soewandhie, Sabtu (20/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, penyakit infeksi banyak faktornya. Bisa karena bakteri, jamur, parasit. Sedangkan, alergi atau dermatitis terjadi karena multifaktor.

"Bisa dari dalam orangnya sendiri, atopi (kulit meradang kemerahan, gatal, kering, dan pecah-pecah), pengaruh dari lingkungan, dari bahan-bahan yang digunakan, bisa juga tidak cocok obat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Usia penderita dibagi beberapa fase. Mulai dari anak-anak, dewasa, hingga usia tua. Bahkan, tak sedikit pula remaja menderita penyakit kulit karena asal menggunakan produk kecantikan tanpa melihat kebutuhan kulitnya.

Dampak alergi sendiri dapat mengganggu kualitas hidup. Seperti kurang tidur, gatal, kulit tidak estetik, hingga perasaan takut menulari orang lain. Padahal dermatitis tidak menular.

"Paling parah, telat elitroderma kasusnya meliputi 100% dari tubuhnya kemerahan, mengelupas, bisa semua sekujur tubuh. Dirawat, yang berat tadi harus dirawat inap di RS, penanganan khusus," urainya.

Dr Ary berpesan kepada masyarakat, bila mengalami penyakit kulit, seperti munculnya gatal-gatal, kemerahan dan lainnya bisa segera ke dokter spesialis. Agar bisa segera ditangani dan tidak menjadi peradangan.

"Penyakit kulit itu mirip-mirip, gatal, kemerahan merupakan tanda di mana diagnosis bisa banyak. Untuk memastikan yang mana agar nggak salah, bisa menemui dokter SpDVE masing-masing dan terdekat," pesannya saat mengadakan chemical peeling untuk tenaga kesehatan di RSUD dr Soewandhie.

Sementara dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika RSUD dr Soewandhie, dr Ita Puspita Dewi SpDVE FINSDV FAADV menyebut, jumlah pasien dermatitis di RS milik Pemkot Surabaya ini bisa sampai separuh dari semua pasien yang ada. Bahkan, ada pasien bayi baru lahir.

"Masih banyak. Bisa sampai 50% dari pasien di sini, dermatitis. Seminggu sekitar 200-an dermatitis. Dermatitis kan banyak, ada alergi, makanan. Mulai dari usia nol sampai dewasa banyak," pungkasnya.




(irb/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads