Sebanyak 318 ribu lebih anak di Kota Surabaya sudah divaksin polio sejak putaran pertama Senin (15/1/2024). Hingga kini, masih ada 10 ribu anak belum divaksin. Rencananya, 10 ribu anak tersebut akan divaksin hingga Minggu (21/1/2024).
Imunisasi polio di Surabaya menargetkan 329.616 anak. Dari jumlah tersebut dibagi 2 kelompok, yakni kelompok sekolah dan non sekolah. Non sekolah yakni sasarannya 122.947 anak akan disediakan di pos-pos Balai RW. Sedangkan usia sekolah sampai dengan 5-7 tahun ada 206.669 akan disediakan di pos-pos sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, capaian Sub PIN Polio hingga per tanggal 18 Januari 2024 pukul 16.31 WIB ada 318.929 atau 96,88% anak sudah diimunisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data sasaran di Kota Surabaya yang belum dilakukan vaksinasi Polio hingga per tanggal 18 Januari 2024 pukul 16.31 WIB sejumlah 10.687 anak," kata Nanik saat dihubungi detikJatim, Jumat (19/1/2024).
Dia menambahkan, ditemukan beberapa kejadian ikutan pasca imuninasi (KIPI) setelah divaksin polio. Kasus KIPI tersebut telah dilakukan pelacakan puskesmas dan dikonsulkan dengan Komda KIPI Jawa Timur.
"Konsisi kasus KIPI hingga hari ini dalam keadaan baik dan sudah beraktifitas kembali seperti biasa," ujarnya.
Nanik mengaku, ada beberapa orang tua yang menolak pemberian vaksin polio. Namun ini bukan menjadi hal baru, melainkan sudah biasa pemberian imunisasi lainnya.
"Memang ada beberapa penolakan dari orang tua terhadap kegiatan vaksinasi polio di Kota Surabaya. Hal ini dinilai wajar karena selalu terjadi pada setiap kegiatan imunisasi rutin maupun insidentil," ujarnya.
Sementara itu meski ada KIPI, tidak menjadi hambatan bagi dinkes untuk melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Baik melalui edukasi KIE, media sosial, flyer, poster, pemutaran video dan dalam bentuk greeting wali kota di tempat-tempat strategis, agar dapat meminimalisir hambatan.
Dia mengaku virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran atau tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. Lalu virus akan berkembangbiak di dalam saluran pencernaan.
Polio dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap. Risiko menjadi semakin besar jika kondisi sanitasi tidak baik, misalnya masih ada perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Satu dari setiap 200 orang yang terinfeksi virus polio mengalami kelumpuhan permanen, biasanya di kaki. Tidak ada obat untuk polio, penyakit Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio tetes dan polio suntik lengkap, serta sanitasi lingkungan yang baik.
"Apabila anak belum mendapat imunisasi, maka segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Imunisasi polio aman dan efektif. Penggunaannya disetujui dan diawasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah digunakan sejak tahun 1980-an di Indonesia," pungkasnya.
(esw/fat)