KH Abdul Syakur Yasin (Buya Syakur) wafat pada Rabu (17/1/2024) dini hari. Buya Syakur dikenal sebagai ulama yang memiliki kecerdasan intelektual dengan pemikiran rasional.
Kecerdasan intelektual Buya Syakur diakui Presiden Indonesia keempat, KH Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur. Dalam skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul Khalwat dan Kecerdasan Spiritual Perspektif Abdul Syakur Yasin (Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu) yang disusun Nadya Surya Wulandari, diterangkan bahwa Buya Syakur pernah mengenang pengakuan Gus Dur tentang dirinya, dalam sebuah ceramah.
"Hanya ada tiga orang cendekiawan muslim di Indonesia ini yang bisa berpikir cerdas. Pertama ialah Pak Nurcholis Madjid, kedua Pak Quraish Shihab dan yang pasti Pak Syakur. Tapi, kalian tak mungkin tahu siapa Pak Syakur itu. Hanya saya yang tau beliau. Karena beliau tinggal di kampung terpencil nan jauh di sana," kata Buya Syakur menirukan ucapan Gus Dur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lain kesempatan, Gus Dur juga pernah memuji Buya Syakur. Gus Dur menyebutnya sebagai pemikir Islam yang sangat rasional. Menurutnya, dengan kecerdasan yang dimiliki, Buya Syakur dapat menyimpulkan permasalahan, serta memadukan dua permasalahan menjadi satu dengan tepat.
Buya Syakur disebut ulama yang memiliki kecerdasan intelektual dengan pemikiran rasional oleh Gus Dur. Sebab, pemikirannya penuh dengan kritik terhadap pemikiran keagamaan yang konservatif.
Buya Syakur juga memilih menjadi pemikir yang sistematis dan apa adanya tanpa menirukan cara berpikir orang lain. Karena menurutnya, pemikir yang masih meniru cara berpikir orang lain adalah orang yang tidak memiliki pendirian.
Cara berpikir Buya Syakur juga kadang disebut pemikir yang kontroversial dan mendapatkan kritik. Bahkan ia pernah dituduh sesat.
Keunikan pemikiran Buya Syakur lainnya adalah pemikir yang moderat dan plural, siap berbeda pendapat dan menerima perbedaan pendapat. Buya Syakur juga pemikir
Islam yang menentang kelompok yang mudah mengharamkan, memvonis orang lain masuk neraka. Sebab perilaku tersebut sudah mendahului hak prerogatif Allah SWT.
Baca juga: Biografi KH Hasyim Asy'ari |
Yang membedakan Buya Syakur dengan tokoh pemikir lainnya adalah lebih senang hidup di perkampungan dan menghindar dari perkotaan. Itu yang menjadi sebab Buya Syakur tidak dikenal publik di skala nasional seperti teman-temannya, Gus Dur, Cak Nur dan Qurash Shihab.
Akan tetapi, bukan berarti Buya Syakur pemikir yang tertutup. Justru Buya Syakur adalah pemikir yang sangat terbuka atas pemikiranya.
Buya Syakur juga seorang sastrawan. Sudah banyak buku puisi yang ditulis langsung olehnya.
"Jadi bidang saya memang itu (sastra). Tapi saya di sini lebih dikenal sebagai kiai, karena masyarakat selalu bertanya 'hukumnya apa'. Jadi yang menjadikan saya kiai ya masyarakat juga," kata Buya Syakur.
Mengenal Buya Syakur:
- Nama lengkap: Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, MA.
- Nama lain: Buya Syakur
- Tanggal lahir: 2 Februari 1948
- Tempat lahir: Indramayu, Jawa Barat
- Tanggal wafat: 17 Januari 2024
- Tempat wafat: Cirebon
- Dikenal sebagai: Ulama dan pengajar
- Ponpes: Pondok Pesantren Cadangpinggan
![]() |
Buya Syakur wafat pada Rabu (17/1/2024) di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon. Kepada detikJabar, Kepala Pondok Cadangpinggan, Miftahul Jannah menjelaskan pada beberapa pekan lalu, kondisi kesehatan Buya Syakur sempat turun hingga dilarikan ke RS Mitra Plumbon.
Kesehatan Buya kembali stabil setelah kritis selama dua hari. Cendekiawan muslim itu juga sempat menjalani perawatan selama dua pekan sebelum wafat.
"Dua Minggu berikutnya ternyata ngedrop lagi dan hari Rabu pagi jam 01.22 WIB tepatnya beliau mengembuskan napas terakhir," kata Miftahul ditemui di rumah duka, Rabu (17/1/2024).
Dijelaskan Miftahul, Buya sebelumnya mengeluhkan sakit asam lambung. Bahkan kesakitan itu kemudian menjalar ke organ lainnya.
"Sakitnya sih awalnya asam lambung ya, cuma ya menjalar ya ke jantung terakhir saya juga kurang pasti belum tahu keterangan dari dokter itu serangan jantung atau paru-paru gitu, kurang begitu tahu lah," tutupnya.
(sun/dte)